harapanrakyat.com,- Akademi yang juga inovator Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat, Aino Sukirno, memastikan bahan bakar minyak (BBM) hasil inovasi pengolahan sampah plastik menggunakan mesin pirolisis bisa digunakan.
Aino mengatakan, BBM dari limbah plastik yang dihasilkan melalui proses mesin pirolisis yang ia sebut berupa solar dan pertalite, bisa digunakan untuk mengoperasikan mesin.
Pihaknya sudah melakukan uji coba menggunakan BBM hasil inovasi pengolahan sampah plastik untuk mengoperasikan mesin pencacah plastik. Hasilnya, mesin tersebut bisa beroperasi.
“Kami sudah uji coba untuk mesin pencacah plastik, dan sudah bisa nyala. Harapan ke depan akan kita aplikasikan untuk mesin traktor,” terang Aino kepada wartawan, Rabu (3/12/2025).
Ia menyebutkan, BBM dari hasil inovasi pengolahan limbah plastik dapat menjadi peluang ekonomi bagi pemerintah desa (PADes) jika dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan.
BBM Hasil Inovasi Pengolahan Sampah Plastik di Kujangsari Kota Banjar Bukan untuk Komersil
Namun begitu, lanjut Aino, terkait apakah BBM berupa solar dan pertalite dari limbah plastik tersebut bisa dikomersilkan. Hal itu tergantung dari regulasi yang mengaturnya.
“Tergantung regulasi yang mengaturnya, dan itu kewenangan pemerintah. Kami hanya membuat inovasi, tapi untuk internal kebutuhan sendiri bisa digunakan,” katanya.
Kepala Desa Kujangsari, Ahmad Mujahid mengatakan, untuk sementara ini BBM hasil produksi pemanfaatan limbah plastik hanya untuk kebutuhan konsumsi sendiri.
Pihaknya belum bisa mensosialisasikan kepada masyarakat, karena perlu diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui dampaknya bagi mesin yang digunakan.
Baca Juga: Inovasi Desa Kujangsari Kota Banjar Ubah Sampah Plastik Jadi BBM
Pihaknya akan berupaya melakukan uji laboratorium terhadap kualitas BBM dari hasil inovasi pengolahan sampah plastik tersebut agar memenuhi standar kualitas.
Ia pun menegaskan bahwa tujuan utama inovasi tersebut lebih kepada misi lingkungan untuk penanganan limbah plastik, bukan untuk komersial. “Sementara hanya buat kami sendiri karena masih perlu uji laboratorium ya. Jangan sampai nanti kita gunakan, tapi malah mesin jadi rusak, itu yang kami khawatirkan,” pungkas Ahmad Mujahid. (Muhlisin/R3/HR-Online/Editor: Eva)

1 day ago
11

















































