Warga Kota Banjar Sukses Budidaya Ikan Bebeong Khas Sungai Citanduy, Begini Prosesnya!

19 hours ago 6

harapanrakyat.com,- Ijan, warga Dusun Citangkolo, Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat berhasil membudidayakan ikan bebeong dengan metode induced breeding. 

Budidaya ikan khas Sungai Citanduy itu dinilai cukup sulit meski akhirnya berhasil setelah melalui proses pembibitan.

Ijan mengatakan, ujicoba budidaya ikan bebeong tersebut sudah dilakukan sejak 4 bulan yang lalu dan sempat mengalami kegagalan sebanyak 3 kali.

Awalnya ia merasa tertantang untuk melakukan budidaya ikan bebeong karena tingkat populasinya yang sudah mulai langka dan prosesnya cukup sulit.

Baca Juga: Turnamen PP CUP U-40, Dorong Kebangkitan Sepak Bola di Kota Banjar

Mencari Ikan bebeong yang akan dijadikan indukan juga tidak mudah. Ukurannya harus memiliki bobot sekitar 8 ons untuk satu indukan. Harganya juga mahal Rp 150 ribu per kilogram.

“Sempat gagal tiga kali karena bobot indukan saat itu cuma 4 ons. Setelah uji coba pakai indukan yang 8 ons baru jadi pembibitan,” kata Ijan kepada harapanrakyat.com, Minggu (14/12/2025).

Lanjutnya berujar, selama menjalankan usaha budidaya ikan, proses memijahkan ikan bebeong menurutnya menjadi yang paling sulit.

Hal ini, karena ikan bebeong merupakan ikan liar bukan jenis ikan budidaya. Selain itu, ikan bebeong juga memiliki karakter kanibal sehingga perawatannya harus hati-hati.

“Prosesnya cukup sulit karena bebeong ini kan ikan liar dari Sungai. Perawatannya juga sulit karena sifatnya kanibal,” ujarnya.

Proses Budidaya Ikan Bebeong Khas Sungai Citanduy Kota Banjar

Lebih lanjut ia menjelaskan proses memijahkan (reproduksi) ikan bebeong dimulai dari memilih indukan betina yang sudah bertelur selanjutnya indukan dikarantina selama 24 jam.

Indukan ikan bebeong betina tersebut kemudian disuntik untuk merangsang proses reproduksi. Kemudian indukan pejantan juga disuntik agar sperma ikan matang.

Setelah itu, indukan pejantan dibelah atau disesar untuk diambil cairan spermanya. Kemudian sperma ikan dicacah dan dicampur dengan telur dari indukan betina.

“Setelah proses itu indukan betina kita pijat atau striping agar telurnya keluar. Kemudian kita campur dengan cairan indukan pejantan. Kita diamkan di akuarium selama 24 jam agar menetas,” terang Ijan.

Lanjutnya menambahkan, setelah telur menetas tinggal proses selanjutnya yaitu memberikan makanan kepada bibit ikan sesuai usia ikan.

Menurutnya, untuk proses budidaya pembesaran ikan dari mulai pembibitan (mijah) sampai menjadi ikan konsumsi membutuhkan waktu sekitar 8 bulan.

Baca Juga: Peringkat 8 di Jabar, Wakil Walikota Banjar Dorong Bentuk Tim Percepatan Pengendalian TBC

“Dari dua indukan kemarin itu kita proses setelah menetas ada sekitar 60 ribu bibit ikan bebeong. Semoga ke depan bisa produksi skala besar dan menjadi khas Kota Banjar,” ujarnya. (Muhlisin/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |