harapanrakyat.com,- Empat murid Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 11 di Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung, Jawa Barat, mengundurkan diri dengan alasan ingin belajar di rumah.
Kepala SRMA 11, Tintin Sri Suprihatin mengatakan, empat orang murid yang mundur dari SRMA 11 ini lebih memilih untuk belajar di rumah, atau sekolah formal.
Mereka yang mengundurkan diri terdiri dari satu laki-laki dan tiga perempuan. Meski begitu, Tintin memastikan keempat murid tersebut kini sudah bersekolah di negeri maupun swasta.
“Empat orang yang mundur karena tidak sanggup untuk boarding. Jadi itu sudah kembali ke keluarganya. Kini sekolahnya ada yang di negeri, ada yang swasta,” terang Tintin di SRMA 11, Jalan Ir. H. Djuanda, Kota Bandung, Senin (28/7/2025).
Baca Juga: Sekolah Rakyat di Kota Bandung Dimulai, Orang Tua Murid Ngaku Terbantu
Lanjutnya menyebutkan, saat ini jumlah murid di SRMA 11 tetap 100 orang, meskipun ada empat yang mengundurkan diri. Karena ada empat murid yang menggantikan.
Empat murid penggantinya itu berasal dari Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DT-SEN) atas rekomendasi dari Dinas Sosial Kota Bandung.
“Tapi yang empat orang ini sudah ada penggantinya. Jadi kami tetap dari awal datanya 100 orang, sekarang juga masih 100 orang,” katanya.
Murid Sekolah Rakyat Boleh Pulang ke Rumah, Asal Izin
Tintin menambahkan, seluruh murid SRMA 11 ini boleh kembali ke rumah masing-masing apabila ada keperluan. Namun, sebelum mereka pulang harus meminta izin terlebih dahulu, dan para orang tua siswa juga boleh menengok anak-anaknya.
Baca Juga: Begini Penampakan Ruang Kelas hingga Asrama Murid Sekolah Rakyat di Poltekesos Bandung
“Misalkan kemarin ada yang kakaknya menikah, itu minta surat izin. Sesuai pesan Presiden Prabowo ya, ketika ada orang tua yang datang ingin bertemu, kami fasilitasi. Kami khususkan untuk fasilitasi di hari Minggu,” jelasnya lagi.
Selain itu, pihaknya juga menggelar sesi untuk bercerita kepada kepala sekolah, wali murid, maupun antar murid selama menjalani pembelajaran di SRMA 11. Harapannya hal itu bisa mengobati rasa rindu para siswa kepada orang tuanya selama tinggal di asrama.
“Setiap malam ada sesi curhat gitu ya, kalau ada yang rindu sama keluarganya. Tapi empat orang murid yang mengundurkan diri dari Sekolah Rakyat itu lebih memilih untuk belajar di rumah saja,” kata Tintin Sri Suprihatin. (Reza/R3/HR-Online/Editor: Eva)