Spesies Baru Lobster Air Tawar Ditemukan di Papua Barat

4 hours ago 4

Spesies baru lobster air tawar baru saja ditemukan dan menjadi temuan penting dalam dunia sains. Penemuan ini memperkaya pengetahuan tentang keanekaragaman hayati, khususnya hewan air tawar di Indonesia.

Baca Juga: Ayam Berkokok di Pagi Hari, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengidentifikasi tujuh spesies lobster air tawar melalui penelitian yang mendalam. Temuan ini membuka wawasan baru bagi dunia biologi dan konservasi. Ingin tahu apa saja spesies baru tersebut? Simak informasinya di sini.

Penemuan Spesies Baru Lobster Air Tawar

Ilmu sains selalu menjadi bidang yang menarik bagi banyak orang. Melalui sains, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang sangat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kehidupan. Salah satu contohnya adalah penemuan spesies hewan yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya.

Penemuan spesies baru bukanlah sesuatu yang terjadi setiap waktu. Karena itu, setiap temuan seperti ini selalu membawa wawasan baru dan menjadi langkah penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya biologi.

Baru-baru ini, tim peneliti dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, berhasil membuat penemuan mengejutkan. Mereka menemukan spesies baru lobster air tawar yang sebelumnya belum pernah tercatat.

Penemuan ini tentu menjadi kabar menggembirakan bagi dunia sains. Selain menambah daftar spesies yang ada, temuan ini juga memperkuat bukti bahwa Indonesia memiliki kekayaan fauna yang luar biasa. Hal ini membuktikan bahwa masih banyak potensi biodiversitas Indonesia yang belum sepenuhnya terungkap.

Penemuan di Papua Barat

Peneliti dari Fakultas Biologi UGM tersebut berhasil menemukan ketujuh spesies baru di daerah Papua Barat. Penemuan ini mencatatkan kontribusi penting dalam eksplorasi keanekaragaman hayati di Indonesia.

Papua memang menjadi salah satu wilayah dengan kekayaan alam terbesar di Indonesia. Kekayaan hayati di daerah Papua patut pemerintah dan masyarakat lestarikan. Flora dan fauna di Papua memiliki daya tarik tersendiri.

“Papuan adalah hotspot keanekaragaman hayati yang menyimpan banyak misteri,” ungkap Dr. Rury Eprilurahman, S.Si., M.Sc., dosen Fakultas Biologi UGM sekaligus penulis kedua dalam publikasi artikel penelitian.

Rury juga menyebut bahwa penemuan tujuh lobster air tawar tersebut hanya sebagian kecil dari potensi luar biasa yang belum tereksplorasi. Hal ini mengindikasikan bahwa Papua menjadi lokasi penelitian terbaik di Indonesia. Ada banyak misteri yang belum terungkap di alam Papua.

Tujuh Jenis Spesies Baru

Penelitian mengenai spesies baru lobster air tawar telah dipublikasikan secara terbuka pada 6 Juni 2025 melalui artikel ilmiah berjudul “Seven New Species of Crayfish of the Genus Cherax (Crustacea, Decapoda, Parastacidae) from Western New Guinea, Indonesia”, yang dimuat dalam jurnal internasional Arthropoda (Kuartil 2/Q2). Penelitian ini merupakan hasil kolaborasi antara Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), peneliti independen dari Jerman, dan lembaga riset di Berlin. 

Baca Juga: Mengenal Bintang Laut Rapuh Schayer yang Tersebar di Wilayah Australia

Dalam studi tersebut, para peneliti berhasil mengidentifikasi tujuh spesies lobster air tawar, yaitu Cherax doberai, Cherax kaimana, Cherax nigli, Cherax farhadii, Cherax veritas, Cherax arguni, dan Cherax bomberai. Ketujuh spesies ini mereka temukan di wilayah-wilayah terpencil dengan ekosistem air tawar yang masih relatif alami dan minim eksploitasi, seperti Kaimana, Fakfak, Teluk Bintuni, hingga Misool. 

Penemuan ini menjadi temuan penting dalam dunia sains karena memperkaya katalog keanekaragaman hayati Indonesia. Selain itu juga menunjukkan betapa besarnya potensi biodiversitas yang masih tersembunyi di kawasan Papua Barat.

Proses Identifikasi

Dalam penemuan spesies baru Lobster ini, para peneliti menggunakan pendekatan identifikasi yang bersifat integratif, yaitu dengan menggabungkan analisis karakter morfologis dan filogeni molekuler berdasarkan gen mitokondria 16S serta COI (cytochrome oxidase subunit I). Proses ini tidak hanya berfokus pada perbedaan bentuk tubuh dan warna, tetapi juga membandingkan DNA untuk memastikan bahwa spesimen yang ditemukan memang berasal dari spesies yang berbeda. 

Menariknya, sebagian besar spesimen yang dianalisis ternyata sudah muncul di pasar internasional dengan nama dagang seperti Red Cheek, Cherax sp., Peacock, dan Amethyst, meskipun belum pernah dideskripsikan secara ilmiah. Rury menjelaskan bahwa hal ini menunjukkan bagaimana perdagangan spesies eksotik, jika pengelolaannya tidak secara etis dan kolaboratif, dapat membuka peluang untuk eksplorasi ilmiah lebih lanjut. 

Hasil analisis genetik mengungkap bahwa ketujuh spesies baru ini termasuk dalam kelompok northern lineage dari genus Cherax, sehingga jumlah total spesies dalam genus tersebut kini bertambah menjadi 35. Klasifikasi ini mempertegas bahwa wilayah Papua Barat merupakan pusat evolusi bagi kelompok lobster air tawar yang berbeda dari kerabatnya di Australia dan Papua Nugini. 

Baca Juga: Mengenal Kupu-Kupu Laut, Hewan Cantik yang Menjelajahi Lautan

Hal ini terlihat dari ciri khas morfologi yang unik, seperti warna tubuh, bentuk capit (chelae), hingga struktur rostrum yang berbeda secara signifikan. Penemuan spesies baru lobster air tawar ini menjadi kebanggaan tersendiri karena tidak hanya menambah daftar keanekaragaman hayati. Tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat penting biodiversitas global. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |