harapanrakyat.com,- Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat berencana menambah kuota rombongan belajar (rombel). Namun sekolah swasta tidak setuju dengan rencana penambahan kuota rombel tersebut.
Baca Juga: SMAN 3 Bandung Anulir 10 Calon Murid Baru di SPMB Tahap I Jalur Domisili
Kepala Disdik Jabar, Purwanto menjelaskan, tujuan dari rencana penambahan rombel dari 36 menjadi 50 murid di sekolah negeri, karena memaksimalkan pelayanan pendidikan.
“Kan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ingin memaksimalkan layanan (pendidikan) ya. Jadi, ingin anak-anak itu bisa bersekolah di sekolah negeri, ya kami harus layani kebijakan gubernur,” jelas Purwanto, Selasa (1/7/2025).
Menurutnya, kebijakan penambahan kuota rombongan belajar, tidak bermaksud untuk menjatuhkan sekolah swasta khususnya di Jawa Barat. Sebab, sekolah negeri tidak bisa menampung seluruh murid yang ada. Saat ini, hampir setengah dari jumlah calon murid baru SMA maupun SMK tidak tertampung di sekolah negeri.
“Sekolah swasta juga pada bertahan. Kan juga masih banyak anak-anak yang tidak tertampung, hampir setengahnya di negeri,” ujarnya.
Dengan banyak calon murid baru yang tidak tertampung di negeri, Purwanto menyarankan agar sekolah swasta meningkatkan layanan pembelajaran maupun pengelolaan.
Oleh karena itu, Purwanto meminta sekolah swasta tidak perlu khawatir dengan adanya rencana penambahan kuota rombel di sekolah negeri. Hal itu jika layanan pembelajaran maupun pengelolaan di sekolah swasta sudah meningkat.
“Perbaiki layanan pembelajarannya, layanan pengelolaannya biar masyarakat juga pada ke situ. Nanti pada nyari,” ucapnya.
Alasan Sekolah Swasta Tidak Setuju Rencana Penambahan Rombel
Sebelumnya, Forum Kepala Sekolah Swasta (FKSS) Jawa Barat tidak setuju rencana penambahan kuota rombongan belajar di sekolah negeri.
Ketua Umum FKSS Jabar, Ade D Hendriana mengatakan, rencana tersebut akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Bahkan dampak dari rencana itu, sekolah swasta berpotensi tutup karena kekurangan murid.
“Apabila benar kuota rombel bertambah, maka mutu pendidikan terancam turun. Guru sertifikasi kekurangan jam. Sekolah swasta berpotensi tutup dampaknya pada guru serta karyawan,” katanya, Senin (30/6/2025).
Baca Juga: SPMB Tahap II Dimulai, Dinas Pendidikan Jawa Barat Gunakan CAT di Jalur Prestasi
Sebelum rencana penambahan rombel di negeri, sekolah swasta sudah sepi peminat. Pada Sistem Penerimaan Calon Murid Baru (SPMB) sampai 24 Juni 2025, dari data yang ada rata-rata keterisian bangku sekolah swasta masih berada di bawah 50%.
“SPMB di sekolah swasta Jawa Barat tahun 2025 sampai 24 Juni kemarin rata-rata baru terisi 30 persen,” tuturnya. (Reza/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)