harapanrakyat.com,- Satu unit rumah tidak layak huni di RT 04/05, Dusun Nagrog, Desa Margamekar, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, ambruk tergerus material longsoran pada Selasa (9/12/2025) sore. Bagian dinding rumah semi permanen milik Andriyana (42) itu, roboh bersamaan dengan runtuhnya sebagian Tembok Penahan Tebing (TPT) yang berada tepat di sisi bangunan.
Baca Juga: Pasca Longsor di KM 177 Tol Cisumdawu Sumedang, Arus Lalu Lintas Tetap Jalan Satu Lajur
Menurut keterangan pemilik rumah, hujan yang terjadi sejak beberapa hari sebelumnya membuat struktur bangunan melemah. Pada saat kejadian, dinding bagian atas rumah tiba-tiba jebol menjelang waktu magrib. Tidak lama kemudian, dinding bagian bawah ikut terdorong hingga runtuh bersamaan dengan longsornya TPT.
“Menjelang Magrib bagian atas roboh dulu. Setelah Isya, bagian bawahnya ikut terdorong. Dua kali longsor. Hujannya tidak terlalu deras, tapi sebelumnya rumah sudah miring dan muncul retakan,” kata Andriyana saat ditemui di rumahnya, Rabu (10/12/2025).
Saat insiden dinding rumah ambruk tergerus longsor terjadi, Andriyana bersama istri dan empat anaknya sedang berada di dalam rumah. Beruntung, seluruh anggota keluarga selamat tanpa mengalami luka. Meski demikian, kondisi rumah yang semakin rentan membuat mereka terpaksa mengungsi ke rumah saudara terdekat.
“Kami putuskan mengungsi dulu karena khawatir rumah ambruk sewaktu-waktu. Untuk sementara tinggal di rumah saudara,” ujarnya.
Rumah Warga Margamekar yang Ambruk Tergerus Longsor Sudah Diajukan Program Rutilahu, Tapi…
Menyikapi kondisi darurat tersebut, warga setempat pada Rabu pagi bergerak melakukan aksi gotong royong. Mereka bahu-membahu membersihkan puing-puing longsoran, dan memasang penahan darurat dari bambu dan kayu. Upaya tersebut dilakukan sebagai langkah awal sebelum perbaikan dilakukan.
Sementara itu, Ketua RW 05 Desa Margamekar, Maman Suherman menjelaskan, rumah yang ambruk tergerus longsor tersebut, sebenarnya sudah diusulkan dalam program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu). “Namun, kuota bantuan telah habis, sehingga harus menunggu pengajuan periode berikutnya,” katanya.
Saat ini, bantuan sementara berupa 20 sak semen dari Baznas Sumedang telah diterima. Sementara tambahan material berupa pasir masih menunggu distribusi dari pemerintah desa.
“Untuk sementara, bantuan ini akan digunakan memperbaiki benteng TPT dulu agar rumah tidak semakin rusak,” ucapnya.
Baca Juga: Ratusan Siswa di Dua Sekolah Sumedang Diliburkan Pasca Terendam Banjir
Ia berharap instansi terkait segera menindaklanjuti kondisi darurat tersebut, mengingat kerusakan rumah yang ambruk tergerus longsor ditaksir mencapai sekitar Rp50 juta.
“Sekarang ini kita kerja bakti dari satu RW untuk penanganan darurat sambil menunggu datangnya pasir,” pungkasnya. (Aang/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)

3 hours ago
3

















































