BANYUMAS - Sumpah Pemuda kembali menggugah jiwa para santri dan pelajar di lingkungan Yayasan Pondok Pesantren Abdul Djamil Tebuireng 17 Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Kobaran semangat pemuda 1928 berpadu dengan ruh Hari Santri Nasional, menyalakan api nasionalisme di dada generasi muda SMP Persada Insan Nusantara (SMP Perantara) yang terus berkomitmen “Membentuk Generasi Rabbani yang Cakap dan Mandiri".

Pada Selasa, 28 Oktober 2025, sekolah ini menggelar upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di halaman utama dengan penuh khidmat. Seluruh siswa, guru, dan staf hadir dalam barisan tegap, menandai komitmen sekolah dalam menanamkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.

Upacara dimulai pukul 08.00 WIB, diawali dengan pengibaran bendera Merah Putih oleh pasukan pengibar bendera sekolah. Ketika sang saka merah putih berkibar diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya, suasana haru menyelimuti halaman sekolah.
Setiap peserta menundukkan kepala, mengenang semangat pemuda 1928 yang mempersatukan bangsa dalam satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.
Bertindak sebagai pembina upacara, Kepala Sekolah KH. Mohammad Husain, S.Pd., M.Si., menyampaikan pesan yang membakar semangat para santri dan pemuda.
“Semangat yang kuat, keberanian, dan tekad pemuda harus mampu menciptakan sejarah bagi masa yang akan datang. Pemuda adalah pejuang ilmu dan amal, ” ujar beliau dengan suara lantang.
Dalam amanatnya, beliau menegaskan bahwa santri memiliki peran strategis dalam menjaga kesatuan bangsa.
“Santri memperkuat komitmen dan sumpah untuk menjaga keutuhan Indonesia. Tidak ada yang bisa mengalahkan negeri ini ketika pemudanya bersatu. Namun jika pemuda berhenti berkreasi, maka Indonesia akan lumpuh, ” tegasnya.
Lebih lanjut, KH. Husain mengingatkan pentingnya ilmu dan amal serta karya nyata sebagai fondasi kemajuan.
“Kita dibekali ilmu untuk mengabdi, dibekali ilmu untuk hidup berarti. Sudah saatnya kita membangkitkan asa dan bergerak menuju Indonesia yang lebih baik. Sumpah Pemuda harus menjadi sumber semangat, kreativitas, dan pembangunan. Santri dan pemuda wajib belajar sungguh-sungguh, mengaji dengan tekun, serta menerapkan ilmunya untuk kemaslahatan masyarakat, ” pungkasnya.
Usai amanat pembina, seluruh peserta dengan khidmat membacakan teks Sumpah Pemuda secara serentak. Suara lantang para santri dan siswa menggema di udara, menegaskan tekad mereka untuk bersatu dalam keberagaman dan menjaga Indonesia agar tetap teguh berdiri.
Momentum ini menjadi puncak perayaan penuh makna, mengingatkan setiap peserta bahwa persatuan dan semangat juang adalah kekuatan utama bangsa. Melalui kegiatan ini, SMP Persada Insan Nusantara Tebuireng 17 berharap dapat menumbuhkan nilai-nilai kebangsaan, keilmuan, dan keimanan di hati para siswanya.
“Upacara Sumpah Pemuda ini bukan sekadar seremoni, tetapi cermin tekad generasi muda untuk terus belajar, berbakti, dan berkontribusi bagi negeri. Di pundak santri dan pemuda-lah masa depan Indonesia digenggam, ” tutur Ustz Choi, pengurus Pesantren Tebuireng 17 Sokaraja, Banyumas.
Dengan semangat yang menyala, para santri dan pemuda Persada berikrar untuk terus menjaga merah putih dengan iman, ilmu, dan amal.
Dari halaman sekolah sederhana ini, api Sumpah Pemuda kembali berkobar, menerangi jalan menuju Indonesia yang berilmu, beradab, dan berdaya juang tinggi.
(Humas.Choi/YF2DOI)


















































