Adab berlibur dalam Islam menjadi pedoman penting bagi setiap muslim ketika hendak melakukan perjalanan wisata atau sekadar melepas penat dari aktivitas sehari-hari. Liburan memang menjadi momen yang sangat banyak orang nantikan. Suasana baru, kebersamaan dengan keluarga, serta keindahan alam mampu menghadirkan ketenangan dan kebahagiaan.
Baca Juga: Adab Memanggil Orang yang Lebih Tua dalam Islam yang Penting
Namun, dari semua kesenangan itu, Islam memberikan aturan dan adab agar aktivitas liburan tetap dalam batas syariat. Menjalankan adab saat berlibur bukanlah sekadar kewajiban, tapi juga bentuk cinta seorang hamba kepada Rabb-nya.
Adab Berlibur dalam Islam dan Hukumnya
Adab berlibur dalam Islam telah diatur secara jelas dalam syariat. Hukum asal dari kegiatan berlibur atau berekreasi adalah mubah, sebagaimana kaidah ushul fiqih menyebutkan bahwa segala sesuatu hukum asalnya boleh selama tidak ada dalil yang melarangnya.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dan juga sejumlah ayat dalam Al Quran yang menganjurkan manusia untuk menikmati ciptaan Allah SWT, menjelajahi bumi dan mengambil pelajaran darinya. Salah satunya adalah Q.S Ali Imran ayat 137 yang berbunyi:
Meski demikian, dalam berlibur seorang muslim tetap harus menjaga nilai-nilai keislaman. Liburan tidak boleh menjadi alasan untuk meninggalkan kewajiban ibadah atau melakukan hal-hal yang agama larang. Inilah mengapa adab dalam berlibur sangat penting agar waktu santai tetap bernilai ibadah dan keberkahan.
Dalam Islam, berlibur tetap bisa dengan cara yang benar, menyenangkan sekaligus berpahala. Supaya liburan lebih bermakna dan tetap dalam naungan syariat, berikut beberapa adab dan cara berlibur yang baik menurut ajaran Islam:
1. Menjaga Sholat 5 Waktu
Liburan tidak boleh menjadi alasan untuk meninggalkan sholat. Waktu santai di tempat wisata sekalipun harus tetap menunaikan kewajiban sholat lima waktu. Pastikan memilih lokasi liburan yang memudahkan untuk sholat, membawa perlengkapan sholat sendiri, serta mengetahui arah kiblat di lokasi tujuan. Sholat merupakan tiang agama yang tidak bisa ditinggalkan dalam kondisi apapun, termasuk saat liburan.
2. Tidak Berhutang untuk Liburan
Islam sangat melarang kebiasaan berhutang hanya untuk kebutuhan sekunder, apalagi sekadar liburan. Liburan hendaknya sesuai kemampuan finansial. Jangan sampai momen bersantai malah menimbulkan beban finansial kemudian hari. Rasulullah SAW pun mengingatkan umatnya untuk hidup sederhana dan tidak memaksakan dalam hal duniawi.
3. Tidak Berlibur dengan yang Bukan Mahram
Adab berlibur dalam Islam selanjutnya yakni penting untuk menjaga diri dan kehormatan. Islam melarang seorang laki-laki dan perempuan yang bukan mahram untuk bepergian berduaan. Selain menghindari fitnah, hal ini juga demi menjaga ketenangan hati dan keselamatan iman. Berlibur bersama keluarga atau teman sejenis menjadi pilihan terbaik.
Baca Juga: Adab dalam Majelis Taklim, Mudahkan dalam Menerima Ilmu
4. Mempelajari Fiqih Safar
Sebelum berangkat, sebaiknya memahami fiqih safar. Mulai dari batasan jarak safar, hukum sholat jamak dan qashar, hingga adab-adab safar sesuai sunnah Rasulullah SAW. Dengan memahami fiqih safar, ibadah selama perjalanan tetap berjalan lancar, meskipun tengah padatnya jadwal liburan.
5. Memilih Teman Perjalanan yang Baik
Seorang muslim dianjurkan untuk memilih teman safar sholeh yang dapat saling mengingatkan dalam kebaikan. Teman perjalanan yang baik akan menjadi penyejuk hati, dan menjadikan liburan lebih bermakna. Rasulullah SAW bahkan menganalogikan teman baik seperti penjual minyak wangi, yang meskipun tidak membeli, tetap mendapatkan harumnya.
6. Memperbanyak Berdzikir
Adab berlibur dalam Islam juga penting memperbanyak bacaan dzikir. Saat dalam perjalanan, perbanyak dzikir dan doa, baik saat berangkat, dalam perjalanan, maupun di lokasi liburan. Nikmat waktu senggang hendaknya penuh dengan hal-hal yang bernilai ibadah. Banyak manusia terlena saat waktu luang, sehingga melupakan Allah SWT. Padahal waktu sehat dan luang merupakan nikmat besar yang harus disyukuri.
7. Menahan Emosi dan Bersabar
Selama liburan, situasi tak selalu berjalan mulus. Kemacetan, antrean panjang, atau fasilitas yang tidak sesuai ekspektasi bisa memancing emosi. Seorang muslim hendaknya bersabar, menahan amarah, dan tetap berprasangka baik kepada Allah. Inilah ujian kecil dalam perjalanan yang bisa menjadi pahala jika bersabar.
Cara menikmati liburan dalam Islam bukanlah aturan yang menyulitkan, melainkan panduan agar liburan tetap mendatangkan ketenangan lahir batin dan keberkahan. Melalui adab yang baik, waktu bersantai bersama keluarga atau sahabat bisa menjadi ladang pahala dan refleksi diri.
Baca Juga: Adab Memakai Alas Kaki Sesuai Anjuran Rasulullah Saw
Karena sejatinya, setiap aktivitas seorang muslim hendaknya niat untuk beribadah kepada Allah SWT, termasuk saat berlibur. Semoga momen liburan tak hanya menyenangkan hati, tetapi juga mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Mari jadikan adab berlibur dalam Islam sebagai pedoman utama setiap perjalanan. (R10/HR-Online)