Spesies Cicak Jari Bengkok Baru dari Simeulue, Cyrtodactylus Maryantoi

12 hours ago 4

Penemuan spesies cicak jari bengkok di Aceh menyita perhatian. Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Awal Riyanto, berhasil mendeskripsikan satu spesies cicak jari bengkok baru dari Pulau Simeulue, Aceh. Hasil studi ini terbit dalam jurnal ilmiah internasional Zootaxa pada 4 Agustus 2025.

Baca Juga: Penemuan Terbaru Spesies Baru Tikus Hutan Crunomys Tompotika

Dalam penelitian tersebut, spesies ini teridentifikasi sebagai kerabat dekat dari Cyrtodactylus awalriyantoi, cicak jari bengkok yang sebelumnya muncul di Sumatra Barat. Temuan ini semakin menegaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia, terutama untuk kelompok herpetofauna seperti cicak dan kadal.

Pendekatan Taksonomi Integratif Terkait Penemuan Spesies Cicak Jari Bengkok

Awal Riyanto dan tim menggunakan pendekatan taksonomi integratif, yaitu metode penelitian modern yang menggabungkan analisis molekuler (genetik) dengan morfologi. Analisis statistik, baik univariat maupun multivariat, menunjukkan perbedaan bentuk tubuh yang jelas antara spesimen dari Simeulue dengan C. awalriyantoi dari daratan Sumatra.

Lebih lanjut, hasil analisis molekuler menempatkan spesimen Simeulue dalam kelompok Cyrtodactylus sworderi. Dengan metode bootstrap (resampling untuk memperkirakan variabilitas statistik), terdapat dukungan yang sangat kuat bahwa cicak ini adalah spesies baru. Tingkat perbedaan genetik (p-distance) antara kedua spesies mencapai 12,4–12,7 persen, sedangkan dengan spesies lain dalam kelompok sworderi mencapai 17,2–20,1 persen.

Pemberian Nama Cyrtodactylus maryantoi

Setelah memastikan statusnya sebagai spesies baru, Awal dan tim memberi nama Cyrtodactylus maryantoi. Nama ini mengambil dari Ibnu Maryanto, profesor riset bidang mamalia Indonesia di BRIN yang terkenal sebagai sosok pembimbing dan inspirator generasi baru taksonomis serta konservasionis.

“Nama spesifik maryantoi merupakan bentuk penghormatan sekaligus dedikasi terhadap kontribusi beliau dalam dunia penelitian biologi Indonesia,” jelas Awal.

Mengenal Marga Cyrtodactylus

Cicak jari bengkok atau Cyrtodactylus pertama kali dideskripsikan oleh John Edward Gray pada 1827 melalui spesies Cyrtodactylus pulchellus dari Pulau Penang, Malaysia. Hingga kini, berkat kemajuan teknologi molekuler dan metode DNA barcoding, keanekaragaman marga ini semakin terungkap.

Saat ini, tercatat sekitar 283 spesies Cyrtodactylus telah dideskripsikan. Sebarannya meliputi:

  • Dataran tinggi Tibet
  • Asia Tenggara (Thailand, Myanmar, Vietnam, Laos, Kamboja, Malaysia)
  • India dan Sri Lanka
  • Filipina
  • Kepulauan Nusantara (Indonesia)
  • Australia bagian utara
  • Wilayah Oseania

Indonesia sendiri menyimpan hidden biological diversity, yaitu keragaman hayati yang belum sepenuhnya kita ketahui. Banyak wilayah yang belum tersentuh penelitian, sehingga potensi penemuan spesies baru masih sangat besar.

Cicak Jari Bengkok dan Kearifan Lokal

Menariknya, Awal Riyanto dan tim juga memanfaatkan penemuan spesies cicak jari bengkok untuk memperkenalkan kuliner khas Indonesia. Beberapa nama spesies baru terinspirasi dari makanan lokal, seperti:

  • Cyrtodactylus pecelmadiun dari Jawa Timur, terinspirasi kuliner pecel madiun
  • Cyrtodactylus papeda dari Pulau Obi, Maluku Utara
  • Cyrtodactylus tehetehe dari Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur

Baca Juga: Fakta Siput Naga Biru Si Penjelajah Samudra

Menurut Awal, pemberian nama unik ini sekaligus “mendaftarkan” kuliner Nusantara dalam kancah ilmiah internasional, sehingga memperkecil peluang klaim budaya oleh negara lain.

Tantangan dalam Penelitian dan Konservasi

Meski jumlah spesies baru terus bertambah, penelitian tentang cicak jari bengkok di Indonesia masih tergolong terbatas. Beberapa tantangan utama adalah:

  • Spesies kompleks: beberapa spesies terlihat sangat mirip sehingga sulit dibedakan tanpa analisis genetik.
  • Spesies kriptik: dua spesies berbeda tetapi memiliki bentuk tubuh hampir identik.
  • Minimnya studi lapangan: banyak daerah di Indonesia, terutama pulau-pulau kecil, belum dieksplorasi secara mendalam.

Selain itu, keberadaan cicak jari bengkok juga menghadapi ancaman nyata, antara lain:

  • Alih fungsi lahan yang menghancurkan habitat asli.
  • Penggunaan herbisida dan pestisida di lahan pertanian yang meracuni populasi cicak.
  • Perdagangan ilegal satwa untuk hewan peliharaan eksotis, konsumsi, hingga bahan obat tradisional TCM (Traditional Chinese Medicine).

Keunikan Adaptasi Cicak Jari Bengkok

Spesies dalam genus Cyrtodactylus terkenal memiliki kemampuan beradaptasi dengan habitat mikro. Masing-masing spesies memiliki preferensi habitat yang berbeda, mulai dari hutan primer, hutan sekunder, kawasan karst, hingga area pertanian.

Keunikan ini membuat setiap spesies menjadi indikator penting bagi kesehatan ekosistem. Sayangnya, karena sebagian besar mudah ditangkap dan memiliki nilai komersial, populasinya rentan menurun jika tidak ada upaya konservasi.

Potensi Wisata Ilmiah dan Edukasi di Aceh

Penemuan spesies cicak jari bengkok baru di Simeulue tidak hanya menambah daftar biodiversitas Indonesia, tetapi juga membuka peluang untuk mengembangkan wisata ilmiah dan edukasi. Simeulue, yang populer dengan panorama pantai dan ombak surfing, kini memiliki daya tarik tambahan berupa keunikan fauna endemik.

Dengan menggabungkan potensi pariwisata alam dan penelitian biodiversitas, Aceh dapat mempromosikan diri sebagai salah satu destinasi ekowisata unggulan di Indonesia.

Penemuan Cyrtodactylus maryantoi, spesies cicak jari bengkok baru dari Simeulue, Aceh, merupakan bukti nyata bahwa Indonesia masih menyimpan kekayaan hayati luar biasa. Pendekatan taksonomi integratif yang menggabungkan analisis molekuler dan morfologi menjadi kunci dalam mengungkap keragaman ini.

Baca Juga: Nokdiak Moncong Pendek, Mamalia Bisa Bertelur

Lebih dari sekadar catatan ilmiah, penemuan spesies cicak jari bengkok ini juga mengandung pesan penting tentang konservasi dan identitas budaya. Melalui penamaan spesies spesies cicak jari bengkok yang terinspirasi dari tokoh sains maupun kuliner Nusantara, dunia bisa melihat betapa kaya dan uniknya Indonesia. Ke depan, diharapkan semakin banyak penelitian dilakukan di daerah-daerah terpencil, sehingga potensi biodiversitas yang masih tersembunyi dapat diungkap, sekaligus menjaga kelestariannya untuk generasi mendatang. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |