Penemuan Telur Dinosaurus di Argentina dengan Bentuk Unik

1 day ago 11

Ada kabar terbaru mengenai penemuan telur dinosaurus di Argentina yang para ilmuwan lakukan. Mereka meyakini bahwa telur tersebut milik spesies dinosaurus theropoda karnivora yang telah hidup di Patagonia hampir sekitar 70.000.000 tahun lalu. Tepatnya sebelum terjadinya peristiwa kepunahan massal Kapur-Paleogen atau K-Pg.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Penemuan Fosil Badak di Kutub Utara, Begini Ciri-cirinya

Uniknya, temuan ini tidak hanya terletak pada kelengkapannya saja. Melainkan termasuk morfologinya karena menyerupai telur burung serta tekstur permukaan terbilang aneh. Hal tersebut akhirnya menunjukkan adanya potensi jembatan evolusioner antara binatang dinosaurus non-unggas serta burung modern.

Latar Belakang Penemuan Telur Dinosaurus di Argentina

Adanya penemuan sensasional ini menjadi bagian dari Ekspedisi Kapur I. Hal tersebut merupakan proyek kolaboratif yang dipimpin oleh Dewan Riset Ilmiah dan Teknis Internasional dari Argentina, serta Azara Foundation yang didukung oleh National Geographic Society. Sebagai informasi, wilayah Patagonia Argentina ini telah lama diakui menjadi reservoir kaya akan fosil. Ini menjadikannya lokasi yang sangat ideal untuk penelitian.

Menurut seorang ahli paleontologi lapangan, Federico Agnolín, serta seorang teknisi, Gonzalo Leonel Muñoz, telur itu telah mereka temukan hampir utuh dalam sedimen dengan butiran halus. Sedimen tersebut mereka yakini sudah melindungi telur dari bencana erosi.

Ini berbeda dari telur bulat yang secara umum terkait dengan sauropoda herbivora. Di mana spesimen tersebut justru punya bentuk memanjang, persis menyerupai burung, dan punya cangkang luar dengan ornamen unik. Adanya pelestarian yang utuh ini sangat jarang mereka temukan, terutama pada sebuah telur dinosaurus karnivora yang justru cenderung jauh lebih tipis serta rapuh.

Dalam penemuan telur dinosaurus di Argentina, studi telah berulang kali menunjukkan mengenai bagaimana analisis mikrostruktural dari cangkang telur dinosaurus. Hasilnya sendiri dapat mengungkapkan petunjuk penting tentang evolusi reproduksi mereka. Dari hasil analisis menggunakan mikroskop elektron juga menunjukkan adanya pola orientasi kristal kalsit serta distribusi pori mirip dengan yang peneliti temukan pada telur burung di zaman modern.

Baca Juga: Penemuan Fosil Megaraptor dan Bukti Santapan Terakhirnya

Adanya kesamaan ini mampu memperkuat teori theropoda tertentu yang mulai mengembangkan fitur tentang reproduksi. Bahkan menguatkan perilaku bersarang selayaknya burung. Ini jauh lebih awal dari perkiraan yang ada.

Para peneliti juga berharap bahwa fitur serupa tersebut bisa mereka temukan pada spesimen Rio Negro. Mengapa? Sebab hal tersebut dapat memberikan bukti secara langsung mengenai transisi fisiologis secara bertahap dari dinosaurus non-unggas menjadi burung.

Pemeriksaan Kandungan Telur

Penemuan telur dinosaurus di Argentina ini berlanjut pada pemeriksaan menggunakan CT scan dan mikro-CT. Tujuannya sendiri ialah untuk menentukan apakah telur itu mengandung embrio atau justru fragmen tulang. 

Apabila jaringan embrionya terdeteksi, maka para ilmuwan bisa mengetahui jenis perkembangan dari spesies tersebut. Misalnya, seperti precocial (menetas mandiri) atau justru altricial (memerlukan perawatan dari induk yang lama). Data tersebut tentunya sangat berharga untuk menyempurnakan tipe perilaku bersarang dari dinosaurus yang masih spekulatif.

Lebih dari itu, posisi telur di dalam lapisan sedimen pun memungkinkan para peneliti untuk merekonstruksi tentang lingkungan Kapur Akhir dengan cara mendetail. Sebab, fosil mamalia kecil, ular. serta tumbuhan berbunga yang mungkin mereka temukan di sekitarnya mampu mengindikasikan bahwa ekosistem sangatlah beragam.

Selain itu, analisis isotop yang stabil juga sedang para peneliti lakukan. Tujuannya guna merekonstruksi kondisi dari lingkungan yang memungkinkan bahwa integritas fosilnya masih utuh. Analisis tersebut dilakukan sebab adanya dugaan peristiwa dari penguburan secara cepat akibat terjadinya sedimentasi fluvial.

Signifikansi Geografis dan Kelangkaan Telur

Penemuan telur dinosaurus di Argentina masuk dalam catatan fosil karena beberapa faktor. Tentu saja, hal tersebut lantaran populasi karnivora lebih kecil, maka situs bersarangnya pun jadi sedikit. Selain itu, cangkang dari telur yang ditemukan jauh lebih tipis sehingga membuatnya rentan terhadap keretakan dan rusak. Kabarnya, sebagian besar dari temuan telur theropoda ini hanya berasal dari Gurun Gobi di wilayah Asia dan beberapa lokasi lainnya di Amerika Utara.

Oleh sebab itu, temuan yang ada di Argentina ini mampu mengisi kekosongan geografis, baik antara penemuan di timur dan barat. Hal tersebut akhirnya menciptakan data penting guna menunjang studi perbandingan di belahan bumi lainnya. Lebih dari itu, temuan telur pun menegaskan kembali mengenai posisi Patagonia yang merupakan salah satu arsip kehidupan zaman Mesozoikum terlengkap yang ada di dunia.

Bahkan penemuan tersebut juga menjadi sorotan mengenai peranan yang kian membesar dari institusi penelitian di wilayah Amerika Latin. Lewat siaran langsung dari pekerja penggalian, ekspedisi ini telah menginspirasi generasi para ilmuwan baru di semua wilayah. Muñoz pun mencatat bahwa kolaborasi ini dapat memungkinkan ilmuwan Amerika Latin menceritakan mengenai sejarah alam wilayahnya sendiri.

Baca Juga: Penemuan Fosil Telur Dinosaurus Berusia Puluhan Tahun

Sebab menyesuaikan dengan undang-undang warisan nasional, penemuan telur dinosaurus di Argentina akan dipelajari di daerah Buenos Aires. Lalu akan dikembalikan ke provinsi asalnya di daerah Rio Negro. Tentunya, praktik tersebut mampu menjamin bahwa penemuan telur dinosaurus di Argentina akan sangat bermanfaat bagi komunitas di mana tempat fosil itu digali sehingga memperkuat estetika pengelolaan bidang ilmiah. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |