PT MDP Akui Bumdesma Pamarican Ciamis Masih Menerima Dividen karena Memiliki Modal Saham

1 day ago 10

harapanrakyat.com,- Klaim mengenai penanaman modal yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) Gegerbentang Kecamatan Pamarican di PT Mitra Desa Pamarican (MDP) yang sebelumnya disebut merugi, kini dibantah. Direktur MDP Solehudin memastikan bahwa investasi tersebut masih berjalan dan berkembang dalam bentuk saham.

Solehudin menyampaikan klarifikasi saat dikonfirmasi di ruang kerjanya pada Jumat (5/12/25) menyusul pernyataan sebelumnya dari Sekretaris BUMDesma Jamal, kepada Komisi A DPRD Ciamis

Saat di hadapan DPRD Ciamis, Jamal sempat mengatakan bahwa penanaman modal di MDP tidak memberikan keuntungan. Sebab, dalam kondisi pasif dan defisit. Akibatnya, nilai modal BUMDesma Pamarican sebesar Rp 24,5 juta tidak menghasilkan pendapatan.

Berbeda halnya dengan pengakuan Solehudin. Ia membenarkan bahwa BUMDesma Pamarican memiliki saham di MDP yang nilainya terus bertambah. Dari modal awal Rp 24,5 juta, kini investasi tersebut sudah berkembang pesat menjadi Rp 152,5 juta.

Perkembangan Modal BUMDesma Pamarican di MDP

Solehudin menjelaskan, modal BUMDesma yang disimpan di MDP sejak tahun 2017 tetap aman dan bertambah. Ia mengakui bahwa pada tahun 2022 hingga 2023, MDP sempat berada dalam kondisi sulit bahkan defisit.

“Hal itu terjadi setelah program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) berubah dari bahan sembako ke uang tunai. MDP di sini bergerak di bidang usaha beras, dan saat program BPNT itu pasokan beras milik MDP menjadi penyuplai,” kata Solehudin. 

Baca juga: DPRD Ciamis Kaget, Modal Bumdesma Pamarican Macet Rp 1,6 Miliar tanpa Rincian Pasti, Kok Bisa?

Ia menegaskan, modal BUMDesma yang ada di MDP tidak hilang, hanya saja sisi keuntungannya tidak ada saat itu. “Alhamdulillah sekarang MDP sudah kembali merangkak dan mudah-mudahan bisa terus berjalan dan berkembang,” imbuhnya.

Menurut Solehudin, setiap modal yang ditanam di MDP akan selalu mendapatkan laba atau dividen saham. Saat ini, saham BUMDesma dari modal awal sebesar Rp 24,5 juta sudah bertambah menjadi Rp 152,5 juta. Total tersebut merupakan gabungan dari modal awal ditambah laba yang diberikan setahun sekali.

“Dari seratus persen keuntungan itu, 75 persennya ditambah ke modal (saham) dan 25 persennya lagi diberikan ke BUMDesma untuk operasional,” jelasnya.

Status Kepemilikan PT Mitra Desa Pamarican

Solehudin mengungkapkan, PT MDP yang berlokasi di Desa Neglasari, Kecamatan Pamarican, merupakan perusahaan swasta, bukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). MDP adalah program korporasi petani yang awalnya melibatkan tiga kementerian, yaitu Kementerian Desa, Kementerian Pertanian, dan Kementerian BUMN.

“Kementerian Desa diwakili oleh BUMDesma Pamarican, Kementerian Pertanian ada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), dan Kementerian BUMN ada PT Mitra Desa Samaran dari Jakarta. Tiga entitas ini—BUMDesma, Gapoktan, dan PT Mitra Desa Samaran—merupakan pemilik saham di MDP. Sementara pembangunan gedung usahanya dibangun dari anggaran dana CSR Bank Mandiri,” terangnya.

Berdirinya BUMDesma Gegerbentang Pamarican, kata Solehudin, bermula dari transformasi Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Perdesaan yang berakhir pada tahun 2014. Kemudian, dalam Musyawarah Antar Desa (MAD) pada tahun 2018, disepakati UPK diubah menjadi BUMDes Bersama Kecamatan Pamarican.

Modal UPK yang bergerak di simpan pinjam dialihkan ke BUMDesma dengan jajaran kepengurusan yang masih sama. “Kebetulan saat itu saya sebagai ketuanya. Karena modal transformasi dari UPK masih berjalan di simpan pinjam, dalam MAD disepakati semua desa menanamkan modal, waktu itu Rp 10 juta per desa. Nah, yang dari desa-desa itu dibuatkan jenis usaha dagang atau ritel,” katanya.

Setelah beberapa waktu BUMDesma berjalan, Solehudin pun pindah jabatan menjadi Direktur MDP. “Karena dalam AD/ART BUMDes tidak bisa rangkap jabatan, saya didorong rekan-rekan untuk menjadi Direktur MDP, dan ketua BUMDes diganti oleh Ibu Tati. Saat itu, aset BUMDesma masih berjalan bagus, termasuk simpan pinjam, kantor milik UPK, dan pembukaan toko (desa smart). Perkembangan selanjutnya, apalagi alasan bisa sampai tidak bergerak seperti saat ini, saya kurang begitu tahu,” tutupnya. (Suherman/R6/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |