Membongkar Mitos Visual untuk Konten Kreator Pemula, Ini Hal yang Wajib Diprioritaskan 

1 hour ago 2

harapanrakyat.com,- Banyak konten kreator pemula terjebak dalam istilah mitos visual di era digital saat ini. Fenomena ini muncul karena mereka rela menghabiskan jutaan rupiah demi sebuah alat agar hasil videonya beresolusi tinggi. 

Siapa sangka, hal itu menjadi kendala sendiri bagi kreator pemula, terutama yang memiliki anggaran pas-pasan. Sehingga, niat mereka untuk berkarya di medsos menjadi terganggu. 

Padahal, salah satu elemen yang sangat penting dalam sebuah konten adalah kualitas audio. Sebab, penonton masih bisa memaafkan visual yang kurang baik dibanding dengan audio yang buruk. Artinya, prioritas utama adalah audio atau suara yang ada di dalam konten itu. 

Mitos Visual yang Salah Kaprah

Sebagai gambaran, ketika Anda menonton vlog perjalanan di platform YouTube, tetapi gambarnya sedikit goyang atau resolusinya hanya 720p akibat sinyal buruk sewaktu siaran langsung. 

Meski begitu, besar kemungkinan Anda akan tetap menonton siaran tersebut karena informasinya masih didengarkan oleh Anda. Lalu bagaimana jika sebaliknya? walaupun visual bagus namun suara bergema parah, ada suara kresek-kresek, dan ada suara hembusan angin, tentu saja respons audiens akan cepat meninggalkan konten tersebut. 

Baca juga: Tips Konsisten Upload Konten di Medsos tanpa Stres yang Jarang Diperhatikan Kreator Pemula

Meski ini bukan menjadi hukum utama yang tak tertulis, namun kenyataannya mata masih bisa memaafkan, berbeda dengan telinga. Apalagi saat ini banyak pengguna mengakses konten video bukan untuk dilihat, namun untuk mendengarkan seperti halnya musik, podcast, suara relaksasi dan lainnya yang menjadi teman mereka dalam beraktivitas. 

Berdasarkan penjelasan dari berbagai sumber, alasan psikologis di balik fenomena ini sangat sederhana, namun mendasar. Pola konsumsi media telah bergeser di zaman serba cepat ini. Penonton tidak lagi hanya menonton video, mereka kini mulai mendengarkan video. 

Hal itu terbukti saat ini banyak penonton YouTube atau TikTok sering menikmati konten secara pasif. Mereka memutar video sambil memasak, menyetir mobil, mengerjakan tugas, atau bersiap untuk tidur. 

Dalam situasi multitasking seperti ini, visual menjadi hal sekunder, sedangkan audio memegang peran utama. Karena itu, apabila narasi atau suara tidak jelas, kreator tidak akan bisa menyampaikan pesan, dan koneksi emosional dengan audiens akan putus seketika. 

Tak hanya itu, kualitas audio yang buruk dapat menciptakan kelelahan mental (listening fatigue) yang membuat penonton merasa kurang nyaman tanpa menyadari penyebabnya.

Kunci Audio Berkualitas untuk Kreator Pemula

Setelah mengetahui mitos visual dalam konten, lantas bagaimana cara memastikan kualitas audio bagi kreator pemula? Ada beberapa langkah praktis yang dapat Anda lakukan.

Pertama, investasi mikrofon eksternal. Mengandalkan mikrofon bawaan dari kamera atau perangkat HP sering terkendala dan kurang maksimal. Karena itu, Mikrofon jenis clip-on (lavalier) yang harganya ratusan ribu rupiah sekalipun mampu meningkatkan kualitas suara secara drastis dibandingkan memakai mikrofon internal.

Kedua, perhatikan jarak perekaman. Sebagaimana dalam hukum fisika soal suara itu sangat sederhana, yakni semakin dekat sumber suara dengan mikrofon, hasilnya semakin jernih dan semakin sedikit noise lingkungan yang masuk. 

Maka dari itu, kreator harus memastikan jarak yang ideal agar suara terdengar bulat dan jelas. Sehingga, saat mau merekam, pastikan semuanya sudah dalam keadaan siap dan aman.

Ketiga, kontrol lingkungan akustik. Ini menjadi sesuatu yang penting ketika Anda merekam di dalam ruangan. Adan perlu menghindari ruangan kosong yang banyak memantulkan suara (gema). Apabila merekam di luar ruangan untuk vlog, Anda wajib menggunakan windshield (bulu kucing) pada mikrofon. Alat ini berfungsi untuk meredam suara angin agar tidak merusak rekaman.

Dari penjelasan mitos visual di atas dan serta pengoptimalan perangkat audio, Anda bisa menambah referensi ketika akan maupun sudah terlanjur terjun di dunia digital. Apalagi algoritma platform media sosial juga akan memihak pada konten dengan kualitas suara terbaik. (Muhafid/R6/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |