Kerajaan Jampang Manggung Cianjur sudah ada sejak abad 2 M. Kerajaan ini termasuk salah satu kerajaan kuno yang ada di Nusantara. Oleh karena itu, pecinta sejarah perlu mengetahuinya sebaik mungkin.
Baca Juga: Sejarah Raden Aria Wiratanu Datar, Pendiri Kerajaan Cianjur
Untuk lokasinya sendiri, kerajaan ini ada di Kaki Gunung Mananggel, Cianjur. Dengan lokasi tersebut, kerajaan ini membawa corak agama Hyang atau Sunda Wiwitan dan Hindu. Untuk informasi selengkapnya tentang kerajaan ini, bisa menyimak ulasan berikut.
Kerajaan Jampang Manggung Cianjur dan Sejarahnya
Sejarah kerajaan ini hadir dalam berbagai versi. Pecinta sejarah perlu mengetahui tiap versi yang ada. Mulai dari versi Aki Sugiwanca sampai dengan Sanghyang Borosngora.
Versi Aki Sugiwanca
Berdasarkan wawacan Jampang Manggung, kerajaan tersebut dibangun oleh Aki Sugiwanca. Ia merupakan adik kandung Aki Tirem yang jadi Aki Luhur Mulya penguasa Jawa di bagian barat kala itu. Tak lain adalah tokoh legendaris yang mendirikan Kerajaan Sunda pertama kali di Pulosari, Banten.
Lalu Aki Sugiwanca membangun pusat kekuasaan tepat di Kaki Gunung Mananggel. Wilayah tersebut masih satu kawasan dengan Kecamatan Cianjur. Kerajaan ini juga memiliki sejumlah peninggalan.
Salah satunya yaitu Batu Sanghyang Tapak. Selain itu, ada juga beberapa makam kuno. Makamnya ada di Kaki Gunung Mananggel.
Versi Sanghyang Borosngora
Selanjutnya ada versi lain yang menyebut pendiri Kerajaan Jampang Manggung di Cianjur adalah Sanghyang Borosngora. Tokoh ini juga terkenal dengan sebutan Prabu Jampang Manggung, Haji Sholeh, Syeikh Dalem Haji Sepuh dan Aulia Mantili. Sanghyang Borosngora merupakan putra Prabu Cakradewa yang berasal dari Kerajaan Singacala (Panjalu).
Baca Juga: Prasasti Harinjing Kediri, Bukti Peradaban Kerajaan Mataram Kuno
Ia juga cucu Ratu Prapa Selawati. Saat usianya masih muda, ia sudah menjalani kehidupan spiritual. Ia pergi ke tanah suci Mekah. Lalu sekembalinya dari Mekah pada abad ke 12 Hijriah, ia aktif menyebarkan agama Islam di Tatar Sunda.
Dalam menjalankan misi dakwah sekaligus menyebarkan nilai Islam, Sanghyang Borosngora berkelana dari Gunung Wayang, Sancang, Gunung Patuha, Salaka Domas yang ada di Cipanengah hingga Jampang Tengah. Selama menyebarkan agama Islam, ia tidak hanya menjadikan tempat-tempat tersebut sebagai situs spiritual saja.
Akan tetapi, juga jadi budaya sekaligus peradaban baru terkait Kerajaan Jampang Manggung Cianjur. Hal ini diperlihatkan dari aksinya dalam mendirikan padepokan dan mengajarkan agama. Ia juga mengajarkan pengobatan hingga ilmu pemerintahan.
Seiring berjalannya waktu, ia bertemu dengan gadis keturunan pejabat tinggi Kerajaan Pajajaran. Gadis tersebut berasal dari Gunung Wayang. Dari pertemuan tersebut, ia menaruh hati sehingga menikahinya.
Sanghyang Borosngora pun dikaruniai dua putra dari pernikahan tersebut. Keduanya bernama Pangerang Hariang dan Hariang Sancang Kuning. Putranya lantas meneruskan kiprah leluhur di kawasan Singacala dan Panjalu.
Kematian Sanghyang Borosngora
Sanghyang Borosngora hidup hingga usianya lanjut. Ia tutup usia usai dari Gunung Rompang. Kemudian ia dimakamkan di suatu tempat. Tempat tersebut ada di tepi sungai Cileleuy. Tempat ini masih dalam kawasan Kampung Langkob, Ciambar, Nagrak, Sukabumi.
Tradisi Peninggalan
Selain membahas sejarahnya, pastikan juga mengetahui bagaimana tradisi peninggalan kerajaan ini. Bahkan tradisi Kerajaan Jampang Manggung Cianjur tersebut masih terus dilestarikan hingga kini. Adapun salah satu tradisinya yaitu memandikan anak sesudah khitan.
Tradisi yang jadi warisan budaya tersebut awalnya hanya khusus keturunan bangsawan saja. Akan tetapi, prosesi ini kembali hidup berkat Pondok Pesantren Bina Akhlak yang ada di Kampung Sawargi, Babakan Karet. Setelah khitan, anak-anak akan diarak menggunakan tandu dan diiringi kendang pencak. Tenang saja lantaran prosesinya dilakukan dengan hati-hati dan tetap memperhatikan keamanan maupun kenyamanan anak-anaknya.
Anak-anak ini akan diajak menuju kolam pemandian. Selama melakukan tradisi ini, suasananya terasa sakral. Tradisi ini juga bisa menciptakan suasana budaya komunal yang memiliki makna mendalam.
Baca Juga: Mengulik Jejak Peninggalan Prasasti Ciaruteun Bogor
Kerajaan Jampang Manggung Cianjur memang memiliki sejarah dalam beberapa versi. Untuk mengetahui sejarahnya secara lebih jelas, memang perlu penelitian dari sejarawan maupun arkeolog. Hal ini karena sejarahnya masih menyimpan misteri tersendiri. Hal yang pasti, adanya Kerajaan Jampang Manggung menandakan bahwa Cianjur tidak hanya terkenal dengan destinasi kuliner dan wisata alamnya saja. Akan tetapi, Cianjur juga menyimpan sejarah agung. (R10/HR-Online)

3 hours ago
2

















































