harapanrakyat.com,- Indonesian Off Road Federation (IOF) Garut, Jawa Barat dituding rusak hutan Gunung Cikuray. Tuduhan itu datang pasca viralnya video hutan Gunung Cikuray yang rusak diduga akibat kegiatan offroad IOF Garut dalam rangka ulang tahun ke-3.
Dalam video yang viral, pengunggah video menyebut mobil offroad masuk ke hutan sehingga merusak habitat, termasuk mengganggu ekosistem yang ada di tempat tersebut. Warganet pun ramai-ramai memberi komentar miring serta mengecam perusahaan yang mensponsori kegiatan tersebut.
Pengurus IOF Garut yang menyelenggarakan kegiatan tersebut membantah telah melakukan perusakan. Menurut mereka, lintasan jalur yang digunakan merupakan jalan lama yang sudah ada sejak 10 tahun lalu.
Panitia ultah IOF Garut, selaku penyelenggara kegiatan offroad tersebut mengaku telah mengantongi izin dari berbagai pihak atas event tersebut. Tak hanya itu, sebelum kegiatan panitia melakukan survei dan tidak ada persoalan.
“Kita tempuh surat rekomendasi dari Pengda (pengurus daerah) termasuk izin Dayeuh Manggung penggunaan lahan. Event beberapa juga memang lewat situ dan dilihat jalan bekas lintasan, bukan baru. Termasuk itu juga ada yang curug, sebelum kegiatan acara itu sempat survei jalur dan tidak ada reaksi apa-apa,” kata Deni Mulyadi, ketua IOF Garut, Rabu (16/7/2025) saat dihubungi.
Kegaduhan mulai terjadi saat pertengahan event, tiba-tiba ada video yang disebar di media sosial yang dinarasikan kegiatan IOF merusak hutan. Panitia menganggap pacu jalur tanah itu sudah dianggap biasa dan sudah terkonfirmasi kepada Perhutani termasuk wilayah Dayeuh Manggung.
“Sampai di hari start kegiatan memang tidak ada masalah, karena itu jalur milik Dayeuh Manggung. Tapi di tengah event ada yang upload menyatakan itu tanah konservasi, tanah sosial, dan sebagainya. Kita kan terus terang tidak tahu ada pembagian tanah itu. Kami kemudian konfirmasi ke Perhutani dan Dayeuh Manggung merasa masih lahannya,” tambahnya.
IOF Garut Tak Ingin Rusak Hutan Gunung Cikuray
Deni menegaskan, komunitas serta event yang diadakan oleh IOF Garut pada Sabtu 12 Juli 2025 itu bukan untuk merusak hutan. Adapun terkait offroad masuk ke wilayah konservasi serta masalah pemeliharaan sudah pasti panitia bertanggungjawab.
“Kemarin di hari Senin kumpul dengan kawan-kawan aktivis, dengan Perhutani dan Dayeuh Manggung dan kita sampaikan bahwa memang ketidaktahuan kita lahan tersebut sudah diserahkan. Masalah konservasi, masalah pemeliharaan meski tidak disuruh pasti kami lakukan, itu memang tugas kita,” jelasnya.
IOF Garut menjelaskan, kegiatan offroad 4×4 yang pesertanya dari berbagai kota itu tidak ada niat untuk merusak hutan apalagi merusak ekosistem yang sudah ada.
Jalur atau jalan tanah yang digunakan merupakan jalur masa lalu atau bekas pijakan ban yang sudah ada.
Deni menerangkan, jalur tersebut sudah ada sejak 10 tahun lalu dan biasa digunakan lintasan offroad oleh beberapa komunitas.
“Tidak ada plang tidak ada tanda, jadi memang jalur yang digunakan merupakan jalur sudah ada 10 tahun lalu, ya sering digunakan event tahunan seperti hari jadi ulang tahun Garut, kemudian kegiatan lainnya. Tidak melakukan perusakan hutan karena jalurnya sudah ada, ya jalan bekas lintasan, tidak ada penebangan pohon, justru menanam pohon, tidak merusak habitat lain, karena yang dilintasi merupakan jalan bekas pijakan ban,” kata Deni.
Niat panitia menyelenggarakan ulang tahun IOF Garut dengan membuka peserta dari berbagai kota bertujuan untuk menarik wisatawan ke Kabupaten Garut. Bertambahnya wisatawan ke Garut tentu akan berdampak positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Secara teknis awalnya IOF Garut hampir 3 tahun belum ada kegiatan atau event, dimana IOF merupakan duta wisata di Kabupaten Garut. Memang tujuannya untuk wisata dan bisa untuk PAD karena ini sangat potensial sumbangsih untuk kota/Kabupaten,” tutupnya. (Pikpik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)