Hari Keempat Pencarian Korban Tertimbun Longsor di Salawu Tasikmalaya Belum Ditemukan

20 hours ago 9

harapanrakyat.com,- Memasuki hari keempat pencarian korban tertimbun longsor di Kampung Ciomas, Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, tim SAR gabungan masih belum menemukan tanda-tanda keberadaan korban.

Pencarian dua orang warga yang menjadi korban terus dilakukan di tengah medan yang sulit, cuaca yang tidak menentu, dan ancaman risiko baru di lokasi kejadian.

Bupati Tasikmalaya, Cecep Nurul Yakin, meninjau langsung lokasi bencana pada Rabu (2/7/2025), usai memimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana Tingkat Kabupaten.

Baca Juga: Pencarian Hari Ketiga Dua Korban Tertimbun Longsor di Tasikmalaya, Tim SAR Gabungan Baru Temukan Sandal

Dalam kunjungan itu, Bupati Cecep didampingi jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Tasikmalaya.

“Sesuai SOP Basarnas, pencarian dilakukan maksimal tujuh hari. Hari ini masuk hari keempat. Mudah-mudahan korban segera ditemukan sebelum batas waktu tersebut,” kata Cecep saat meninjau lokasi bencana.

Lanjutnya mengatakan, setelah tujuh hari pencarian, pihaknya akan berkonsolidasi dengan keluarga korban untuk membahas langkah lanjutan. Termasuk kemungkinan penghentian operasi pencarian jika kondisi tidak memungkinkan.

Menurut laporan dari tim di lapangan, evakuasi terhambat karena lokasi yang sangat curam dan sempit, sehingga alat berat tidak bisa digunakan.

Pencarian hanya bisa dilakukan secara manual menggunakan cangkul dan mesin alkon. Material pohon besar yang menimbun lokasi juga menyulitkan proses penggalian.

“Kita hanya bisa bekerja sekitar 7 jam efektif dalam sehari. Itupun jika cuaca memungkinkan. Tadi sekitar pukul 15.20 WIB turun hujan, sehingga pencarian harus dihentikan sementara,” kata terang Cecep.

Keterbatasan lainnya datang dari unit anjing pelacak (K9) yang belum berhasil mendeteksi tanda-tanda keberadaan korban akibat kondisi tanah yang basah dan penuh serapan air.

Dalam tinjauannya, Bupati Cecep mengingatkan bahwa kawasan longsor merupakan area tangkapan air (catchment area), yang seharusnya ditanami pohon berakar kuat. Bukan tanaman padi.

Faktor yang Memperparah Terjadi Longsor

Ia menyebutkan, pola pertanian yang tidak sesuai menjadi salah satu faktor yang memperparah terjadinya longsor.

“Kalau sawah, akar tanamannya kecil dan tidak mencengkram tanah. Apalagi disini sistemnya terasering. Maka ini jadi pembelajaran penting bagi semua pihak, terutama warga Salawu,” tegasnya.

Cecep mendorong agar masyarakat mengganti komoditas dengan tanaman yang lebih sesuai dengan kontur dan fungsi lahan, seperti kopi, kemiri, aren, atau pala.

Ia juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap jaringan listrik tegangan tinggi (SUTET) yang hanya berjarak sekitar 22 meter dari titik retakan.

Baca Juga: Terhalang Cuaca dan Medan Berat, Operasi SAR Longsor Tasikmalaya Dihentikan Sementara

Oleh karena itu, ia pun akan segera berkoordinasi dengan pihak PLN wilayah Garut agar ada tindakan penguatan. Termasuk opsi pemasangan paku bumi sebagai penguat tanah.

“Jangan sampai korban bertambah karena kelalaian kita dalam mitigasi. Ini aliran listrik untuk Jawa dan Bali. Harus ada langkah konkret,” tandasnya.

Sementara itu pencarian masih akan terus dilanjutkan oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, BASARNAS, TAGANA, RPB Salawu, KSB Tenjowaringin. Serta PMI, SIGESIT 119, dan relawan dari masyarakat. Warga sekitar berharap agar kedua korban segera ditemukan. (Apip/R3/HR-Online/Editor: Eva)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |