Gereja Santo Ignatius Cimahi merupakan salah satu tempat ibadah bagi umat Katolik. Tempat ibadah ini berada di Jalan Baros Nomor 8 Kota Cimahi, Jawa Barat. Lantas, bagaimana sejarah pembangunan tempat ibadah tersebut? Simak pembahasannya sebagai berikut.
Baca Juga: Menguak Fakta Berdirinya Mercusuar Willem III di Semarang
Sejarah Berdirinya Gereja Santo Ignatius Cimahi
Gereja Santo Ignatius sudah terdaftar dalam Buku Baptis tanggal 12 Januari 1930. Dimana, gereja umat Katolik ini berada dalam naungan Keuskupan Bandung.
Sebagai informasi Keuskupan Bandung merupakan salah satu keuskupan yang berada di Indonesia. Keuskupan sendiri merupakan istilah untuk wilayah gerejawi, termasuk beberapa denominasi Kristen yang diatur oleh seorang uskup.
Sekilas Tentang Tempat Ibadah “Gereja”
Awalnya, gereja terbentuk pada abad pertama tarikh Masehi di Yudea, negeri jajahan Romawi. Tempat ibadah ini berlandaskan ajaran Yesus Kristus, orang yang pertama kali menghimpun murid.
Murid-murid inilah yang kemudian disebut “Umat Kristen”. Menurut kitab injil, Yesus mengamanatkan kepada mereka untuk menyebarluaskan ajaran-ajarannya ke seluruh dunia.
Sedikit demi sedikit, gereja menyebar ke seluruh wilayah Kekaisaran Romawi. Bahkan, gereja bisa tumbuh pesat di kota-kota seperti Yerusalem, Antiokhia, dan Edesa. Hingga akhirnya, gereja terkenal sebagai tempat ibadah penting bagi umat Kristen maupun Katolik di seluruh dunia.
Sejarah Gereja Santo Ignatius
Pembangunan Gereja Santo Ignatius Cimahi pertama kali berlangsung pada tahun 1906. Pembangunan tempat ibadah ini mendapatkan bantuan dari beberapa pihak Kerajaan Belanda dan para relawan.
Akhirnya, pembangunan Gereja Santo Ignatius selesai pada tanggal 20 Desember 1908. Pembangunannya sendiri berada di bawah pengawasan Pastor Martinus Timmers SJ dan Pastor Jacobus Van Santen pada tahun 1907. Kemudian, pengawasan pembangunan diteruskan oleh Pastor Joanes Kremer S.J. pada tahun 1908.
Desain Gereja Santo Ignatius
Gereja Santo Ignatius berdiri megah dengan bangunan gedung seluas 8 m x 16 m. Bangunan ini berbentuk lurus dengan tampak muka bergaya neo romantic.
Baca Juga: Menelusuri Jejak Tugu Koperasi Nasional Tasikmalaya
Sementara itu, langit-langit dan jendela gereja berbentuk melengkung. Khusus altar pada gereja mengusung desain menyatu dengan tabernakel dari kayu jati.
Kayu jati tersebut memiliki ukiran bergaya gothic dengan salib dari baja yang bertengger di bubungan gereja. Altar pada Gereja Santo Ignatius mampu menampung umat sekitar 100 hingga 150 orang.
Pemberkatan Gereja
Pemberkatan Gereja Santo Ignatius berlangsung pada tanggal 20 Desember 1908. Saat itu, Pastor Joanes Kremer SJ memimpin pemberkatan dan memberikan nama pelindung Santo Ignatius Loyola.
Sebagai informasi, Ignatius Loyola sendiri merupakan mantan ksatria Spanyol dengan keturunan bangsawan Baska yang menjadi teolog dan imam Katolik. Sosok tersebut juga merupakan pendiri Ordo Serikat Yesus pada tahun 1491-1955.
Menariknya, ada perbedaan tanggal pemberkatan dan peringatan di Gereja Santo Ignatius. Meskipun pemberkatan gereja pada tanggal 20 Desember 1908, hari jadi Gereja Santo Ignatius Cimahi berlangsung setiap tanggal 31 Juli. Hal tersebut sesuai dengan peringatan pesta nama Santo Ignatius Loyola.
Mengenal Sosok Santo Ignatius Loyola
Santo Ignatius Loyola terkenal sebagai sosok pembimbing rohani yang sangat berbakat. Ia menuliskan metodenya dalam suatu risalah yang populer sebagai Latihan Rohani.
Risalah Latihan Rohani tersebut berisi serangkaian meditasi, doa dan latihan mental lainnya. Karya ini berhasil terbit pertama kali pada tahun 1548, tepat setelah memperoleh persetujuan dari Paus Paulus III.
Gereja Katolik menganggap Ignatius Loyola sudah memberikan kesaksian yang lebih banyak semenjak Nabi Musa. Hal inilah yang menjadikan sosoknya dihormati, hingga diabadikan sebagai nama gereja.
Sebagai informasi, Santo Ignatius Loyola dibeatifikasi atau diakui resmi oleh Paus Paulus V pada tahun 1609. Kemudian, ia dikanonisasi oleh Paus Gregorius XV pada tanggal 12 Maret 1622. Sementara pesta perayaannya berlangsung setiap tanggal 31 Juli.
Lanjut, Santo Ignatius Loyola terkenal sebagai santo pelindung Gipuzkoa dan Bizkaia. Selain itu, ia juga menjadi santo pelindung retret rohani oleh Paus Pius XI pada tahun 1922.
Baca Juga: Asal Usul Rumah Kentang Bandung sebelum Terbengkalai
Gereja Santo Ignatius menjadi salah satu tempat ibadah penting di kota Cimahi. Setelah pembangunanya pada tahun 1908, Gereja Santo Ignatius Cimahi ini menjadi bagian penting dari perjalanan spiritual masyarakat setempat. Bangunan bersejarah tersebut tidak hanya menjadi pusat kegiatan rohani saja, namun juga menjadi saksi bisu atas kehidupan beragama masyarakat, khususnya di Cimahi. (R10/HR-Online)