Menelusuri Gua Maria Fatimah Sawer Rahmat di Cisantana Kuningan

6 hours ago 5

Gua Maria Fatimah Sawer Rahmat berada di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Tempat sakral ini berada di lereng timur kaki Gunung Ciremai. Lokasinya sendiri berada pada ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut. Tempat sakral tersebut memiliki sejarah panjang, sejak dirintis pada tahun 1988 silam.

Baca Juga: Masjid Syiarul Islam Kuningan, Pesona Masjid Ikonik di Jantung Kota

Jejak Sejarah Gua Maria Fatimah Sawer Rahmat

Konon katanya, Gua Maria Fatimah Kuningan dibangun atas dasar inisiatif warna setempat. Penduduk tersebut tinggal di sebuah bukit sebelah barat Desa Cisantana, yakni Bukit Totombok. Kini, gua menjadi tempat yang sangat keramat. Terkadang, gua juga berguna sebagai tempat khusus untuk melangsungkan prosesi keagamaan. 

Arti Penamaan Gua

Sebenarnya, nama Maria Fatimah pada gua terinspirasi oleh sebuah peristiwa yang terjadi di Fatima, Portugal sekitar tahun 1917. Di mana, waktu itu terdapat tiga anak kecil yang bisa melihat sosok Bunda Maria. Cerita ini begitu populer dan menjadi bagian penting dalam tradisi umat Katolik. 

Nama tersebut kemudian sengaja terpakai untuk menunjukkan kedekatan antara umat Katolik dengan Bunda Maria. Penamaannya sendiri dipercaya membawa rahmat dari Tuhan. 

Lebih lanjut, nama Sawer yang tersemat pada gua berasal dari Curug Sawer. Tempat ini adalah lokasi air terjun yang tidak jauh dari Gua Maria Fatimah. Air tersebut mengalir melewati area di sekitar gua. Terakhir, kata Rahmat pada gua melambangkan harapan umat agar berkat dan kasih Tuhan turun lewat perantara Bunda Maria. 

Awal Peresmian Gua Maria Fatimah

Gua Maria Fatimah Sawer Rahmat atau Gua Maria Kuningan merupakan salah satu tempat ziarah yang cukup sakral di wilayah Jawa Barat. Tempat ini memiliki sejarah yang cukup panjang, sejak perintisannya pada tahun 1988 silam. 

Dalam sejarahnya, kawasan Gua Maria Fatimah adalah sebuah hutan rimba. Kemudian, muncul seorang pastor berkebangsaan Belanda, yakni M Kuppens OSC. Saat itu, ia berencana membuat Gua Maria sebagai alternatif ziarah bagi warga setempat. Dengan demikian, warga tidak perlu pergi jauh ke wilayah Jawa Tengah untuk berziarah. 

Baca Juga: Sejarah Taman Makam Pahlawan Haurduni Kuningan

Uskup Bandung, Mgr Alexander Djajasiswaja Pr langsung menyetujui ide tersebut. Akhirnya, warga setempat mulai membangun Gua Maria selama dua tahun. Berakhir pada tanggal 21 Juli 1990, Kardinal Tomko dari Italia secara langsung meresmikannya. 

Hingga saat ini, Gua Maria Fatimah Sawer Rahmat jadi salah satu objek untuk mendukung kebutuhan berdoa dan berziarah bagi warga setempat. Seluruh umat boleh mengunjungi gua sakral ini, tak terbatas hanya umat Katolik semata. 

Kegiatan Rohani di Sekitar Gua

Ada beberapa kegiatan rohani yang bisa dilakukan di Gua Maria Fatimah Sawer Rahmat. Misalnya saja Jalan Salib dengan jalur yang sangat tenang, penuh dengan rimbunnya pepohonan. Ketika melangsungkan kegiatan ini, umat Katolik harus berhenti di setiap tempat pemujaan. Hal tersebut berlangsung dengan memanjatkan doa hingga sampai ke gua. 

Sebagai informasi, Jalan Salib melibatkan sekitar 16 pemberhentian. Setiap lokasi pemberhentian mengisahkan riwayat Yesus. Mulai dari saat dijatuhi hukuman hingga akhirnya dimakamkan. Tiap pemberhentian di jalan ini terdapat altar sebagai tempat untuk berdoa dan menyalakan lilin. 

Kemudian, ada pula area taman indah sebagai gambaran Taman Getsemani. Area ini merupakan tempat yang pas untuk duduk diam sambil merenung ataupun berdoa. Menurut kitab suci Kristen, Taman Getsemani merupakan tempat di mana Yesus Kristus ditangkap dan diadili, sebelum akhirnya disalib. 

Satu hal yang menarik, setiap malam Jumat Kliwon atau Jumat Agung, berlangsung acara Misa Suci di Gua Maria Fatimah. Rangkaian kegiatan ini bermula dengan prosesi upacara pembukaan di area Taman Getsemani. Kemudian, acara berlanjut dengan kisah sengsara melalui jalan salib. 

Berlanjut dengan penghormatan salib yang berlangsung di salib besar bukit. Kemudian, kegiatan tabur bunga di makam Yesus. Terakhir, diadakan kegiatan upacara komuni di Gua Maria. Biasanya, acara ini terbuka untuk umum, sehingga seluruh umat bisa menyaksikan prosesi sakral tersebut.  

Baca Juga: Ziarah dan Mengenang Kisah di Makam Arya Kemuning Kuningan

Sebagai informasi, Gua Maria Fatimah Sawer Rahmat terbuka untuk umum selama 24 jam penuh. Tidak ada tiket masuk untuk berkunjung, sama seperti kebanyakan Gua Maria lainnya. Setiap pengunjung bisa menuju ke Gua Maria Fatimah Sawer Rahmat dengan mengikuti petunjuk yang terpasang di Desa Cisantana. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |