Wamen Pendidikan Soroti Kasus Dugaan Bullying Siswa SMAN 6 Garut 

14 hours ago 5

harapanrakyat.com,- Wakil Menteri (Wamen) Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq menyoroti kasus dugaan bullying (perundungan) siswa SMAN 6 Garut yang berujung maut. Fajar terlihat menyambangi rumah duka di Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (16/7/2025).

Fajar juga meminta penjelasan dari pihak sekolah. Ia menegaskan, sekolah harus memiliki prinsip aman, tidak ada tindakan kekerasan, dan praktek bully.

Usai berbincang dengan keluarga almarhum P, Fajar mengatakan bahwa, yang bersangkutan meninggal bukan pada saat MPLS atau pada saat masa orientasi pengenalan siswa baru. 

Sesuai komunikasi dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Garut, proses komunikasi sudah dilakukan antara seluruh pihak.   

“Kami bertakziah kepada almarhum, mendatangi kepada orang tua. Mendapat informasi bahwa P ini tidak sedang MPLS, posisinya sudah kelas 10 dan mau masuk kelas 11. Kemudian kami mendapat laporan dari UPT PPA Kabupaten Garut sudah ada proses komunikasi tentang persoalan ini,” kata Fajar Riza Ul haq, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Rabu (16/7/2025).

Baca Juga: Fakta Baru Dugaan Bullying Siswa SMA Berujung Maut di Garut, Kepsek Beberkan Kronologi-Polisi Periksa 5 Saksi

Kasus Dugaan Bullying Siswa SMAN 6 Garut, Keluarga Minta Pihak Lain Tak Beropini Berlebihan

Saat ini, pihaknya sedang menelaah kasus ini secara utuh. Menurut Fajar, keluarga meminta agar pihak lain terutama pegiat media sosial tidak membuat opini berlebihan terkait kasus tersebut.

“Untuk bisa menelaah persoalan ini lebih utuh, tadi ada permintaan dari keluarga agar semua pihak menahan diri opini. Supaya tidak memperkeruh suasana dan menghormati suasana duka keluarga. Pegiat media sosial tidak memperkeruh suasana. Dalam hal ini saya ingin menegaskan perlu menjaga ekosistem pendidikan antara sekolah, keluarga dan masyarakat,” tambahnya.

Menurutnya, sehatnya ekosistem pendidikan akan menentukan kualitas pendidikan, terutama pengajar dan siswa. Fajar menegaskan, sekolah harus menjadi tempat belajar yang aman, tidak ada tindakan bully atau kekerasan lainnya.

“Sehat tidaknya ekosistem itu akan menentukan kualitas pendidikan termasuk kondisi anak-anak di sekolah. Kami tidak akan masuk ke wilayah yuridis maupun psikologis karena ada pihak yang berwenang. Kami meminta kepada semua konsen pendidikan, Dinas Pendidikan, sekolah, kepala sekolah untuk mengikuti prinsip bahwa sekolah adalah tempat yang aman, yang ramah, tidak ada unsur kekerasan, tidak ada prinsip bully di sekolah,” tutupnya. 

Sebelumnya video P yang mengaku dibully semasa hidupnya viral di media sosial. Sementara Kepala Sekolah SMAN 6 Garut membantah, P meninggal lantaran dibully.

Baca Juga: Video Seorang Pria Ngamuk di Kantor Koperasi Merah Putih Garut Viral, Ternyata Ini Motifnya 

Sejauh ini pihak keluarga almarhum P masih enggan memberikan keterangan resmi kepada awak media, lantaran masih berkabung. (Pikpik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |