Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Naik, Anggota DPRD Jabar Ini Soroti Masalah Pengangguran

1 week ago 7

harapanrakyat.com,- Maulana Yusuf Erwinsyah, anggota DPRD Jabar dari Fraksi PKB mengaku optimis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apalagi Indonesia punya cita-cita di tahun 2045 menjadi negara yang maju, persisnya 100 tahun setelah merdeka.

Hal itu bukan tanpa alasan, Maulana menyebut optimisme tersebut berangkat dari sebuah laporan terbaru dari Bank Dunia yang terbit pada Juni 2024 lalu yang bertajuk Global Economic Prospects. 

Di dalam laporan itu, kata Maulana, Bank Dunia memprediksi Indonesia pertumbuhan ekonominya akan lebih tinggi dari sebelumnya. Bahkan, pertumbuhannya mencapai 5,1 persen di tahun 2025. 

Angka tersebut, mengalami kenaikan tipis dari proyeksi sebelumnya yang mencapai 4,9 persen untuk tahun yang sama, yakni 2025. 

“Kita tentunya harus menyambut baik prediksi ini seiring dengan cita-cita negara tahun 2045. Salah satu yang harus menjadi perhatian kita di sektor ekonomi adalah masalah pengangguran,” terangnya, Jumat (10/1/25). 

Baca juga: Anggota DPRD Jabar Ini Apresiasi Kenaikan UMK 2025, Rakyat Harus Sejahtera

Maulana menambahkan, pemerintah memiliki target besar dalam menekan angka pengangguran, yakni sekitar 3 hingga 4 persen alias sampai ke level alamiah atau full employment.

Artinya, dengan target ini hampir semua masyarakat yang berkeinginan untuk bekerja dapat memiliki pekerjaan. 

“Ini sangat penting. Sebab, jika tingkat pengangguran di kita rendah, maka dampak positifnya banyak, seperti daya beli mengalami peningkatan, kemiskinan bisa kita tekan dan tentunya masyarakat bisa memiliki penghasilan,” imbuhnya. 

Potret Pengangguran di Jabar

Maulana Yusuf mengungkapkan, berdasarkan data BPS tahun 2024, Jabar dengan penduduk sebanyak 50.345.200 orang atau 17,88 persen dari total seluruh penduduk Indonesia, justru menjadi wilayah paling banyak angka pengangguran terbukanya di Indonesia, yakni mencapai 1.888.287 jiwa.

Sementara itu, sesuai data dari Kemnaker tahun 2024, angka pengangguran putus asa di Jabar mencapai 280.567 dan menempati paling tinggi di Indonesia. 

“Ini menjadi tantangan kita di mana Jabar adalah provinsi yang tidak hanya memiliki SDA yang kaya, namun SDM juga melimpah. Namun sayang sekali angka pengangguran di kita begitu tinggi,” katanya. 

Menurutnya, tingginya tingkat pengangguran tidak terlepas dari adanya dinamika pertumbuhan bidang ekonomi yang fluktuatif selama 3 tahun terakhir.

Di tahun 2022, sambungnya, ekonomi Jabar tumbuh 6,03 persen, kemudian melambat di tahun 2023 sebesar 5,15 persen, dan semakin turun di tahun 2024 dengan angka 4,91 persen. 

Kendati mengalami penurunan, Maulana menyebut bukan berarti masalah ekonomi di Jabar kehilangan arah. Sebab, di sektor lain seperti transportasi, pergudangan, ekspor barang dan jasa, serta sektor lainnya tumbuh cukup menggembirakan. 

“Penurunan tentu juga bisa karena berbagai faktor, seperti kondisi global, turunnya daya beli dan perlunya diversifikasi di sektor ekonomi,” pungkasnya. 

Sisi Gelap Dunia Kerja

Sementara itu, di dunia ketenagakerjaan Maulana menyebut Jabar memiliki sisi gelap yang cukup menyita perhatian. Sebab, ada 823 perusahaan yang melanggar peraturan ketenagakerjaan dan berada di posisi kedua setelah Jatim.

Di sisi lain, angka pengangguran sebesar 12,74 persen sesuai data BPS rata-rata adalah lulusan SMK. 

“Menurut saya ini ironi. Apalagi lulusan SMK itu rancangannya bisa terjun langsung di dunia kerja dengan bekal yang mereka tekuni dari sekolah. Tapi, faktanya tidak semudah yang kita bayangkan,” tambahnya. 

Tingginya angka pengangguran di Jabar ini, lanjut Mulana, tentu saja dampaknya tidak main-main, seperti meningkatkan pemain judi online, meroketnya pinjol sampai tingginya angka kriminalitas. 

“Meski banyak tantangan, tentu saja harapan masih tetap ada. Kita memiliki segalanya untuk bisa bangkit menciptakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik dengan kolaborasi dan menggali semua potensi yang ada,” pungkasnya. (Muhafid/R6/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |