Situs Makam Selawe menjadi salah satu destinasi yang cukup populer di Kabupaten Indramayu. Bagaimana tidak, Makam Selawe sarat akan nilai sejarah serta spiritual. Tak heran jika objek wisata religi ini hampir tak pernah sepi pengunjung.
Baca Juga: Napak Tilas Pembangunan Pura Parahyangan Agung Jagatkarta Bogor
Setiap harinya, masyarakat datang silih berganti untuk berziarah, berdoa, maupun sekadar menapaki jejak historis yang tersimpan kawasan tersebut. Pada momen-momen tertentu, seperti malam Jumat, bulan Maulid, hingga hari-hari besar Islam, jumlah peziarah meningkat drastis. Tak hanya wisatawan lokal saja, pengunjung dari luar Jawa Barat pun kerap berdatangan. Bahkan, situs sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dari sejumlah negara yang datang bersama tour guide masing-masing.
Asal Usul Situs Makam Selawe
Makam Selawe bermula dari kehadiran tokoh besar bernama Pangeran Guru. Konon, pada masa Babad Dermayu di era Raden Bagus Arya Wiralodra, Pangeran Guru datang dari Palembang ke tanah Jawa. Sebagai seorang ulama besar ia berniat menyebarkan ajaran Islam.
Tak sendiri, Pangeran Guru datang ke Jawa bersama para muridnya yang berjumlah 24 orang. Rombongan tersebut tiba di wilayah Padukuhan Cimanuk. Namun, perjalanan dakwah Pangeran Guru tidak berjalan mulus. Di wilayah tersebut, ia bertemu dengan seorang tokoh perempuan berpengaruh bernama Nyi Endang Dharma Ayu.
Nyi Endang Dharma Ayu berasal dari Kerajaan Sumedang Larang yang juga memiliki tujuan serupa, yakni mensyiarkan ajaran Islam. Ia menjalankan amanat atau wasiat dari Sunan Gunung Jati untuk menyebarkan Islam di wilayah pesisir utara Jawa Barat. Dalam pertemuan tersebut, Pangeran Guru jatuh hati dan berniat mempersunting Nyi Endang Dharma Ayu. Hanya saja, niat tersebut mendapat penolakan keras. Penolakan ini kemudian berujung pada sebuah kesepakatan adu tanding antara keduanya hingga nantinya menciptakan Situs Makam Selawe.
Pangeran Guru Gugur di Peperangan
Peperangan besar pun tak terelakkan. Pertarungan sengit terjadi antara Pangeran Guru beserta 24 muridnya melawan pihak Nyi Endang Dharma Ayu. Konfliknya membawa dampak yang sangat besar bagi wilayah Padukuhan Cimanuk.
Dalam peristiwa tersebut, Pangeran Guru bersama seluruh muridnya gugur di medan pertempuran. Mereka kemudian dimakamkan di tempat yang sama. Jumlah makam yang ada sebanyak 25 buah, terdiri dari Pangeran Guru dan 24 muridnya. Dari sinilah muncul nama “Situs Makam Selawe”, yang dalam bahasa Jawa berarti 25.
Baca Juga: Misteri Jabal Kopiah di Goa Safarwadi Tasikmalaya Picu Rasa Penasaran
Nasib Nyi Endang Dharma Ayu
Sementara itu, peperangan yang terjadi meninggalkan dampak kerusakan dan kekacauan di Padukuhan Cimanuk. Raden Bagus Arya Wiralodra sebagai penguasa utama wilayah tersebut akhirnya kembali. Ia meminta Nyi Endang Dharma Ayu untuk bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul akibat konflik.
Namun, lagi-lagi dalam pertemuan itu, Arya Wiralodra justru ikut jatuh hati kepada Nyi Endang Dharma Ayu dan berniat meminangnya. Tak jauh berbeda, pinangan tersebut tidak diterima. Nyi Endang Dharma Ayu menolak untuk dipersunting oleh siapapun.
Guna menghindari kejaran dan menghilangkan jejak, Nyi Endang Dharma Ayu akhirnya menceburkan diri ke pusaran Sungai Cimanuk. Peristiwa inilah yang kemudian menjadi awal perubahan nama Padukuhan Cimanuk menjadi Darma Ayu. Kemudian berubah lagi menjadi Indramayu seperti yang populer saat ini.
Lokasi dan Jam Buka
Bagi yang ingin berkunjung, situs Makam Selawe berlokasi di Jl. Ismail No. 6, Dermayu, Sindang, Indramayu, Jawa Barat. Lokasinya cukup mudah dijangkau, baik dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Makamnya buka setiap hari selama 24 jam. Namun, waktu paling ramai biasanya pada pagi hingga siang hari. Begitu juga pada malam-malam tertentu yang masyarakat anggap memiliki nilai spiritual khusus.
Nuansa religius sangat terasa begitu memasuki kawasan makam. Deretan nisan yang tersusun rapi serta pepohonan rindang tak memperlihatkan nuansa angker. Justru lantunan doa dari para peziarah menciptakan suasana khusyuk dan menenangkan.
Baca Juga: Menelusuri Gua Maria Fatimah Sawer Rahmat di Cisantana Kuningan
Sebagai penutup, Makam Selawe tidak hanya terkenal karena kisah heroik dan tragis di balik berdirinya situs ini. Lebih dari itu, terdapat pula mitos yang berkembang di masyarakat. Konon, siapapun yang berhasil menghitung jumlah nisan di situs Makam Selawe tepat 25 dipercaya akan mengalami peningkatan derajat dalam hidupnya. Hal ini sekaligus menjadi daya tarik bagi pengunjung yang ingin membuktikan kebenarannya. (R10/HR-Online)

4 hours ago
1

















































