Cegah Risiko Rembesan Air Lebih Besar, Pemkab Sumedang Percepat Penanganan Bendung Cihamerang

5 days ago 21

harapanrakyat.com,- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang, Jawa Barat, mempercepat langkah penanganan kondisi Bendung Cihamerang setelah muncul dugaan adanya rongga tanah, dan rembesan air. Serta potensi pergerakan tanah yang dapat mengancam struktur jalan tol sekaligus pemukiman warga sekitar.

Bupati Sumedang, H. Dony Ahmad Munir, bersama jajaran Forkopimda dan sejumlah instansi teknis, termasuk BPJN, BBWS, CKJT, PUTR Jabar, serta pihak kontraktor, melakukan peninjauan lapangan, dan melanjutkannya dengan rapat koordinasi di Pusat Pemerintahan Sumedang, Senin (8/11/2025).

Dony mengatakan, hingga saat ini kondisi bawah permukaan bendungan belum dapat dipastikan. Karena belum ada pemeriksaan langsung oleh ahli geoteknik.

Ia pun menegaskan, potensi terbentuknya rongga baru akibat aliran air perlu diantisipasi sejak dini. “Air bisa terus mencari celah dan memperbesar rongga. Ini yang harus kita hindari,” katanya.

Baca Juga: Pasca Longsor di KM 177 Tol Cisumdawu Sumedang, Arus Lalu Lintas Tetap Jalan Satu Lajur 

Penanganan Bendung Cihamerang di Sumedang

Selain potensi masalah teknis di bendung, kawasan permukiman yang berada di bagian atas juga mulai menunjukkan tanda kerawanan longsor. Pemerintah daerah menegaskan, seluruh langkah penanganan dilakukan secara terukur dan mengedepankan keselamatan warga. “Tujuan utama kami bukan hanya memperbaiki bendungannya, tetapi melindungi masyarakat sekitar lokasi,” tegasnya.

Dony menekankan penanganan Bendung Cihamerang tidak bisa oleh satu instansi saja. Kolaborasi antara pemerintah daerah, balai teknis, ahli geoteknik, hingga pengelola jalan tol menjadi kunci agar risiko dapat teratasi sebelum berdampak lebih besar.

“Ini kerja bersama. Pemda, ahli geoteknik, Balai Besar, dan pengelola jalan tol, semuanya harus bergerak. Karena kita tidak ingin terjadi bencana yang lebih besar akibat terlambat bertindak,” tandas Dony.

Sementara itu, Kepala Dinas PUTR Sumedang, Andri Indra melaporkan akses menuju lokasi bendungan mulai dibuka pertengahan Oktober lalu. Pembukaan akses penting supaya alat berat dan pompa bisa masuk ke titik-titik penanganan.

Dalam rapat koordinasi disepakati bahwa tahap awal penanganan Bendung Cihamerang adalah pengeringan secara bertahap menggunakan pompa dengan kapasitas 500 liter per detik. Meski demikian, Andri menekankan proses menurunkan volume air tidak boleh tergesa-gesa.

“Jika air diturunkan terlalu cepat, justru ada risiko tanah runtuh. Karena itu, uji permeabilitas dan analisis laju penurunan air oleh ahli sangat penting,” jelasnya.

Andri menyebutkan, dengan kapasitas pompa yang direncanakan, estimasi waktu pengeringan mencapai 16 hari. Hal itu karena bergantung pada cuaca dan keberadaan sumber mata air aktif.

Sejumlah Kendala yang Muncul

Sejumlah kendala muncul selama pembukaan akses menuju Bendung Cihamerang. Mulai dari curah hujan tinggi, kondisi tanah yang labil, hingga terjadinya sinkhole berdiameter dua meter di jalur teknis. Meski sudah tutup sementara, area tersebut masih memerlukan stabilisasi lanjutan.

Selain itu, aliran dari struktur spillway lama masih berfungsi. Sehingga tim teknis perlu menyesuaikan metode penanganan Bendung Cihamerang agar aliran tersebut tidak memperlebar rongga tanah.

Baca Juga: BMKG Sebut Sumedang Salah Satu Wilayah Sambaran Petir Tertinggi di Jabar Sepanjang November 2025

Kemungkinannya pompa tersebut mulai dioperasikan dalam waktu beberapa hari ke depan. Tepatnya setelah proses penyiapan akses, pemasangan plat baja sebagai alas alat. Serta stabilisasi tanah dinyatakan aman.

Tim ahli akan terus melakukan kajian teknis terkait kekuatan tanah, arah pergerakan air bawah permukaan. Hingga potensi dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan infrastruktur sekitar. (Aang/R3/HR-Online/Editor: Eva)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |