MALANG - Indonesia patut berbangga dengan geliat ribuan perguruan tinggi dan jutaan calon sarjana yang siap menyambut masa depan setiap tahunnya. Namun, di tengah gemerlap angka tersebut, terselip sebuah pertanyaan krusial: apakah semua ini otomatis menempa lahirnya generasi yang berkarakter kuat? Pertanyaan inilah yang terasa dijawab tuntas oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, saat menutup acara Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Selasa, 12 September. Ribuan mahasiswa baru Kampus Putih turut hadir dalam momen penting ini.
“Bangsa ini tidak akan kuat hanya dengan infrastruktur atau teknologi canggih, tapi dengan akhlak manusianya. Ilmu tanpa iman akan melahirkan kesombongan, sementara iman dan akhlak menjadikan hidup bermakna. Sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat bagi masyarakat, ” tegasnya.
Beliau turut mengingatkan para mahasiswa baru untuk memiliki perspektif yang lebih luas mengenai pendidikan tinggi. Menurut pandangannya, menempuh pendidikan di UMM bukan sekadar pilihan pragmatis, melainkan bagian tak terpisahkan dari rantai perjuangan Muhammadiyah yang kiprahnya telah diakui dunia.
“Jangan pernah merasa kuliah di tempat lain lebih tinggi. Kampus ini telah melahirkan tokoh-tokoh nasional yang diambil negara karena keilmuan dan integritasnya, ” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Wakil Rektor II UMM, Ahmad Juanda, menyoroti bahwa tantangan mahasiswa saat ini tidak hanya terpaku pada ruang kelas, tetapi juga dihadapkan pada derasnya arus digitalisasi dan kompleksitas pergaulan. Ia prihatin melihat banyak mahasiswa di Tanah Air terperosok dalam gaya hidup konsumtif, minimnya literasi, hingga sikap apatis terhadap isu-isu kebangsaan.
“Kalau Anda hanya sibuk pada kesenangan sesaat, Anda akan menjadi generasi yang hilang arah. Mahasiswa harus kritis, punya daya saing, tapi tetap berpijak pada nilai agama dan etika. Jangan biarkan lingkungan digital atau pergaulan salah arah merampas masa depan Anda, ” ujarnya.
Sementara itu, Rektor UMM, Nazaruddin Malik, secara lugas menekankan pentingnya rasa bangga yang harus tumbuh dalam diri setiap mahasiswa yang memilih UMM sebagai almamaternya.
“Selamat datang di Kampus Putih. Jadilah generasi unggul yang tidak hanya mengejar prestasi akademik, tetapi juga menjunjung nilai kemanusiaan dan keislaman. Kebanggaan itu akan menentukan cara Anda berprestasi, ” ucapnya. (Muh.or.id)