Siasat Dedi Mulyadi Tangani Kemacetan Kota Bandung, Dorong Transportasi Publik Terintegrasi Antardaerah Bisa Segera Terealisasi

16 hours ago 7

harapanrakyat.com,- Belakangan ini Kota Bandung menjadi perhatian publik, tetapi bukan dari prestasi melainkan tingkat kemacetan. Bahkan, kemacetan yang terjadi di Kota Bandung itu sampai menjadi perhatian Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.

Merespons hal itu, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatakan, ia belum akan menginstruksikan Wali Kota Bandung, M. Farhan untuk mengatasi kemacetan itu. Sebab, seluruh kepala daerah termasuk Farhan baru bekerja saja bekerja dengan baik dalam waktu yang singkat.

Tetapi, kemacetan di Kota Bandung itu umumnya terjadi pada Sabtu dan Minggu, karena wisatawan dari luar daerah terutama Jakarta banyak yang datang.

“Semua kan baru bekerja dengan baik ya. Dan Bandung itu kan macet utamanya di Sabtu dan Minggu. Karena orang Jakarta kan piknik ke Bandung gitu loh. Itu membawa keberkahan bagi UMKM, bagi perhotelan,” kata Dedi di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (11/7/2025).

Pemprov Jabar Siapkan Langkah Atasi Kemacetan Kota Bandung

Meskipun begitu, Dedi sedang menyiapkan sejumlah langkah dan analisa untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandung. Mengingat, jalan di Kota Bandung dari dulu sampai sekarang tidak mengalami perubahan.

“Problem Kota Bandung itu dari sampai sekarang jalannya tidak mengalami perubahan,” ujarnya.

Kemudian, pihaknya sedang melakukan analisa mengenai lampu lalu lintas atau Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) di Kota Bandung yang justru membuat kemacetan.

“Kami lagi membuat analisa, bisa nggak ke depan sih traffic light itu membuat menjadi lancar. Kan bisa jadi ini penghitungan yang di sini yang di sini belum tepat. Ini kami lagi ngitung nih biar tepat,” tuturnya.

Selain itu, kata Dedi, Pemprov Jawa Barat sedang mengupayakan transportasi publik yang terintegrasi antardaerah. Sebab, Jawa Barat ini terdiri dari 27 daerah yang memiliki otonomi daerah masing-masing dan baru kali ini bisa terorkestrasi.

“Solusinya adalah transportasi publik dan harus terintegrasi. Kami sudah punya rancangan, sudah bicara dengan Kemenhub, rincian biaya yang sudah kami sampaikan,” tuturnya.

Dedi pun berharap usulan untuk menyediakan transportasi publik yang terintegrasi antardaerah bisa segera terealisasikan. 

Mengingat, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sudah menyetujui sudah menyetujui penyediaan transportasi publik yang terintegrasi antardaerah dengan nilai investasi hampir Rp 22 triliun.

“Tetapi ini baru usulan dan baru hasil penghitungan konsultan. Realisasinya, kami tunggu pemerintah pusat, karena kan kalau menyangkut investasi dari luar itu kan harus perizinan dari Menteri Keuangan,” kata Dedi Mulyadi.

Berdasarkan data dari TomTom Traffic Index 2024, Kota Bandung menduduki peringkat pertama sebagai kota termacet di Indonesia. Bahkan, Kota Bandung menduduki peringkat ke-15 sebagai kota termacet di dunia. Dari data tersebut, rata-rata waktu tempuh per 10 kilometer di Kota Bandung membutuhkan waktu 32 menit 37 detik. (Reza/R6/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |