Manipulasi sel somatik sangat bermanfaat untuk tanaman. Dengan teknologi yang semakin canggih, kini manipulasi sel jadi lebih mudah. Ada manfaat menarik di baliknya untuk perkembangan tanaman.
Baca Juga: Jaringan Meristem Primer dan Sekunder Pada Tumbuhan
Di Indonesia, proses ini juga sudah mulai terkenal. Kini banyak orang yang sudah menyadari betapa pentingnya proses ini. Namun, apa sebenarnya keuntungan dari manipulasi sel dan apakah akan ada efek sampingnya?
Mengenal Manipulasi Sel Somatik
Perlu Anda ketahui, sel somatik merupakan semua sel yang ada pada tubuh makhluk hidup kecuali sel gamet (sel sperma dan sel telur). Pada tanaman, sel somatik merupakan sel penyusun tubuh selain sel kelamin (gamet) dan induk sel yang akan menjadi gamet.
Apabila dalam konteks perbanyakan tanaman, maka sel ini juga terkenal karena kemampuannya untuk menghasilkan individu baru melalui proses embriogenesis somatik. Jadi, mudahnya sel somatik ini merupakan sel tubuh namun bukan sel reproduksi. sel ini membentuk bagian tubuh tanaman, seperti akar, batang, daun dan lainnya yang tidak terlibat langsung pada reproduksi seksual.
Inovasi manipulasi sel ini sudah tidak asing lagi. Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Botani Terapan (PRBT) mengungkap teknologi terbaru dalam manipulasi somatik. Proses ini ternyata memiliki peran yang sangat penting.
Proses manipulasi sel ini membuktikan bahwa teknologi yang ada saat ini sudah semakin berkembang. Masyarakat juga perlu tahu bahwa proses ini akan memberikan dampak positif. Apalagi Indonesia yang memiliki biodiversitas melimpah, maka manipulasi sel ini bisa dilakukan pada hewan maupun tumbuhan.
Sejarah dan Perkembangan
Manipulasi sel somatik adalah serangkaian teknik bioteknologi yang bertujuan mengubah, memperbaiki, atau memanfaatkan sel-sel tubuh (sel somatik) untuk berbagai keperluan, mulai dari perbaikan tanaman, pengobatan penyakit, hingga kloning hewan. Sel somatik adalah sel yang membentuk jaringan tubuh, berbeda dengan sel gamet (sel reproduksi). Manipulasi ini dapat kita lakukan melalui berbagai metode, seperti fusi protoplas, transfer inti sel somatik (somatic cell nuclear transfer/SCNT), hingga gene editing.
Teknologi manipulasi sel somatik mulai populer sejak keberhasilan kloning domba Dolly pada tahun 1996 melalui teknik SCNT. Sejak saat itu, berbagai penelitian terus berkembang, baik di bidang pertanian, kedokteran, maupun peternakan. Di Indonesia, teknologi ini mulai diterapkan untuk memperbaiki varietas tanaman melalui embriogenesis somatik, yaitu metode regenerasi tanaman dari sel tunggal yang stabil secara genetik dan bebas penyakit
Lima Teknologi Utama
BRIN menyebut bahwa peneliti mereka menemukan lima teknologi utama dalam manipulasi sel somatik. Kelima teknologi tersebut sudah semakin berkembang dan keberadaannya berguna untuk perbaikan tanaman. Jenis teknologi tersebut adalah mutasi in vitro, seleksi in vitro, manipulasi ploidi, hibridisasi somatik, hingga transformasi genetik.
Seluruh metode yang ada membutuhkan sistem regenerasi tanaman yang sudah mapan. Baik itu melalui jalur organogenesis maupun embriogenesis somatik, tanaman sebaiknya sudah memiliki regenerasi yang baik. Tanaman perlu mengembangkan protokolnya yang dipengaruhi oleh banyak faktor.
Beberapa faktor tersebut adalah genotype seperti hara, inoculum, hingga penggunaan zat pengatur tumbuhan. Embriogenesis somatik sejauh ini menjadi metode unggulan dalam regenerasi tanaman karena mampu menghasilkan tanaman dari sel tunggal yang stabil secara genetik dan bebas kimera.
Baca Juga: Morfologi Bawang Merah dan Klasifikasinya
Adapun kelima teknologi tersebut telah diterapkan pada berbagai jenis tanaman. Beberapa tanaman tersebut termasuk pisang, alpukat, jat, bahkan tanaman hias dan juga obat.
Teknik Regenerasi Embriogenesis
Teknik Regenerasi Embriogenesis merupakan salah satu yang populer dalam manipulasi sistem sel somatik. Adapun teknik ini berlangsung dengan regenerasi tanaman melalui protoplasma dan juga bisa menjadi sistem delivery dari metode perbaikan tanaman dengan cara gene editing.
Teknik gene editing tersebut semakin populer di berbagai negara. Alasannya karena ini bisa menjadi alternatif dari teknologi sebelumnya, yaitu transformasi genetik yang awalnya dipermasalahkan banyak komunitas LSM di seluruh dunia. Dengan teknik baru, maka bisa menjadi masa depan penelitian.
Apabila teknologi ini bisa berkembang dengan maksimal, maka hasilnya tanaman bisa lebih unggul dan bukan hanya tanaman transgenik sehingga akan lebih cepat sampai ke tangan konsumen. Namun, peraturannya harus lengkap dan jelas agar tidak menyalahi aturan paten internasional karena beberapa teknologi kunci sudah memiliki perlindungan hukum.
Manfaat Teknologi Manipulasi Sel
Memanipulasi sel somatik pada tumbuhan ini menjadi hal yang sangat penting. Ada berbagai manfaat dari menerapkan teknologi yang ada saat ini. Salah satunya adalah meningkatkan vigor dan produktivitas tanaman.
Misalnya seperti beberapa varietas pisang, jati, kelor dan lainnya. Beberapa varietas tetraploid telah terdaftar di oleh BRIN sebagai varietas baru pisang pisang dan beberapa telah mendapat perlindungan varietas tanaman, seperti Rejang triploid dan Rejang tetraploid.
Teknologi protoplas dan hibridisasi somatik memungkinkan penggabungan sifat-sifat unggul yang berasal dari dua induk dan tidak bisa disilangkan sebelumnya, baik itu secara konvensional maupun di grafting atau okulasi. Contohnya seperti buah alpukat yang rentan terhadap penyakit busuk akar.
Baca Juga: Mengenal Tunas Adventif Akar dan Pertumbuhannya
Ternyata kerabat liar tanaman ini lebih tahan terhadap penyakit busuk akar namun spesiesnya tidak bisa disilangkan maupun ilmuwan grafting dengan alpukat. Maka, solusinya adalah melakukan hibridisasi atau manipulasi somatik antara dua jenis tersebut dengan harapan hibrida somatiknya memiliki sifat yang diharapkan. Jadi, ini membuktikan bahkan manipulasi sel somatik sangat penting untuk tumbuhan. (R10/HR-Online)