Situs Megalitik Bojongmangu Karawang merupakan warisan budaya bangasa yang penting untuk terus dijaga. Tempat bersejarah ini resmi menjadi cagar budaya, usai tim ahli Cagar Budaya Karawang meresmikannya pada Senin, 26 Juni 2024 lalu. Lantas, bagaimanakah sejarah Situs Megalitik Bojongmangu bisa ditetapkan menjadi cagar budaya? Berikut pembahasan lengkapnya.
Baca Juga: Menelisik Sejarah Petilasan Jaka Tingkir Karawang dan Kisah Kesaktiannya
Mengungkap Jejak Peradaban di Situs Megalitik Bojongmangu Karawang
Dharma, salah satu tim Ahli Cagar Budaya Karawang menyebutkan bahwa Situs Megalitik Bojongmangu terkenal sebagai sebuah makam. Area ini merupakan tempat penting yang menjadi Makom Raden Anom Wirasuta. Namun, setelah resmi menjadi cagar budaya, tim ahli kemudian menamainya menjadi Situs Megalitik Bojongmangu.
Proses Penetapan Sebagai Situs Budaya
Tim Ahli Cagar Budaya Karawang menyebutkan bahwa penetapan Situs Megalitik Bojongmangu berlangsung melalui beberapa tahap. Tahap ini meliputi pra sidang, pengumpulan dokumen dan sidang penetapan sebagai situs budaya. Dalam tahapan ini, berbagai pihak turut terlibat untuk menentukan tiga lokasi sebagai cagar budaya. Beberapa diantaranya termasuk sejarawan, akademisi, sastra, tokoh masyarakat, kepala desa dan camat.
Setelah semua pihak ikut dalam persidangan, kemudian diadakan sidang penetapan. Di mana, sidang tersebut menetapkan Situs Megalitik sebagai cagar budaya. Hal ini semakin jelas dengan keluarnya surat keputusan Bupati Karawang Aep Syaepuloh tanggal 24 Juni 2024.
Hasil putusan menetapkan tiga titik yang resmi menjadi cagar budaya. Ketiganya adalah Candi Lanang di Kecamatan Cibuaya, Makam Ki Bagus Jabin di Kecamatan Cikampek serta Situs Megalitik Bojongmangu di Kecamatan Tegalwaru.
Alasan Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya
Sebagai informasi, Situs Megalitik Bojongmangu ini berada di Desa Cintawargi, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang. Area tersebut resmi menjadi cagar budaya karena peran sejarahnya yang begitu penting. Terlebih, mengatasi situs berasal dari zaman megalitikum atau zaman batu besar.
Zaman batu besar ini memiliki rentang waktu sekitar 2.500 sampai 1.500 SM. Penjelasan ini langsung tersampaikan oleh Dharma, salah satu tim Cagar Budaya Karawang.
Baca Juga: Masjid Agung Syech Quro Karawang, Masjid Tua Berusia 6 Abad
Lebih lanjut, Obar Subarja, ketua tim ahli Cagar Budaya Karawang menyebutkan bahwa Situs Megalitik Bojongmangu sudah ada sejak 10.000 tahun yang lalu. Usianya yang sudah sangat tua ini menggerakkan pemerintah daerah untuk menetapkan situs tersebut sebagai cagar budaya. Terlebih, di dalam situs terdapat bekas makam Raden Anom Wirasuta.
Hasil Temuan di Dalam Situs
Berdasarkan penelitian yang berlangsung, Situs Megalitik Bojongmangu memiliki 5 menhir. Menhir ini adalah batu tegak dengan posisi berdiri. Menariknya, batu menhir di dalam Situs Megalitik Bojongmangu Karawang menghadap ke arah utara, tepatnya ke Gunung Sirnalanggeng. Kemudian ke arah timur yang menghadap ke Gunung Cengkir. Terakhir, batu menghadap ke arah selatan, lebih tepatnya ke Gunung Sanggabuana.
Berdasarkan hasil temuan, bisa disimpulkan bahwa menhir di Situs Megalitik Bojongmangu memiliki peran yang cukup vital. Berdasarkan posisi batu, tim peneliti mengungkap bahwa nenek moyang zaman dahulu sudah mengenal adanya ilmu astronomi. Sebab, ketika uji coba menggunakan kompas, pemasangan menhir cukup sempurna, tidak ada kemiringan 1 derajat pun.
Objek Penting Lain
Selain Situs Megalitik Bojongmangu, tim ahli juga mengidentifikasi objek menarik lain yang masih berkaitan. Misalnya saja beberapa artefak dan mata air Cikahuripan.
“Kemungkinan itu situs yang sangat penting saat itu, di bawahnya ada air terjun. Sebelum ke sana ada namanya Cikahuripan (air kehidupan) itu merupakan indikasi bahwa di situ tuh tempat ritus manusia pada zaman itu,” jelas Dharma.
Sebagai informasi, penelitian di Situs Megalitik Bojongmangu terlampau sulit. Sebab, lokasi situs dan mata air dalam penelitian memiliki tingkat kesulitan menantang. Hal ini lantaran akses jalan menuju ke lokasi situs belum dicor. Selain itu, lokasi situs di wilayah pegunungan juga semakin mempersulit jalannya penelitian.
Baca Juga: Mengenal Warisan Kerajaan Tarumanegara Candi Serut Karawang
Situs Megalitik Bojongmangu Karawang menjadi saksi sejarah yang layak untuk kita perhatikan. Jejak peradaban di dalamnya bisa menjadi ilmu tambahan yang berguna untuk mengungkap kehidupan pada masa lampau, khususnya saat zaman batu besar. Dengan demikian, Situs Megalitik Bojongmangu Karawang ini bisa jadi pengingat akan pentingnya melestarikan warisan budaya agar generasi mendatang bisa mempelajari jejak peradaban nenek moyang. (R10/HR-Online)

1 hour ago
3

















































