Nasib Pilu Pasangan Lansia di Purwadadi Ciamis setelah Kiosnya Digusur Pemdes, Terpaksa Tidur di Garasi Orang

16 hours ago 9

harapanrakyat.com,- Pasangan lansia Sutisna (76) dan Ermin (74) terpaksa kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian setelah kios yang mereka tempati di pasar Panineungan digusur. Penggusuran ini dilakukan oleh Pemerintah Desa Purwajaya, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Ciamis untuk pembangunan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), Rabu (26/11/2025).

Setelah kiosnya dibongkar, pasangan lansia ini kini tidak punya tempat bernaung. Beruntung, tetangga mereka, Eko, memberikan tempat sementara di dalam garasi di Dusun Panineungan RT 10 RW 09, tak jauh dari lokasi kios yang dibongkar.

Pasangan Lansia Kehilangan Tempat Tinggal Pasca Kiosnya Digusur

Sutisna mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kebaikan hati tetangga yang mau menampung barang-barang. Eko juga menyediakan tempat istirahat bagi dirinya dan sang istri.

“Sejak dibongkar saya ikut menempati di sini. Alhamdulillah ada Pak Eko yang memberikan tempat untuk menyimpan barang-barang sekaligus tempat untuk istirahat dan tidur. Kalau tidak ada Pak Eko saya tidak tahu harus tinggal di mana dulu,” kata Sutisna.

Baca juga: Nasib Lukman Imbas Pembongkaran Kios Pasar Panineungan Ciamis, KWH Listrik dan Pompa Air Diambil Orang

Sutisna menjelaskan, ia menempati kios pasar Panineungan sejak 2019 setelah anak yang ia ikuti di Jakarta terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sebelumnya, ia dan istri sempat merantau di ibu kota.

“Sebelumnya saya merantau di Jakarta bersama anak, namun pada tahun 2009 anak saya terkena PHK hingga akhirnya pulang kampung. Kebetulan saudara saya memberikan kios untuk tempat usaha di kampung,” ujarnya. 

“Saya bersama istri lalu berjualan kupat tahu hingga akhirnya tutup saat ada Covid-19. Waktu itu, modal saya habis dan tidak bisa melanjutkan berjualan,” katanya menambahkan.

Mengandalkan Bantuan Pemerintah

Sejak tidak bisa berjualan, Sutisna mengaku kesulitan ekonomi. Untuk kebutuhan sehari-hari, mereka hanya mengandalkan bantuan pemerintah dari Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

“Saat ini kan usia saya juga istri sudah tua, jadi tidak bisa kerja berat. Yang menyuruh juga kan sudah tidak ada ke kakek-kakek mah. Makanya, untuk kebutuhan sehari-hari itu saya hanya bergantung ke pembagian bansos yang Rp 900 ribu per tiga bulan itu. Bantuan itu dari kartu merah putih. Selain dari situ ya tidak ada penghasilan lain,” paparnya.

Sutisna kini tengah mencari jalan keluar dari situasi ini. Ia telah menghubungi keponakannya di Desa Sukajadi, Kecamatan Pamarican, dan mendapatkan respons untuk menumpang. Namun, masalah baru muncul, yakni biaya pindahan. “Lagi bingung, entah mau ke mana nantinya. Tapi yang saat ini saya bingung, untuk biaya pindahannya ini, saya tidak punya uang,” terangnya. (Suherman/R6/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |