Ciri ciri babi rusa menjadi topik penting ketika membahas salah satu fauna endemik Indonesia yang unik dan langka. Hewan yang hanya ada di Sulawesi dan beberapa pulau sekitarnya ini terkenal lantaran memiliki karakter morfologi sangat berbeda dari babi hutan pada umumnya. Keunikan inilah yang membuatnya menarik untuk dikaji lebih dalam melalui informasi ilmiah dan data faktual.
Baca Juga: Perbedaan Anjing dan Serigala, Serupa tapi Tidak Sama
Ciri Ciri Babi Rusa, Begini Asal Usul dan Persebarannya
Babi rusa memiliki nama latin Babyrousa babyrussa Linnaeus. Binatang ini merupakan hewan liar khas hutan tropis Indonesia. Persebarannya terbatas di Sulawesi, Kepulauan Togian, Sula, dan Buru sehingga termasuk dalam kategori satwa endemik.
Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan koleksi flora dan fauna terbanyak di dunia. Salah satu spesies langka yang termasuk di dalamnya adalah babi rusa. Populasinya terus menurun sehingga memerlukan upaya konservasi yang serius.
Secara ilmiah, babi rusa termasuk dalam Kingdom Animalia dan Filum Chordata. Kelasnya adalah Mammalia dengan Ordo Artiodactyla serta Famili Suidae. Genusnya Babyrousa dengan beberapa spesies seperti Babyrousa babyrussa, Babyrousa celebensis, dan Babyrousa togeanensis yang klasifikasinya masih dalam pengkajian ulang.
Habitat babi rusa berada di hutan hujan dataran rendah yang dominan dengan sungai, rawa, dan sumber air. Hewan ini sangat bergantung pada kawasan hutan primer serta area yang menyediakan kubangan. Perubahan ekosistem hutan menjadi pertanian menjadi salah satu penyebab utama berkurangnya keberadaan hewan unik ini.
Morfologi Tubuh yang Unik
Ciri ciri babi rusa bagian tubuhnya sangat mudah dikenali karena anatominya berbeda dari babi liar lain di dunia. Tubuhnya relatif ramping, berkaki panjang, bahkan hampir tidak memiliki rambut kecuali di sepanjang tulang belakang serta bagian ujung ekor. Kulitnya tebal, keras, dan berwarna abu-abu kecoklatan dengan tekstur kasar.
Salah satu ciri khas paling menonjol pada pejantan adalah taring atas (caninus) yang menembus moncong lalu melengkung ke belakang mendekati dahi. Taring ini bisa mencapai panjang hingga 30 cm dan terus tumbuh sepanjang hidupnya. Pada betina, ukuran taring jauh lebih pendek atau bahkan tidak tumbuh mencolok sama sekali, sehingga mudah membedakan jantan dan betina dari kejauhan.
Baca Juga: Benarkan Cara Katak Minum Air Lewat Mata dan Kulit, Ini Penjelasannya
Pola Makan dan Perilaku Harian
Babi rusa termasuk hewan omnivora dengan kecenderungan frugivora atau pemakan buah. Makanan utamanya berupa buah hutan, umbi-umbian seperti kilo dan tunas globa, hingga rebung yang sering ditemukannya di area lembap. Mereka juga sesekali memakan rumput, daun, atau mencari larva kecil di batang pohon yang membusuk.
Perilaku harian hewan ini cenderung aktif baik pada siang maupun malam hari, meski lebih sering terlihat di sekitar sumber air. Kebiasaan berkubang dilakukan untuk menjaga suhu tubuh, mengurangi lumpur, dan menghilangkan kutu. Setelah berkubang, babi rusa biasanya menggesekkan tubuhnya pada akar atau batang pohon untuk membersihkan kulit.
Struktur Sosial dan Reproduksi
Ciri ciri babi rusa dari struktur sosialnya, kelompok hewan ini dipimpin oleh betina yang menjaga anak-anaknya. Pejantan dewasa lebih sering hidup soliter dan hanya bergabung pada musim kawin. Sistem matriarkal ini membantu betina membentuk koloni yang lebih aman dari ancaman predator.
Babi rusa memasuki masa dewasa pada usia 5 hingga 10 bulan dan dapat hidup hingga 23 atau 24 tahun. Dalam satu kali reproduksi, induk betina biasanya melahirkan satu hingga dua anak dengan berat rata-rata sekitar 0,7 kilogram. Reproduksi rendah inilah yang membuat populasinya sulit meningkat secara alami.
Status Konservasi dan Upaya Perlindungan
Ciri ciri babi rusa sering dikaitkan dengan statusnya sebagai satwa dilindungi yang sangat rentan mengalami kepunahan. Berdasarkan Permen LHK Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018, semua spesies Babyrousa termasuk hewan yang dilarang ditangkap, diperdagangkan, atau dibunuh. Perlindungan ini semakin kuat berkat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati.
International Union for Conservation of Nature (IUCN) juga memberikan status Rentan hingga Terancam Punah pada spesies babi rusa. Ancaman utama yang terus berlangsung meliputi perburuan liar untuk konsumsi daging dan fragmentasi hutan akibat alih fungsi lahan. Upaya konservasi dilakukan melalui perlindungan habitat, penangkaran terbatas, serta edukasi publik untuk mengurangi permintaan pasar.
Kesadaran masyarakat terhadap keberadaan babi rusa sangat penting karena satwa ini berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan tropis. Perlindungan berkelanjutan menjadi langkah kunci agar interaksi antara manusia dan alam tetap seimbang. Setiap dukungan terhadap konservasi akan membantu melestarikan hewan unik ini untuk generasi mendatang.
Baca Juga: Berbahaya, Berikut Jenis Ular Viper Paling Mematikan di Dunia
Pada akhirnya, ciri ciri babi rusa tidak hanya menarik secara ilmiah, tetapi juga menunjukkan betapa kayanya biodiversitas Indonesia. Kelestarian spesies ini menjadi tanggung jawab bersama melalui pelestarian habitat, edukasi lingkungan, dan penghentian aktivitas perburuan. Pengetahuan mengenai ciri ciri babi rusa membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga hewan endemik yang semakin langka ini. (R10/HR-Online)

17 hours ago
9

















































