Setiap bulan Juli, langit malam dihiasi oleh cahaya magis dari fenomena yang dikenal sebagai Buck Moon. Pada tahun 2025, fenomena Buck Moon akan terjadi pada 10 Juli. Fenomena ini bukan hanya menawarkan pemandangan bulan purnama yang indah, tetapi juga memiliki keistimewaan astronomis, yakni merupakan bulan purnama terjauh dari Bumi (full moon apogee) pertama di musim panas tahun ini.
Baca Juga: Strawberry Moon 2025 Akan Terjadi pada Bulan Juni Tanggal 11
Apa Itu Fenomena Buck Moon?
Nama “Buck Moon” berasal dari tradisi penduduk asli Amerika dan Almanak Petani. Julukan ini diberikan karena bulan Juli merupakan waktu ketika rusa jantan (buck) mulai menumbuhkan tanduk baru yang semakin besar dan kuat. Nama Buck Moon melambangkan masa pertumbuhan dalam siklus alam. Nah, bulan purnama pada periode ini dianggap sebagai penanda kuat dari proses tersebut.
Selain Buck Moon, Almanak Petani juga mencatat beberapa nama lain untuk bulan purnama di bulan Juli, tergantung pada tradisi budaya setempat. Beberapa di antaranya adalah “Berry Moon”, “Salmon Moon”, dan “Hay Moon”.
Kenapa Sebutannya Farthest Full Moon?
Istilah “farthest full moon” merujuk pada posisi Bulan saat berada di titik apogee, yaitu titik terjauh dari Bumi dalam orbitnya. Pada tahun ini, apogee terjadi pada 3 Juli 2025, dan Buck Moon yang akan muncul pada 10 Juli 2025 bertepatan dengan fase purnama yang paling jauh dari Bumi sekaligus paling jauh dari Matahari.
Karena jaraknya yang lebih jauh dari biasanya, ukuran Bulan akan tampak lebih kecil dari purnama biasa. Inilah mengapa fenomena ini juga bernama “micro moon”, kebalikan dari “supermoon” yang terjadi saat Bulan berada di titik terdekat dengan Bumi (perigee). Meski tampak lebih kecil, Buck Moon tetap menghadirkan pesona khas yang tidak kalah memukau.
Kapan dan di Mana Bisa Lihat Buck Moon 2025?
Menurut kalender lunar tahun 2025, fase purnama Buck Moon akan terjadi pada 10 Juli sekitar pukul 20:37 GMT (atau 4:37 sore EDT). Meskipun puncak purnama jatuh pada siang hari di beberapa wilayah, waktu terbaik untuk menikmati keindahan Bulan adalah saat ia terbit di ufuk timur pada waktu senja, terkenal sebagai moonrise.
Di belahan Bumi utara, fenomena Buck Moon akan terlihat lebih rendah di langit, berada dekat dengan konstelasi Sagittarius, sehingga tampak seperti memeluk cakrawala. Posisi ini menciptakan ilusi optik yang terkenal sebagai moon illusion, di mana Bulan tampak lebih besar dan berwarna kemerahan saat berada dekat dengan garis horizon. Efek ini terjadi karena hamburan cahaya oleh atmosfer Bumi, mirip dengan apa yang terjadi saat matahari terbenam.
Tips Melihat dan Mengabadikan Keindahan
Untuk menyaksikan Buck Moon dengan optimal, pilihlah lokasi yang minim polusi cahaya dan memiliki pandangan terbuka ke arah timur. Waktu terbaik untuk menikmatinya adalah saat matahari mulai terbenam, ketika langit masih berwarna biru gelap, tepat sebelum malam benar-benar tiba.
Anda bisa menggunakan kamera dengan lensa zoom, teleskop, atau cukup dengan mata telanjang untuk menangkap pesonanya. Saat Bulan mulai terbit, arahkan pandangan ke ufuk timur yang memancarkan warna jingga dan merah. Di sanalah Buck Moon akan muncul, tampak besar dan menakjubkan, seolah sedang bangkit dari cakrawala.
