Museum Mandala Wangsit Siliwangi Bandung adalah sebuah museum militer yang terletak di Kota Bandung, tepatnya di Jalan Lembong No. 38 Braga. Di dalam museum ini, terdapat berbagai koleksi yang mencerminkan perjuangan tentara selama masa penjajahan, termasuk senjata tradisional seperti kujang, pedang bambu, klewang dan keris. Museum ini juga berfungsi sebagai saksi dari perjuangan prajurit Siliwangi bersama masyarakat Jawa Barat.
Baca Juga: Masjid Syiarul Islam Kuningan, Pesona Masjid Ikonik di Jantung Kota
Museum Mandala Wangsit Siliwangi Bandung dan Sejarahnya
Gedung yang menjadi Museum Mandala Wangsit Siliwangi dibangun antara tahun 1910 dan 1915. Akan tetapi, sebelumnya bangunan ini berguna sebagai rumah seorang perwira Belanda. Di antara tahun 1949 dan 1950 itu, bangunan tersebut kemudian diambil alih lantas menjadi markas bagi pasukan Siliwangi. Markas ini sempat menjadi target serangan oleh Angkatan Perang Ratu Adil (APRA).
Pemberontakan APRA sendiri berlangsung pada 23 Januari 1950 dan pemimpinnya adalah Raymond Westerling yang pernah menjadi kapten di tentara Hindia Belanda, Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger (KNIL). Akibat dari serangan yang terjadi, 97 prajurit gugur, termasuk Mayor Adolf Lembong dan ajudannya. Nama mereka kemudian abadi sebagai nama jalan di sekitar museum ini.
Pada 23 Mei 1966, gedung ini berubah fungsi menjadi museum yang diresmikan oleh Kolonel Ibrahim Adjie, panglima dari divisi Siliwangi ke-6. Museum Mandala Wangsit Siliwangi Bandung ini memiliki berbagai koleksi peralatan perang, mulai dari senjata tradisional hingga modern seperti meriam dan kendaraan lapis baja.
Tidak hanya peralatan militer, museum juga menyimpan koleksi uang dari masa penjajahan hingga awal kemerdekaan. Ada foto-foto mantan Panglima Divisi Siliwangi serta gambar-gambar dari peristiwa Bandung Lautan Api. Terdapat pula galeri yang menampilkan lukisan tentang romusha atau kerja paksa pada masa pendudukan Jepang.
Koleksi di Museum
Museum Mandala Wangsit Siliwangi Bandung memiliki beragam koleksi, termasuk senjata tradisional, peralatan perang, dokumen penting dan benda lain yang berkaitan dengan perjuangan TNI serta masyarakat Jawa Barat. Berikut ini adalah beberapa koleksi menarik yang ada di museumnya.
1. Senjata Tradisional
Salah satu koleksi utama di Museum Mandala Wangsit Siliwangi adalah senjata tradisional yang berguna dalam pertempuran tentara TNI dan masyarakat. Koleksi senjata ini meliputi keris, kujang, tombak, pedang serta golok. Kujang jadi senjata tradisional dari Sunda, sangat berarti bagi masyarakat Jawa Barat dan merupakan simbol keberanian sekaligus kehormatan. Apabila melihat koleksi ini, pengunjung bisa merasakan semangat juang dan kebanggaan para pejuang yang berani melawan penjajah meski dengan keterbatasan.
Baca Juga: Museum Talaga Manggung, Napak Tilas Kerajaan Talaga di Majalengka
2. Senjata Api dan Peralatan Militer
Selain senjata tradisional, museum ini juga menyimpan berbagai jenis senjata api yang biasanya tentara Indonesia gunakan untuk mempertahankan kemerdekaan. Pistol, granat, senapan dan mortir yang dipamerkan di museum ialah senjata-senjata selama masa perang kemerdekaan maupun sesudahnya.
Salah satu koleksi Museum Mandala Wangsit Siliwangi Bandung yang menarik adalah senapan Lee-Enfield dan Sten gun. Ini merupakan peninggalan dari tentara Belanda dan Jepang. Selain itu, senjata-senjata ini menjadi bukti nyata betapa beratnya perjuangan untuk mendapatkan dan mempertahankan kemerdekaan.
3. Alat Komunikasi dan Kendaraan Tempur
Nah, pada era peperangan, komunikasi merupakan suatu hal penting dalam menyusun strategi militer. Museum ini menyimpan beberapa perangkat komunikasi kuno seperti radio dan telepon lapangan yang berguna bagi tentara untuk berkomunikasi dalam medan pertempuran. Selain itu, ada juga beberapa kendaraan tempur yang TNI pakai dalam misi militer, termasuk juga kendaraan lapis baja yang menarik perhatian para pengunjung.
4. Barang Pribadi Para Pejuang
Lebih dari itu, koleksi Museum Mandala Wangsit Siliwangi Bandung juga mencakup berbagai barang pribadi para pejuang, seperti baju, medali, topi dan barang-barang yang digunakan sehari-hari oleh tentara. Barang-barang ini memberikan insight mengenai kehidupan sehari-hari para pejuang di masa lalu.
Begitu juga bisa mengingatkan pengunjung tentang perjuangan mereka yang penuh dengan pengorbanan. Salah satu barang menarik perhatian adalah seragam pahlawan dari Divisi Siliwangi yang menambah nuansa emosional dan inspiratif.
Menjadi Tujuan Edukasi dan Penghormatan
Museum ini memiliki misi utama untuk mengedukasi generasi muda tentang sejarah. Sebagai sumber inspirasi dan pengetahuan, museum ini memungkinkan pengunjung untuk memahami nilai-nilai patriotisme, keberanian dan pengorbanan para pejuang di masa lalu.
Selain itu, museum ini juga bertujuan memberikan penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Melalui kunjungan ke museum ini, besar harapan kalau generasi muda bisa menghargai jasa para pendahulu serta menjaga semangat persatuan maupun kesatuan bangsa.
Baca Juga: Makam Ratu Harisbaya, Jejak Cinta Puncak Gunung Rengganis Sumedang
Museum Mandala Wangsit Siliwangi Bandung adalah tempat yang penuh dengan sejarah dan nilai-nilai patriotisme. Museum Mandala di Bandung ini bukan hanya sekedar lokasi penyimpan artefak-artefak bersejarah. Akan tetapi, juga jadi simbol penghormatan kepada para pahlawan sekaligus pengingat bagi generasi selanjutnya untuk mencintai negara maupun menghargai jasa para pejuang. (R10/HR-Online)