PANGKEP, SULSEL – Menutup akhir tahun 2025, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) mencatat sederet capaian membanggakan yang menegaskan komitmen kuat dalam pengembangan literasi, penguatan kelembagaan perpustakaan, serta pelestarian budaya lokal di tengah masyarakat.
Kepala DPK Pangkep, Muhiddin R. S.Hut., MM., saat dihubungi di Pangkajene, Rabu (31/12/2025), menyampaikan bahwa capaian tersebut merupakan hasil kerja kolaboratif seluruh jajaran DPK bersama para pemangku kepentingan literasi di Kabupaten Pangkep.
Salah satu prestasi paling prestisius adalah diraihnya Piagam Penghargaan Terbaik II Tingkat Nasional dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia atas Inovasi Layanan Digital Terbaik Tingkat Kabupaten dalam Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Tahun 2025.
Penghargaan nasional tersebut menjadi pengakuan atas terobosan layanan digital DPK Pangkep yang dinilai adaptif terhadap perkembangan zaman serta mampu memberikan dampak nyata bagi peningkatan akses literasi masyarakat.
Selain penghargaan, DPK Pangkep juga berhasil memperoleh bantuan besar dari Perpustakaan Nasional RI berupa bahan bacaan bermutu masing-masing 1.000 eksemplar beserta rak buku untuk 54 lokasi perpustakaan masjid, perpustakaan desa/kelurahan, perpustakaan komunitas, dan Taman Baca Masyarakat (TBM).
Dengan jumlah penerima bantuan tersebut, Kabupaten Pangkep tercatat sebagai kabupaten dengan penerima bantuan bahan bacaan bermutu terbanyak di Sulawesi Selatan pada tahun 2025, mencerminkan tingginya kepercayaan pemerintah pusat terhadap kinerja DPK Pangkep.
Pada tahun yang sama, DPK Pangkep juga mendapatkan bantuan kendaraan operasional berupa satu unit motor layanan perpustakaan keliling yang dilengkapi 750 judul buku dengan total 1.500 eksemplar.
Bantuan ini semakin memperluas jangkauan layanan literasi, terutama bagi masyarakat di wilayah terpencil dan sulit dijangkau, sehingga pemerataan akses bacaan dapat terus diwujudkan.
Dari sisi kelembagaan, capaian akreditasi perpustakaan pada tahun 2025 menunjukkan peningkatan signifikan. Sebanyak 26 perpustakaan, baik sekolah, desa/kelurahan, maupun komunitas, berhasil meraih akreditasi, meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya.
Capaian tersebut menandakan semakin tumbuhnya kesadaran dan komitmen para pengelola perpustakaan di Pangkep untuk menerapkan standar layanan dan tata kelola perpustakaan yang profesional.
Dalam aspek pendataan, jumlah perpustakaan di Kabupaten Pangkep yang telah memiliki Nomor Pokok Perpustakaan (NPP) juga mengalami lonjakan signifikan. Hingga akhir 2025, tercatat sebanyak 366 perpustakaan dari berbagai jenis telah terdaftar NPP.
Peningkatan jumlah NPP ini menjadi fondasi penting dalam memperkuat sistem pembinaan, pengawasan, dan pengembangan perpustakaan secara berkelanjutan di Kabupaten Pangkep.
Dari sisi pemanfaatan layanan, jumlah kunjungan pemustaka ke gedung layanan perpustakaan daerah sepanjang tahun 2025 mencapai sekitar 10.000 pengunjung, belum termasuk data bulan Desember, atau meningkat hampir 100 persen dibandingkan tahun 2024.
Lonjakan kunjungan tersebut didorong oleh hadirnya gedung perpustakaan baru yang lebih representatif, nyaman, dan atraktif, serta promosi yang masif sehingga semakin dikenal dan diminati masyarakat.
DPK Pangkep juga meluncurkan program inovasi PABICARA (Pangkep Bina Minat Baca Aksara Lontara) sebagai upaya strategis menumbuhkan minat baca sekaligus melestarikan bahasa dan aksara daerah sebagai identitas budaya Bugis-Makassar.
Program ini tidak hanya mendorong literasi baca tulis, tetapi juga memperkuat karakter dan jati diri budaya lokal di tengah derasnya arus globalisasi.
Sepanjang tahun 2025, berbagai kegiatan literasi turut digalakkan, mulai dari bimbingan teknis, lomba-lomba literasi, hingga Festival Literasi Kabupaten Pangkep 2025 yang melibatkan pelajar, komunitas, dan masyarakat umum.
Seluruh capaian tersebut menjadi refleksi positif akhir tahun bagi DPK Pangkep sekaligus modal kuat untuk terus berinovasi dalam memperluas dampak literasi demi terwujudnya masyarakat Pangkep yang cerdas, berbudaya, dan inklusif ( Herman Djide)


















































