Mataram, NTB – Sebanyak 450 personel gabungan dari Polri, TNI, dan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat diterjunkan untuk mengamankan rangkaian Pujawali dan Perang Topat 2025 di Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Kamis (04/12/2025). Pengamanan besar-besaran ini dilakukan mengingat acara adat dan religi tersebut selalu menyedot ribuan pengunjung setiap tahunnya.
Kekuatan pengamanan terdiri dari 275 personel Polresta Mataram, satu kompi BKO Satbrimob Polda NTB, satu kompi BKO Ditsamapta Polda NTB, personel Kodim 1606/Mataram, Pol-PP Lombok Barat, dan Dishub Lombok Barat. Seluruh rangkaian pengamanan dipimpin langsung Kabagops Polresta Mataram Kompol I Gede Maharta.
Untuk memastikan situasi tetap kondusif, Kapolresta Mataram Kombes pol. Hendro Purwoko SIK., MH., turun langsung melakukan monitoring sekaligus menghadiri puncak acara Pujawali dan Perang Topat. Tampak pula Bupati Lombok Barat beserta seluruh kepala OPD turut hadir dalam perhelatan budaya tersebut.
Acara adat yang sarat nilai toleransi ini mendapat perhatian penuh dari aparat keamanan mengingat Pujawali dan Perang Topat merupakan simbol harmonisasi umat Hindu dan Islam Wetu Telu yang telah berlangsung turun-temurun.
Sebelum pelaksanaan, seluruh personel mengikuti apel kesiapan sebagai bentuk koordinasi terakhir.
“Kegiatan budaya ini mengandung nilai spiritual yang tinggi dan harus berlangsung aman serta tertib. Karena itu, Polresta Mataram mempersiapkan pengamanan secara maksimal dengan kekuatan penuh, ” ujar Kapolresta Mataram.
Pujawali dan Perang Topat adalah agenda budaya tahunan yang selalu menjadi magnet bagi masyarakat lokal maupun wisatawan. Tradisi unik ini menggambarkan kerukunan dua umat beragama dan menjadi ikon budaya Lombok yang penuh makna.
Perang Topat sendiri, yang merupakan prosesi saling lempar ketupat antar peserta, berlangsung meriah namun tetap aman berkat kehadiran personel keamanan yang sigap dan terkoordinasi.
Dengan pengamanan ketat yang dilakukan oleh Polresta Mataram bersama unsur TNI dan Pemerintah Daerah, seluruh rangkaian kegiatan berlangsung lancar, tertib, dan penuh kekhidmatan. Ribuan masyarakat dapat menikmati jalannya tradisi tanpa gangguan.
Pujawali dan Perang Topat 2025 pun kembali menjadi bukti kuat bahwa nilai budaya dan toleransi di Lombok tetap terjaga, dengan dukungan penuh aparat keamanan sebagai garda penjaga harmoni.(Adb)


















































