harapanrakyat.com,- Abrasi di wilayah pesisir Batukaras, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat semakin mengkhawatirkan. Kondisi darurat membuat tempat pendaratan perahu nelayan Batukaras kini sudah sampai ke badan jalan, sementara bangunan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) pun terendam dan terhalang tumpukan batu.
Tokoh nelayan Batukaras, Ade Rukanda, mengatakan, pembangunan kolam labuh atau dermaga sudah sangat mendesak agar nelayan dapat menambatkan perahu dengan aman dan bisa melaut kapan saja. Saat ini, nelayan hanya dapat memberangkatkan kapal ketika ombak besar agar perahu bisa terdorong ke air.
“Setiap tahun abrasi terjadi dan semakin parah. Diperkirakan Juni 2026, saat angin timur datang, abrasi akan semakin hebat. Jalan yang dibangun Provinsi bisa habis terendam, termasuk jembatan penghubung Nusawiru-Batukaras bisa ikut terdampak,” kata Ade Rukanda, Senin (24/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa jika dermaga terbangun, kapal-kapal besar dari Cilacap, Pelabuhan Ratu, dan daerah lain bisa bersandar di Batukaras, sehingga hasil tangkapannya dapat dijual langsung di sana.
“Sekarang saja, dengan kapal tradisional nilai ekonomi mencapai Rp17 miliar per tahun. Jika dermaga terbangun, potensi bisa mencapai Rp30-50 miliar per tahun,” ujarnya.
Dengan adanya dermaga, katanya, nelayan juga bisa mengoperasikan kapal 10-20 GT. Saat ini bantuan kapal besar tidak dapat digunakan karena tidak ada tempat sandar.
“Potensi ikan seperti layur, tongkol, tenggiri sangat banyak. Sayangnya, yang menikmati justru nelayan luar daerah karena kapal mereka lebih besar, sementara nelayan kami masih pakai kapal kecil 2 GT,” jelasnya.
Gubernur Jabar Diminta Segera Ambil Keputusan terkait Pembangunan Dermaga untuk Nelayan Batukaras Pangandaran
Ade berharap Gubernur Jawa Barat segera mengeluarkan keputusan pembangunan kolam labuh. “DED, FS dan dokumen lainnya sudah lengkap sejak 2021. Kami hanya menunggu keputusan Gubernur,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Rukun Nelayan Batukaras Ujang Warman juga meminta Pemprov mempercepat pembangunan dermaga. Ia mengatakan abrasi yang semakin parah sudah mengganggu aktivitas nelayan hingga pariwisata.
“Kami mohon perhatian Pak Gubernur. Per hari kami menjual ikan 2-3 ton, dan setahun bisa mencapai Rp17 miliar. Usulan sejak 2014 belum terealisasi, padahal ini kewenangan provinsi,” kata Ujang.
Baca Juga: Penampakan Megah Jembatan Sodongkopo Pangandaran yang Sudah Terhubung
Menurutnya, jika abrasi dibiarkan, aktivitas wisata di Batukaras akan terganggu karena perahu-perahu naik ke jalan dan menghambat lalu lintas. “Pelabuhan dan penahan ombak sangat dibutuhkan. Mohon percepat pembangunan,” pungkasnya. (Madlani/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

1 day ago
11

















