Mengetahui Makna Spiritual dan Astrologis
Fenomena Buck Moon juga memiliki makna simbolis yang mendalam, menandai fase pertumbuhan dan perubahan. Dalam dunia astrologi, Buck Moon dianggap membawa energi yang kuat karena terjadi saat Matahari berada di rasi Cancer, simbol kepekaan, intuisi, dan rasa keterikatan dengan rumah serta keluarga.
Baca Juga: Mengenal Fenomena Smiley Face pada 25 April 2025 di Langit Fajar
Banyak orang memanfaatkan momen ini untuk melakukan introspeksi, pemulihan emosional, dan regenerasi diri. Tradisi lama pun mengaitkan Buck Moon dengan proses pembaruan diri, mencerminkan bagaimana rusa jantan menumbuhkan tanduk baru setiap tahunnya, sebuah lambang kekuatan dan transformasi yang terus berkembang.
Buck Moon dalam Konteks Astronomi
Bulan mengorbit Bumi dalam lintasan elips, bukan lingkaran sempurna. Hal ini menyebabkan jaraknya dari Bumi bervariasi. Mulai dari perigee (titik terdekat, yang menghasilkan supermoon) hingga apogee (titik terjauh, yang menghasilkan micromoon). Perbedaan jarak ini bisa mencapai sekitar 50.000 km. Cukup signifikan untuk memengaruhi baik penampakan visual Bulan maupun ketinggian pasang surut air laut.
Buck Moon tahun 2025 bukanlah supermoon, melainkan purnama terjauh dari Matahari sepanjang tahun ini, sehingga tergolong sebagai micromoon. Sementara itu, supermoon berikutnya kemungkinan besar akan terjadi pada Oktober 2025.
Perbedaan Buck Moon dan Supermoon
Supermoon dan Buck Moon adalah dua fenomena berbeda. Supermoon terjadi saat bulan purnama bertepatan dengan perigee, yaitu titik terdekat Bulan dengan Bumi. Akibatnya, Bulan tampak sekitar 14% lebih besar dan hingga 30% lebih terang dari purnama biasa.
Sementara itu, fenomena Buck Moon tahun ini muncul dekat dengan apogee, titik terjauh Bulan dari Bumi. Secara visual, ukuran dan kecerahannya mungkin tampak lebih kecil dan biasa saja ketimbang supermoon. Namun, Buck Moon menawarkan pengalaman estetika yang unik, ia terbit lebih rendah di langit, bersinar dengan warna hangat, dan kerap disertai dengan panorama alam senja yang memukau memberikan kesan yang tenang dan penuh nuansa.
Jejak Budaya Lintas Tradisi
Penamaan fase bulan purnama seperti Buck Moon, Strawberry Moon, atau Wolf Moon mencerminkan hubungan erat antara manusia dan alam semesta. Hubungan tersebut telah terbentuk sejak zaman dahulu dalam berbagai budaya. Nama-nama ini berasal dari berbagai tradisi. Mulai dari masyarakat penduduk asli Amerika dengan sebutan seperti Salmon Moon, hingga budaya Inggris yang mengenal istilah Herb Moon. Fenomena ini menjadi titik temu antara ilmu pengetahuan dan warisan budaya. Sehingga menjadikannya penanda waktu yang universal dan layak dirayakan oleh siapa saja.
Baca Juga: Fenomena Horizon Glow dari Kamera Blue Ghost, Gambar Memukau
Fenomena Buck Moon 2025 adalah kesempatan langka untuk menyaksikan farthest full moon di bulan Juli. Meskipun tidak secerah atau sebesar supermoon, fenomena Buck Moon menyuguhkan pesona yang lebih lembut, sinarnya berwarna oranye kemerahan, muncul rendah di atas cakrawala, dan menciptakan pemandangan senja yang hangat dan magis. (R10/HR-Online)