harapanrakyat.com,- Orang tua pelajar berinisial R (17), mengaku sempat dicurhati sebelum almarhum nekat mengakhiri hidupnya dengan cara lompat ke sungai Citanduy Kota Banjar, Jawa Barat. Korban sempat curhat kepada ibunya pada 10 Maret 2025 malam, sehari sebelum melompat ke sungai Citanduy.
Baca Juga: Kasus Pelajar yang Lompat ke Sungai Citanduy di Kota Banjar, LBH dan Keluarga Lapor Polisi
Orang tua korban, Cahyani Titi Suranti mengatakan, saat itu dirinya sedang berada di dalam kamar dan tiba-tiba korban menghampiri.
“Malam itu dia pulang ke rumah. Waktu itu saya masih main handphone, terus saya lihat matanya kok kayak gimana gitu,” kata Cahyani Titi Suranti, Senin (7/4/2025).
Kemudian, ia coba memeluk anaknya dengan penuh rasa sayang. Namun tiba-tiba anaknya menangis di atas pangkuannya, seperti memiliki tekanan yang cukup berat.
“Terus dia di pangkuan saya menangis sejadi-jadinya seperti tertekan sekali depresi lah,” terangnya.
Isi Curhatan Pelajar yang Lompat ke Sungai Citanduy
Lanjutnya menuturkan, bahwa ia mencoba untuk menanyakan apa yang sudah terjadi kepada anaknya. Sebelumnya korban tidak menjawab, namun akhirnya mengaku bahwa anaknya itu hampir dilecehkan oleh seseorang.
“Saya tanya sama dia, kamu dilecehkan? Awalnya dia gelengkan kepala. Tapi akhirnya dia bilang hampir (dilecehkan) mak. Terus dia nanya ke saya, apakah mama bisa penjarain orang karena perbudakan di bawah umur?” tuturnya.
Karena penasaran dengan masalah yang anaknya alami, ia terus menggali informasi. Anaknya menyampaikan bahwa sudah merasa lelah karena terus disuruh oleh seseorang.
“Dia bilang disuruh terus dan sudah lelah. Saya bingung kan nggak ngerti hukum karena ibu rumah tangga. Jadi terkait berbagai isu yang berkembang itu tidak benar,” ungkapnya.
Oleh karena itu, pihak keluarga pelajar ini menduga, bahwa tekanan tersebut yang menyebabkan korban nekat mengakhiri hidupnya dengan melompat ke Sungai Citanduy.
Karena masih berduka telah kehilangan anak kesayangannya, pihak keluarga baru bisa memberikan pernyataan dan melaporkan hal itu kepada pihak kepolisian.
“Kenapa baru melapor sekarang, karena saya baru mulai agak tenanglah. Karena sulit gitu ngumpulin tenaga, makanya saya sekarang ada yang mendampingi jadi semangat demi anak saya,” pungkasnya. (Sandi/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)