Perbedaan warna asam dan basa sudah menjadi pembahasan pokok di pelajaran Sains kelas 11 SMA. Materi ini biasanya dikenalkan bersamaan dengan konsep larutan asam basa, pH dan penggunaan indikator. Namun, meskipun sering dipelajari, tidak sedikit siswa yang masih bingung membedakan keduanya.
Baca Juga: Indikator Alami Asam Basa untuk Menentukan pH Larutan
Padahal, proses pemahaman tersebut cukup sederhana. Apalagi jika sudah mengetahui prinsip dasarnya. Mari kita ulas lebih detail.
Perbedaan Warna Asam dan Basa Berdasarkan Jenis Indikatornya
Sebelum membahas lebih jauh mengenai perubahan warna, kita perlu paham dulu apa itu asam dan basa.
Secara kimia, asam adalah zat yang dapat melepaskan ion hidrogen (H⁺). Tepatnya ketika penguji melarutkan ke dalam air.
Asam umumnya memiliki rasa masam serta pH kurang dari 7. Contohnya adalah asam klorida (HCl) dan asam asetat (CH₃COOH).
Di sisi lain, basa merupakan zat yang dapat menghasilkan ion hidroksida (OH⁻) dalam larutan. Basa memiliki rasa pahit, terasa licin, serta memiliki pH lebih dari 7.
Contoh basa antara lain natrium hidroksida (NaOH) dan kalsium hidroksida (Ca(OH)₂). Perbedaan sifat kimia inilah yang menyebabkan asam dan basa memberikan respon warna yang berbeda saat pengujian.
Menariknya, perubahan warna tersebut tidak muncul begitu saja. Melainkan hasil dari reaksi kimia antara zat asam atau basa dengan indikator tertentu.
Baca Juga: Titrasi Asam Basa Larutan: Definisi, Hasil, dan Juga Kedua Jenisnya!
Dimana Setiap indikator memiliki karakteristik warna yang berbeda-beda ketika bereaksi dengan larutan asam maupun basa. Berikut jenis indikator yang penting dipahami agar tidak salah dalam menginterpretasikan hasil pengujian.
1. Kertas Lakmus
Opsi pertama yaitu kertas lakmus yang merupakan indikator paling umum dalam praktikum di sekolah. Selain murah, medianya juga praktis untuk melihat perbedaan warna asam dan basa. Kertas lakmus terbagi menjadi dua jenis, yaitu lakmus merah dan biru.
Pada larutan asam, kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah. Sedangkan kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah. Hal ini menunjukkan bahwa larutan tersebut bersifat asam.
Sebaliknya, pada larutan basa, kertas lakmus merah akan berubah menjadi biru. Di sisi lain, kertas lakmus biru tidak mengalami perubahan warna.
Jika suatu larutan tidak mengubah warna kedua kertas lakmus, maka zat tersebut bersifat netral, seperti air murni.
2. Indikator Alami
Selain media buatan seperti lakmus, terdapat juga indikator alami yang berasal dari tumbuhan. Pada indikator alami terdapat pigmen tertentu yang dapat berubah warna ketika bereaksi dengan asam atau basa.
Beberapa contoh indikator alami yang sering jadi bahan uji laboratorium adalah bunga sepatu, telang, kol ungu dan kunyit.
Misalnya, ekstrak kol ungu akan berwarna merah atau merah muda dalam larutan asam. Selanjutnya mereka berubah menjadi ungu pada larutan netral dan hijau kebiruan hingga kuning di larutan basa.
Sementara itu, kunyit akan tetap berwarna kuning pada larutan asam dan netral. Namun dapat langsung berubah menjadi merah kecoklatan ketika terkena larutan basa.
Penggunaan indikator alami ini sering penguji manfaatkan dalam percobaan sederhana. Apalagi bahan-bahannya mudah ditemukan di lingkungan sekitar.
3. Larutan Asam Basa
Media lain yang bisa kita gunakan dalam mengetahui perbedaan warna ini adalah larutan asam basa. Larutan indikator tersebut meliputi fenolftalein dan metil jingga.
Fenolftalein akan tetap tidak berwarna dalam larutan asam, tetapi berubah menjadi merah muda pada larutan basa. Sebaliknya, metil jingga akan berwarna merah dalam larutan asam dan kuning dalam larutan basa.
Bromtimol Blue (BTB) juga sering penguji gunakan sebagai indikator asam basa. BTB berwarna kuning pada larutan asam. Sementara itu, warnanya berubah hijau pada larutan netral. Sedangkan ketika terkena larutan basa berubah menjadi kebiruan.
Baca Juga: Kesetimbangan Asam Basa dalam Kimia Dasar
Jadi, perbedaan warna yang muncul oleh berbagai indikator akan membantu dalam menentukan sifat asam dan basa suatu larutan secara akurat. Setiap indikator, baik kertas lakmus, media alami, maupun larutan, memiliki karakteristik perbedaan warna asam dan basa yang unik. Oleh karena itu, pemahaman tentang jenis indikator dan cara kerjanya harus cermat agar tidak keliru dalam mengidentifikasi sifat zat. Mengingat sedikit saja kekeliruan bisa berdampak serius pada aplikasinya. (R10/HR-Online)

6 hours ago
4

















































