Gatal Karena Alergi Air Hujan, Begini Penjelasannya

3 hours ago 2

Alergi air hujan menjadi kondisi yang sering kali membingungkan. Hal ini karena air hujan biasanya bersih dan menyegarkan. Akan tetapi, pada kenyataannya air hujan bisa mengandung berbagai bahan asing dari atmosfer seperti debu, serbuk sari, polutan, dan mikroba. Ketika bahan-bahan ini bersentuhan dengan kulit, maka beberapa orang bisa mengalami reaksi alergi

Baca Juga: Cara Mengatasi Gatal-gatal Alergi, Jenis dan Mencegahnya

Gejala Alergi Air Hujan 

Alergi ini umumnya muncul dari tanda-tanda seperti rasa gatal, ruam merah, bengkak, dan rasa perih di kulit. Reaksi ini bisa terjadi dalam waktu beberapa menit hingga beberapa jam usai terkena air hujan. 

Tingkat keparahan gejala sangat tergantung pada seberapa sensitif kulit seseorang dan juga situasi lingkungan saat terjadinya hujan. Meski begitu, masih banyak orang salah paham dengan fenomena ini. Mereka menganggap sebagai alergi terhadap air itu sendiri, bukan air hujan. 

Nah, secara medis, reaksi ini lebih tepat jika dihubungkan dengan bahan kotoran yang terkandung di dalam air hujan, bukan air itu sendiri. Memahami dengan tepat penyebab alergi menjadi langkah pertama guna mencegah dan mengatasi masalah ini. 

Penyebab dan Faktor Risiko 

Penyebab alergi air hujan itu karena polutan yang ada di udara, kemudian bercampur dengan air hujan itu sendiri. Gas dari kendaraan, asap pabrik, serta partikel logam berat bisa ikut jatuh ke bumi saat hujan turun. Ketika air hujan menyentuh kulit, maka campuran zat tersebut dapat menimbulkan reaksi imun berlebihan. 

Baca Juga: Alergi Kulit pada Bayi dan Anak-anak, Ini Solusi Alaminya

Seseorang yang memiliki kulit sensitif, eksim, atau alergi lain akan punya risiko lebih tinggi mengalami alergi terhadap air hujan. Selain itu, kulit yang kurang tahan akan lebih mudah mengalami iritasi dan peradangan setelah terkena air hujan. Misalnya seperti daerah perkotaan dengan polusi tinggi juga sangat berkontribusi pada peningkatan risiko reaksi alergi ini. 

Selain itu, cuaca ekstrem dapat mengubah kandungan air hujan. Pada awal musim hujan, polutan di udara sering kali lebih banyak karena lama tidak turun hujan. Situasi ini membuat kemungkinan alergi lebih besar ketika terkena hujan di awal musim daripada hujan yang turun secara rutin. 

Langkah Mengurangi Efek Alergi Terhadap Air Hujan 

Nah, untuk mengurangi efek alergi, maka penting menghindari kontak langsung dengan air hujan. Terutama selama hujan ringan di area yang penuh polusi. Selain itu, menggunakan pakaian pelindung seperti jas hujan atau payung membantu mengurangi paparan pada kulit. 

Perawatan kulit setelah terkena hujan juga sangat penting. Misalnya saja, mencuci tubuh dengan air bersih dan sabun lembut dapat membantu menghilangkan polutan yang mungkin menempel. Bisa juga menggunakan pelembap setelah mandi. Ini dapat membantu menjaga lapisan pelindung kulit agar tetap sehat. 

Sementara itu, bagi orang yang sering mengalami gejala alerginya, berkonsultasi dengan dokter adalah langkah tepat. Perawatan medis seperti pengambilan antihistamin atau menggunakan salep dapat membantu mengatasi reaksi alergi. Pencegahan yang dilakukan secara teratur akan membantu menjaga kondisi kulit dan kenyamanan dalam jangka panjang. 

Baca Juga: Pantangan Makanan Alergi Dingin, Mulai dari Keju hingga Kacang

Alergi air hujan adalah masalah nyata yang pengaruhnya muncul dari banyak faktor lingkungan dan kondisi kulit seseorang. Adanya pemahaman yang baik tentang penyebab, gejala, dan cara pencegahan, maka risiko reaksi alergi dapat diminimalkan. Jika memberikan perhatian yang cukup terhadap kesehatan kulit dan lingkungan di sekitar, dampak alergi air hujan dapat seseorang atasi dengan lebih baik. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |