harapanrakyat.com,- Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Banjar, Jawa Barat, mengungkapkan penambahan jumlah kasus ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) pada tahun 2025.
Hal itu itu diungkapkan Pengelola Program KPA Kota Banjar, Syahid Burhani, saat rapat bersama Pokja Media di Ruang Rapat Gunung Babakan Setda Kota Banjar, Senin (15/9/3025).
Ia mengatakan, berdasarkan data laporan dari pendampingan yang pihaknya lakukan hingga bulan Agustus 2025, terjadi penambahan ODHA sebanyak 18 orang. Dua diantaranya meninggal dunia.
Potensi Penambahan Kasus ODHA Tahun 2025 di Kota Banjar
Baca Juga: Situasi HIV/AIDS di Kota Banjar, Penambahan Kasus Baru Masih Meningkat di 2024
Penambahan ODHA tersebut paling banyak berasal dari komunitas LSL (Lelaki Seks Lelaki), dan rata-rata masih dalam masa usia produktif kisaran 24-45 tahun.
Jumlah kasus ODHA tahun 2025 masih berpotensi terjadi penambahan lagi. Karena pemeriksaan dan pendampingan yang selama ini dilakukan menurutnya masih kurang maksimal akibat keterbatasan anggaran.
“Penambahan kasus sampai bulan Agustus itu 18 orang. Untuk jumlah akumulasi dari awal kasus menjadi 376 orang,” kata Syahid kepada wartawan.
Pada kesempatan itu, Ketua Harian KPA yang juga Wakil Wali Kota Banjar, Supriana mengatakan, pada tahun ini pemerintah kota telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 50 juta untuk penanggulangan dan upaya pencegahan HIV/AIDS.
Upaya Pencegahan
Pihaknya mengajak semua elemen masyarakat, termasuk media untuk turut berpartisipasi melakukan upaya pencegahan melalui edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.
“Pertama kita harus mengawal kebijakan pemerintah dalam penanggulangan HIV/AIDS untuk menekan terjadinya penambahan jumlah kasus,” katanya.
Supriana juga mengimbau masyarakat tidak boleh memberikan stigma negatif kepada ODHA. Karena mereka juga harus ditanggulangi dan memiliki hak untuk hidup sehat dan bersosial di masyarakat.
Baca Juga: KPA Kota Banjar Edukasi Bahaya HIV/AIDS ke Pelajar, Hindari Pergaulan Bebas!
Sebab itu, pihaknya juga mengingatkan kepada masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dini dengan menghindari perilaku seks yang menyimpang.
Kemudian, tidak menggunakan jarum suntik secara sembarangan. Menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan yang beresiko, dan tidak bergonta-ganti pasangan karena berpotensi menularkan virus HIV/AIDS.
“Jangan suka jajan di luar karena itu berpotensi menularkan virus. Jadi harus menjaga hubungan atau istilahnya itu setia. Tidak ganti-ganti pasangan,” tandasnya. (Muhlisin/R3/HR-Online/Editor: Eva)