Roman Space Telescope NASA jadwalnya akan meluncur sekitar tahun 2027 mendatang. Kabarnya, teleskop ini menyematkan desain dengan adanya bidang pandang setidaknya 100 kali jauh lebih besar daripada teleskop Hubble. Teleskop ini akan punya potensi guna mendokumentasikan cahaya-cahaya yang ada. Itu tentunya lebih dari satu miliar galaksi selama masanya berlangsung.
Baca Juga: Tabrakan Bumi dan Theia, Disinyalir Jadi Pemicu Terbentuknya Bulan
NASA berencana akan mengombinasikannya dengan teknologi kemampuan perekam selang waktu. Adanya hal itu, Roman digadang-gadang bisa membantu peneliti guna memahami dari exoplanet, sifat dark matter, juga astrofisika inframerah.
Studi Khusus Tentang Perkiraan Tugas Roman Space Telescope NASA
Tak sampai itu saja, rupanya pada tanggal 15 Juli lalu tepatnya di The Astrophysics Journal, Roman perkiraannya punya tugas signifikan. Adapun seperti bisa menangkap 100.000 ledakan dari langit semasa hidupnya. Nah, ledakan ini dapat mencakup banyak hal. Mulai dari ledakan Supernova sampai dengan hungry black holes.
Meski begitu, ternyata para astrofisikawan punya teori kalau Roman Space Telescope NASA bisa melakukan tugas lainnya. Itu seperti menemukan bukti dari bintang pertama di alam semesta yang sebelumnya pernah terbentuk.
Tambang Emas Galaksi
Benjamin Rose, seorang fisikawan dari Universitas Baylor mengatakan bahwa ada beberapa survei yang akan menjadi tambang emas. Hal tersebut meliputi tentang cara menjelajahi energi yang gelap, mendeteksi bintang sekarat, atau mengetahui pusat galaksi. Bahkan jika mungkin dapat mencari hal-hal yang memang sebelumnya tak pernah manusia lihat.
Rose dan timnya berhasil mendapatkan perkiraan waktu mereka usai melakukan simulasi survei tentang komunitas inti domain Roman Space Telescope NASA. Survei dari teleskop luar angkasa ini mereka buat guna memeriksa satu area besar. Adapun area itu dari alam semesta sekitar setiap lima hari selama dua tahun. Para ilmuwan akan mengumpulkan semua potongan tersebut menjadi semacam film tentang kosmos. Lalu mencatat setiap tipe ledakan energi yang mereka temukan.
Baca Juga: Ketahui Penemu Planet Pluto dan Sejarahnya
Rebekah Hounsell turut menjelaskan. Ia mengatakan tentang cara cahaya dari suatu objek yang berubah seiring bergantinya waktu serta membaginya jadi spektrum. Dari hal itu, warna individual yang punya pola akan mengungkap informasi mengenai objek yang memancarkan cahaya. Nah, dengan menggunakan Roman Space Telescope NASA, maka manusia bisa membedakan seluruh jenis kilatnya yang berbeda.
Kilas Balik ke Masa Lalu
Sebagian besar peristiwa mungkin berupa jenis bintang yang meledak atau menjadi nova. Teleskop dalam survei ini dirancang khusus untuk menemukan jenis ledakan bintang yang terbilang jarang terjadi. Hal itu disebut supernova Tipe Ia. Pos-pos dengan jarak kosmik ini membantu para ilmuwan dalam mengukur jarak di ruang angkasa. Mereka juga menganalisis laju pertumbuhan alam semesta.
Misalnya seperti yang dijelaskan oleh NASA bahwa mengetahui bagaimana kecepatan ekspansi berubah sepanjang waktu. Hal itu bisa menjadi penting bagi para astronom dalam memahami perilaku materi gelap. Berdasarkan simulasi dari penelitian ini, para peneliti Roman Space Telescope NASA akan menemukan sekitar 27.000 supernova Tipe Ia. Angka tersebut lebih dari 10 kali lipat daripada total yang mereka peroleh dari semua survei sebelumnya.
Lebih dari itu, melihat ke dalam ke ruang angkasa berarti Roman akan menelusuri sejarah yang lebih jauh. Tentu saja beda dari teleskop sebelumnya. Mayoritas supernova yang telah ilmuwan identifikasi selama ini terjadi dalam rentang waktu 8 miliar tahun terakhir. Ada perkiraan kalau Teleskop Roman akan memperluas rentang waktu tersebut hingga lebih dari 10 miliar tahun yang lalu. Bahkan kemungkinan besarnya bisa mencapai 11,5 miliar tahun.
Selain itu, simulasi data dari tim Rose bukan hanya untuk penelitian mereka sendiri. Hounsell menyatakan kalau peneliti lain bisa memanfaatkan simulasi tersebut guna menciptakan algoritma pembelajaran mereka. Dari situ, maka bisa menelusuri kumpulan data Roman yang sangat besar untuk keperluan penelitian mereka sendiri.
Menemukan Kilonova
Salah satu fenomena yang mungkin terjadi ialah kilonova ganda. Ini merupakan ledakan sangat kuat ketika sebuah bintang neutron bertabrakan dengan bintang neutron lainnya. Astronom juga berpendapat bahwa kilonova bisa terjadi saat bintang neutron menabrak lubang hitam.
Baru-baru ini peneliti telah secara resmi mendokumentasikan satu kejadian seperti itu. Akan tetapi, para penulis studi percaya kalau teleskop Roman Space Telescope NASA mampu mendeteksi lima kejadian lain yang serupa.
Temuan yang diharapkan ini baru permulaan dari apa yang bisa diwujudkan oleh Roman. Kendati demikian, sebelum itu terjadi, para insinyur perlu menyelesaikan pembuatan teleskop. Lalu mereka akan meluncurkannya ke orbit. Saat ini, peluncuran direncanakan paling lambat pada Mei 2027.
Baca Juga: Penelitian Tentang Inti Bulan yang Padat Seperti Besi
Dari penjelasan tersebut, besar harapan bahwa Roman Space Telescope NASA bisa benar-benar mengambil banyak data di ruang angkasa. Kemampuan lebih jauh tentang Roman Space Telescope NASA sudah dipublikasikan pada The Astrophysical Journal. (R10/HR-Online)

16 hours ago
7

















































