Sejarah Rampak Kendang menarik untuk menjadi pokok bahasan. Hal ini karena Rampak Kendang merupakan salah satu tarian kesenian khas Jawa Barat yang memiliki filosofi makna yang tersirat di balik gerakannya. Tarian ini berfungsi sebagai pagelaran acara-acara kebudayaan tertentu atau biasa juga terdapat pada sebuah resepsi pernikahan.
Baca Juga: Sejarah Tari Tiban, Wujud Permohonan Air Hujan di Desa Wajak Jawa Timur
“Rampak” berasal dari bahasa Sunda yang mempunyai arti serempak atau secara bersama-sama. Sedangkan kendang merupakan alat musik utama dalam pertunjukan tarian tersebut. Untuk mengetahui lebih lanjut terkait tari Rampak Kendang ini, simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!
Sejarah Rampak Kendang dan Arti Namanya
Salah satu kesenian khas Jawa Barat yang masih eksis dan berdiri tegak hingga saat ini adalah Rampak Kendang. Pagelaran kesenian ini biasanya terdapat pada acara -acara tertentu yang bersifat resmi.
Secara arti nama, Rampak mempunyai arti bersama, sementara kendang merupakan salah satu instrumen (waditra) gamelan. Oleh karena itu, rampak kendang berarti menabuh beberapa gendang secara bersama-sama atau serentak.
Melansir dari laman web jabarprov.go.id mencatat sejarah bahwa seni pertunjukan musik kreasi asal Jawa Barat ini merupakan hasil olahan komponis ternama Sunda bernama Gugum Gumbira. Rampak Kendang atau Rampak Gendang muncul secara bersama dengan seni tari Jaipong sekitar tahun 1980-an.
Kala itu, alat musik kendang merupakan musik pengiring tarian jaipongan. Pertunjukannya saat ini sering berkolaborasi dengan alat musik modern sehingga menghasilkan tontonan yang lebih semarak, enerjik dan atraktif.
Ciri Khas Pertunjukan Tari Rampak Kendang
Dalam pementasan Rampak Kendang, formasi pemain biasanya berada di barisan paling depan. Masing-masing pemain memegang satu gendang gede atau gendang indung, serta dua kendang kulanter.
Para pemain mengenakan pakaian khas Sunda, lengkap dengan ikat kepala (udeng) dari kain, yang mencerminkan identitas budaya yang kuat. Ciri khas utama pertunjukan Rampak Kendang adalah para pemainnya tidak hanya memainkan gendang sambil duduk diam, tetapi juga bergerak secara atraktif dan dinamis.
Mereka menampilkan gerakan yang sinkron, menggerakkan tangan, kepala, serta badan, sambil tetap memainkan kendang dengan penuh semangat. Gerakan tariannya bersifat menghentak, energik, dan penuh ekspresi, menciptakan harmoni antara ritme musik dan tarian.
Selain itu, sering kali para pemain berteriak serentak saat melakukan atraksi atau diam secara tiba-tiba dalam waktu bersamaan. Hal ini semakin menambah kesan semarak, dramatis, dan memukau, menjadikan Rampak Kendang sebagai seni pertunjukan yang dinamis dan penuh daya tarik.
Baca Juga: Sejarah Tari Sampiung, Warisan Budaya Jawa Barat yang Bermakna
Alat Musik, Kolaborasi, dan Perkembangan Saat ini
Sejarah Rampak Kendang terkait alat musik dan kolaborasinya adalah menggunakan instrumen Gendang atau kendang. Alat musik ini merupakan instrumen dalam gamelan Jawa, yang berguna sebagai pengatur irama.
Selain itu, peralatan musik lain dalam pertunjukan tarian tersebut adalah rebab, gitar, dan alat gamelan yang lain. Semuanya bersatu padu membentuk satu kesatuan irama yang energik dan bersemangat.
Pada perkembangannya saat ini, pertunjukkan Rampak Gendang sering berkolaborasi dengan kesenian yang lain, seperti tari Jaipong atau menjadi musik pengiring lagu pop. Oleh karena itu, hasil kolaborasi tariannya sangat jauh
Tidak berhenti sampai situ saja, bahkan orang-orang dari luar negeri mengunjungi Indonesia hanya sekedar untuk mempelajari kesenian tersebut. Sebagai contoh, pernah ada salah satu universitas di Amerika membuka mata kuliah kesenian dengan menghadirkan dosen kesenian Indonesia khusus mempelajari Rampak Kendang.
Filosofi Nilai Kesenian Rampak Kendang
Sejarah Rampak Kendang merupakan kesenian yang mempunyai nilai representasi dari kebersahajaan masyarakat Sunda. Di dalam kesenian tersebut terdapat kaya akan nilai-nilai makna filosofis mendalam yang mencerminkan kerukunan dan harmonisasi dari keseluruhan masyarakat di wilayah tersebut.
Harmonisasi kehidupan ini berlandaskan sifat-sifat kegotong-royongan dan keceriaan. Tarian kesenian tradisional ini menambah daftar kekayaan budaya nusantara yang mendunia dan sudah sepantasnya kita lestarikan.
Saat ini, kesenian Rampak Kendang biasa ditampilkan dalam berbagai acara-acara seperti: kebudayaan, resepsi pernikahan, dan dalam konferensi tingkat dunia untuk menjalin hubungan baik antar bangsa. Kesenian ini juga sering terdapat pada acara-acara festival seni dalam rangka mewujudkan kelestarian kebudayaan nasional.
Baca Juga: Kesenian Jurig Sarengseng Juara Pertama Kirab Budaya Janur di Kota Banjar
Demikian ulasan terkait sejarah Rampak Kendang sebuah kesenian tradisional Sunda di Jawa Barat yang memiliki nilai-nilai filosofis yang mendalam di dalamnya. Keberadaannya wajib kita jaga kelestariannya agar eksis dan berdiri untuk menambah daftar kekayaan budaya di negara Indonesia. (R10/HR-Online)