harapanrakyat.com,- Puluhan petani yang menggarap lahan sawah dan kebun Blok Gunung Tumpeng, Dusun Situbatu, Desa Pamekarsari, Kecamatan Surian, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, terancam kehilangan mata pencaharian akibat longsor. Longsor yang melanda sejak 23 November lalu itu, terus meluas dan masih berpotensi terjadi susulan.
Salah seorang petani, Asri, mengatakan bahwa akibat longsor dirinya kehilangan satu hektare lahan sawahnya. Khawatir longsor meluas lagi, Asri memilih memanen lebih dini padi yang selamat
“Padi seminggu lagi panen, yang kena longsor satu hektare. Jadi yang sebagian dipanen saja karena takut kena longsor lagi,” kata Asri, Sabtu (13/12/2025).
Padahal kata Asri, lahan sawah tersebut merupakan mata pencaharian satu-satunya. Tak hanya untuk keperluan sehari-hari, hasil panen juga bisa dijual.
“Di sini beras gak beli, bahkan lebihnya bisa dijual. Tapi kalau sudah tertimbun gini ya harus beli,” katanya.
Baca Juga: Diduga dari Kebocoran Gas Elpiji, Rumah Makan Marindo di Sumedang Terbakar
Selain Rugikan Petani, Longsor di Surian Sumedang Picu Krisis Air Bersih Tiga Desa
Ketua Kelompok Tani Ancol 2 Apip Jaelani menuturkan, peristiwa longsor tersebut tak hanya menyebabkan puluhan petani gagal panen, tetapi juga memicu krisis air bersih yang berdampak pada tiga desa.
“Peristiwa ini awalnya diketahui warga pada Kamis (11/12/2025) pagi, saat sumber air yang biasa digunakan mendadak mengering. Setelah dicek, ternyata terjadi longsor cukup besar,” ujar anggota BPD Desa Pamekarsari tersebut.
Diperkirakan seluas 15 hektar lahan pertanian produktif tertimbun longsor. Luasan tersebut meliputi 9,5 hektar sawah yang tinggal seminggu lagi dipanen, serta 5,5 hektar perkebunan kayu, durian pisang, lada dan lainnya yang hancur total.
Ia menuturkan, Program Padi Gogo yang baru mulai dijalankan turut terdampak dan mengalami kerusakan berat. Akibatnya, sekitar 20 petani kehilangan sumber penghidupan utama, dengan potensi kerugian ekonomi yang diperkirakan cukup besar.
Selain itu, lanjut Apip, perbaikan infrastruktur terkendala keterbatasan anggaran, dan kondisi lokasi yang masih berbahaya untuk diakses para pekerja.
“Kami sangat membutuhkan bantuan pangan dalam waktu dekat. Ke depan, dukungan untuk rehabilitasi lahan, penyediaan peralatan, serta biaya pengolahan juga diperlukan setelah wilayah ini dinyatakan aman,” ujarnya.
Sementara itu, Camat Surian Ahmad Aradea menyampaikan bahwa pihak kecamatan masih menunggu hasil asesmen lanjutan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebelum menentukan langkah penanganan berikutnya. Ia menilai struktur tanah di kawasan tersebut sangat labil, yang diduga kuat dipengaruhi oleh alih fungsi kawasan hutan menjadi lahan pertanian.
“Kalau hasil asesmen menyatakan berbahaya, kami akan mengeluarkan surat edaran agar warga tidak beraktivitas di sekitar lokasi longsor,” kata Ahmad.
Baca Juga: Ingatkan Dinas Perkimtan Sumedang, Bupati Dony: Hindari Isu yang Bisa Jadi Kontroversi di Medsos
Untuk sementara, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan dan menghindari area rawan longsor, terutama saat intensitas hujan tinggi. (Aang/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

7 hours ago
5

















































