Makam Dalem Patinggi di Sindangrasa Diyakini Jejak Dewi Naganingrum dan Napak Tilas Sejarah Galuh di Ciamis 

4 hours ago 7

harapanrakyat.com,- Makam Dalem Patinggi yang berada di Lingkungan Margasari, Kelurahan Sindangrasa, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat sering dijadikan pusat ziarah, doa dan juga ritual adat. Ini berdasarkan pada kebiasaan masyarakat sekitar, terutama pada bulan-bulan tertentu seperti jelang hari jadi Ciamis dan hari besar Islam. 

Pasalnya, di komplek Makam Dalem Patinggi itu terdapat tempat yang diyakini sebagai petilasan Dewi Naganingrum. Tempat itu merupakan tempat bersemayamnya atau singgahnya sang Dewi, berdasarkan kepercayaan masyarakat lokal. 

Baca juga: TKD Ciamis Dipangkas, Bupati Herdiat Fokus Efisiensi Tanpa Ganggu Layanan Publik

Namun demikian, belum banyak para peneliti akademik yang melakukan dokumentasi secara ilmiah. Ini terkait sejarah dan juga makna kultural terhadap situs tersebut. 

Arti Dalem Patinggi

Ahmad Mustafa selaku Perwakilan Komunitas Pesantren Ortodok Ciamis mengatakan, berdasarkan cerita rakyat yang berkembang, Dewi Naganingrum itu merupakan Istri Raja Galuh. Ia adalah Prabu Permana Di Kusumah dan juga Ibu dari Ciung Wanara. 

Kemudian, lanjut dia, setelah terjadi konflik istana akibat adanya fitnah dari Dewi Pangrenyep. Dewi Naganingrum lalu diasingkan dan melahirkan Ciung Wanara di tepian Sungai Citanduy. 

“Tradisi lisan masyarakat itu meyakini jika tempat pengasingan dan tempat peristirahatan terakhir Dewi Naganingrum itu berada di sekitar Makam Dalem Patinggi. Sehingga kawasan tersebut dianggap sebagai petilasan atau tapak jejak dari sang Dewi,” katanya, Selasa (14/10/2025). 

Adapun, lanjut dia, nama dari Dalem Patinggi sendiri kemungkinan berasal dari istilah bangsawan atau juga pejabat dari kerajaan. Sedangkan patinggi adalah pemimpin daerah. 

Hal itu, lanjutnya, menunjukan jika area itu dahulu merupakan tempat dimakamkannya tokoh-tokoh penting Kerajaan Galuh. Ini berlaku terutama pejabat Ciamis pada masa awal islamisasi. 

Kemudian, berdasarkan observasi petilasan Dewi Naganingrum juga memiliki beberapa fungsi budaya yakni fungsi spiritual dan juga fungsi sosial komunal. 

“Untuk fungsi spiritual yaitu sebagai tempat berdoa dan berziarah. Jadi masyarakat yang datang banyak yang berdoa akan keselamatan, kesehatan, dan keberkahan. Ritual tersebut biasanya dilakukan dengan doa bersama dan kadang juga tahlil. Sementara untuk fungsi sosial komunal, jadi petilasan menjadi ruang sosial yang mempererat hubungan masyarakat. Hal ini terutama saat peringatan haul leluhur atau hari jadi Ciamis,” pungkasnya. (Feri/R6/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |