harapanrakyat.com,- Longsor tebing yang terjadi di Kecamatan Singajaya, Garut, Jawa Barat, kian mengancam keselamatan belasan rumah warga. Peristiwa ini, yang terjadi pada Rabu (10/12/2025), memaksa masyarakat sekitar untuk mengungsi secara mandiri demi menghindari potensi ancaman longsor susulan. Selain itu, material tanah juga memutuskan akses jalan penghubung antar kampung.
Tebing sepanjang ratusan meter di Desa Girimukti, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, ambruk setelah diterjang hujan deras. Tercatat ada 11 rumah warga yang sangat berdekatan dengan area tebing yang saat ini terdampak dan terancam longsor susulan.
Sebelas rumah yang terancam tersebut terbagi di dua lokasi, sembilan rumah berada di Kampung Cikatahaji (di atas area longsor) dan sisanya berada di Kampung Gandasoli. Meskipun tidak ada rumah yang tertimpa reruntuhan dalam insiden ini, longsor dilaporkan merusak 2 hektar lahan persawahan.
Baca juga: Aset Daerah Diperkuat, Layanan Publik di Jawa Barat Siap Melesat
Selain itu, jalan penghubung antar kampung tertutup total oleh material tanah, sehingga warga harus mencari jalur alternatif untuk kebutuhan sehari-hari.
Ancaman Longsor Tebing di Singajaya
Ketua RW setempat, Hidayat, membenarkan data tersebut. Ia menyebut, dampak bencana mencakup sembilan rumah di bagian atas dan tiga rumah di bagian bawah. “Kemudian, terputusnya jalan penghubung antara Gandasoli, termasuk ada sawah 2 hektar. Baru ada satu rumah yang dievakuasi, sisanya menunggu dari Pemerintah untuk bantuannya,” kata Hidayat di lokasi, Rabu (10/12/2025).
Warga yang terdampak bencana mengaku bahwa dalam kurun waktu 1 bulan terakhir, sudah terjadi tiga kali longsor susulan. Namun, yang paling parah terjadi pada sore hari sebelumnya, saat hujan deras melanda. Warga yang berada di dekat tebing longsoran berharap Pemerintah segera merelokasi perkampungan mereka yang selalu dihantui ancaman longsor susulan.
“Dalam kurun waktu satu bulan, sudah tiga kali longsor, yang terparah kemarin. Banyak rumah di atas terancam, yang di atas itu ada sembilan rumah. Jalan tidak bisa diakses total, mobil dan motor tidak bisa melewati,” jelas Atikah, salah satu warga terdampak.
Ia menambahkan, warga selalu mengungsi setiap kali hujan turun. “Ya harapannya dipindah saja kalau ada dananya,” imbuhnya.
Selama menunggu kepastian relokasi, warga sekitar memilih untuk mengungsi mandiri apabila intensitas hujan tinggi mengguyur kawasan tersebut. Langkah ini diambil karena masyarakat sangat khawatir jika ancaman longsor susulan kembali terjadi dan membahayakan keselamatan jiwa mereka. (Pikpik/R6/HR-Online)

5 hours ago
3

















































