Delapan Warga Tasikmalaya Terjebak di Kamboja, Memohon Bantuan Presiden Prabowo untuk Pulang

3 hours ago 5

harapanrakyat.com,- Sebanyak 8 orang pria warga Tasikmalaya, Jawa Barat, terjebak di Kamboja, dan saat ini mereka terjepit dalam situasi sulit. Melalui video yang viral di media sosial, mereka minta Pemerintah Indonesia membantu proses kepulangannya ke tanah air.

Delapan warga Kabupaten dan Kota Tasikmalaya itu terjebak di tengah lokasi konflik peperangan yang membahayakan keselamatan nyawa mereka.

Melalui video yang diunggah di media sosial, Oki Warisman, salah satu warga asal Panyingkiran, Indihiang, Kota Tasikmalaya, yang terjebak di Kamboja, mengungkapkan identitas rekan-rekannya yang lain.

Baca Juga: Gubernur Dedi Mulyadi Respon Aduan Warganet soal Parkir Mahal di Braga, Begini Katanya

Ia menyebutkan, empat orang temannya berasal dari Karangnunggal, dua orang dari Bojongasih, satu orang dari Salawu, Tasikmalaya. Serta satu orang lainnya berasal dari Pangalengan, Bandung.

Warga Tasikmalaya Terjebak di Kamboja, Paspor Ditahan dan Kehabisan Bekal

Kondisi mereka semakin memprihatinkan karena pihak perusahaan menahan paspor milik para pekerja migran tersebut. Sehingga mereka tidak bisa pulang secara mandiri.

Selain itu, mereka mengaku saat ini sudah mulai kehabisan bekal untuk bertahan hidup sambil menunggu respon resmi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).

“Kami memohon bantuannya kepada pemerintah, khususnya Bapak Presiden Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, hingga Kapolri. Serta Bapak Bupati dan Walikota Tasikmalaya,” ungkap Oki, salah satu warga Tasikmalaya yang terjebak di Kamboja dalam unggahan video di akun TikTok @andi_ralis yang viral.

Permohonan Maaf dan Harapan Berkumpul dengan Keluarga

Baca Juga: KDM Respons Keluhan Buruh Kebun Teh di Pangalengan, Sebut Sudah Lapor ke Polda Jabar

Dalam video tersebut, satu orang warga asal Bandung dan delapan warga Tasikmalaya yang terjebak di Kamboja itu menyampaikan permohonan maafnya jika tindakan mereka membuat kegaduhan di ruang publik.

Namun, mereka mengaku terpaksa mengambil langkah ini karena mereka sudah merasa buntu. Mereka juga sudah sangat ingin segera berkumpul kembali dengan keluarga di Indonesia. Oleh karena itu, mereka sangat berharap otoritas terkait dapat segera melakukan langkah-langkah evakuasi.

Di akhir pesannya, mereka tetap menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moral maupun bantuan selama mereka berada dalam masa sulit ini. (Apip/R3/HR-Online/Editor: Eva)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |