harapanrakyat.com,- Dinas Pendidikan Jawa Barat saat ini pemasangan pendingin udara serta mengizinkan pembelajaran di luar kelas. Hal itu jika ada kepadatan siswa karena penambahan kuota rombongan belajar (Rombel) SMA/SMK negeri.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Purwanto mengatakan, pemasangan pendingin udara atau AC ini menjadi salah satu solusi untuk memberikan kenyamanan belajar murid di kelas. Terutama bagi sekolah yang ada penambahan kuota rombel SMA/SMK negeri.
Baca juga: Dedi Mulyadi Tak Larang Pengibaran Bendera One Piece di Jawa Barat, Asalkan di Bawah Merah Putih
“Pemasangan AC itu untuk mengatasi kelas-kelas yang dirasa panas (karena ada penambahan kuota rombel, red). Tentu kami akan terus mengupayakan pemasangan,” kata Purwanto, Selasa (5/8/2025).
Pemasangan AC di 387 Kelas
Saat ini, pihaknya sudah memasang pendingin udara di 397 kelas yang ada penambahan kuota rombel SMA/SMK negeri. Dari jumlah tersebut, kelas di sekolah Kota Depok menjadi yang paling banyak pemasangan pendingin udara, tetapi Purwanto tidak merincikan jumlahnya.
“Depok karena kami prioritaskan di kelas yang di atas 45, 48 sampai 50 murid dan udaranya panas. Lalu ada di Kabupaten Bandung, Bogor juga,” ucapnya.
Purwanto berujar, satu kelas di sekolah negeri yang ada penambahan kuota rombel terdapat dua unit pendingin udara. Saat ini, masih ada 1.000 kelas di sekolah negeri yang ada penambahan kuota rombel yang belum terpasang pendingin udara. “Dua unit per ruang kelas. Kami itu masih sekitar 1.000 ruang kelas lagi selama ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Purwanto menambahkan, selain memasang pendingin udara untuk kelas di sekolah negeri yang ada penambahan kuota rombel, para guru boleh melakukan pembelajaran di luar kelas.
Sebab, para guru saat ini harus mulai menerapkan model pembelajaran yang kontekstual, sehingga pola pikir belajar hanya bisa di kelas harus mulai berubah.
“Padahal pada pembelajaran modern itu, bisa di mana saja, bahkan lebih kontekstual. Anak-anak belajar bisa di luar kelas, guru harus mulai menerapkan itu,” kata Purwanto.
Menurutnya, pembelajaran di luar kelas bisa mengatasi kebosanan para murid ketika mendapatkan materi. Misalkan sedang belajar pada mata pelajaran Biologi, PKN, Ekonomi, dan lainnya bisa di luar kelas.
“Kalau jenuh belajar di kelas dan merasa sudah panas, ya variasi lah gitu. Guru-guru sudah banyak melakukan hal itu. Pembelajaran kita jadi tidak monoton. Tantangan kita ada membuat problem solving,” tuturnya. (Reza/R6/HR-Online)