Potensi Besar Penelitian Bakteri Usus Katak dalam Melawan Kanker

3 hours ago 5

Penelitian bakteri usus katak kini menjadi sorotan dunia medis setelah para ilmuwan dari Jepang menemukan adanya potensi agen antitumor yang sangat kuat dari alam liar. Penemuan ini bukan sekadar observasi biasa, melainkan sebuah langkah maju dalam bidang onkologi yang memanfaatkan kekayaan biodiversitas untuk menjawab tantangan penyakit mematikan. Tim riset dari Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST) berhasil mengidentifikasi bahwa mikrobiota yang hidup di dalam sistem pencernaan amfibi menyimpan rahasia besar bagi pengobatan kanker di masa depan.

Baca Juga: Ciri Umum Bakteri yang Membedakannya dengan Organisme Lain

Selama ini, pemahaman mengenai hubungan antara mikrobiota usus dan kanker umumnya terbatas pada peran diet, probiotik, atau transplantasi tinja untuk memperbaiki ekosistem bakteri di dalam tubuh manusia. Namun, studi terbaru ini melangkah lebih jauh dengan mengisolasi jenis bakteri spesifik yang memiliki kemampuan unik. Tak lain untuk menargetkan dan menghancurkan sel tumor secara langsung tanpa merusak sel sehat di sekitarnya.

Urgensi dan Latar Belakang Penelitian Bakteri Usus Katak

Kanker kolorektal atau kanker usus besar tetap menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi akibat kanker di seluruh dunia. Meskipun metode pengobatan konvensional seperti kemoterapi, radiasi, dan imunoterapi terus berkembang, tingkat efikasinya terkadang masih terbentur oleh efek samping yang berat sekaligus resistensi sel kanker. Hal inilah yang mendorong para ilmuwan untuk mencari alternatif dari sumber-sumber yang tidak terduga. Termasuk melalui penelitian bakteri usus katak.

Proses identifikasi ini melibatkan eksplorasi mendalam terhadap isi usus dari berbagai spesies amfibi dan reptil di Jepang. Mulai dari salamander perut merah hingga kadal rumput. Alasan di balik pemilihan subjek ini adalah daya tahan tubuh amfibi unik di lingkungan liar yang penuh dengan patogen. Para peneliti berhipotesis bahwa sistem pertahanan biologis di dalam tubuh hewan-hewan tersebut melibatkan interaksi bakteri yang sangat kuat. Ini mungkin memiliki sifat terapeutik jika diterapkan pada mamalia.

Penemuan Ewingella Americana: Bintang Baru dalam Onkologi

Dari hasil penyisiran terhadap berbagai jenis bakteri yang ditemukan, terdapat satu jenis bakteri yang menunjukkan performa paling unggul, yaitu Ewingella americana. Dalam konteks penelitian bakteri usus katak, bakteri ini terbukti memiliki efek antitumor yang sangat spesifik. Berbeda dengan pendekatan medis biasa, peneliti mencoba metode yang tergolong berani: mengisolasi bakteri tersebut, membiakkannya di laboratorium, dan menyuntikkannya langsung ke dalam aliran darah subjek uji.

Hasil uji coba laboratorium menggunakan model tikus dengan kanker kolorektal memberikan data yang sangat mencengangkan. Hanya dengan satu kali suntikan intravena (IV) Ewingella americana, sel tumor pada subjek uji dapat lenyap secara keseluruhan. Statistik menunjukkan angka Complete Response (CR) sebesar 100%. Pencapaian ini jauh melampaui statistik keberhasilan pengobatan standar yang ada saat ini. Sehingga, memberikan harapan baru bagi pengembangan terapi kanker yang lebih efektif dan efisien.

Baca Juga: Struktur Tubuh Bakteri, Organisme Mikroba Bersel Tunggal

Keunggulan Bakteri Usus Katak Dibandingkan Terapi Konvensional

Salah satu masalah utama dalam pengobatan kanker adalah toksisitas sistemik. Kemoterapi sering kali menyerang sel-sel sehat secara membabi buta. Ini menyebabkan kerontokan rambut, mual, hingga kerusakan organ permanen. Namun, keunggulan utama yang ditemukan dalam penelitian bakteri usus katak ini adalah profil keamanannya luar biasa. Bakteri Ewingella americana memiliki sifat selektif yang tinggi; ia hanya berkumpul dan menumpuk di jaringan tumor.

Berdasarkan pemantauan pasca-injeksi, bakteri tersebut tidak menetap lama di dalam sistem peredaran darah. Dalam waktu 24 jam, bakteri sudah tidak terdeteksi di aliran darah. Lalu, dalam waktu 72 jam, respons peradangan atau inflamasi pada tubuh subjek kembali ke tingkat normal. Hal ini menunjukkan bahwa tubuh mampu menoleransi keberadaan bakteri ini dengan sangat baik setelah tugasnya melenyapkan tumor selesai. Penemuan ini memposisikan terapi berbasis bakteri sebagai kandidat kuat untuk menggantikan atau setidaknya mendampingi metode pengobatan yang bersifat invasif.

Masa Depan Pengobatan Berbasis Mikrobiota Amfibi

Meskipun hasil awalnya sangat menjanjikan, perjalanan menuju aplikasi klinis pada manusia masih membutuhkan waktu dan ketelitian. Fokus pengembangan ke depan akan diarahkan pada pengujian efektivitas bakteri ini terhadap jenis kanker “sulit” lainnya. Seperti kanker payudara dan kanker pankreas yang dikenal memiliki tingkat agresivitas tinggi. Para peneliti juga sedang mendalami kemungkinan penggabungan terapi ini dengan protokol medis standar untuk menciptakan efek sinergis dalam penyembuhan pasien.

Eksplorasi ini membuktikan bahwa solusi untuk masalah kesehatan manusia yang paling kompleks sekalipun seringkali sudah tersedia di alam. Kekayaan hayati yang belum tereksplorasi di hutan dan rawa-rawa Jepang telah membuka gerbang teknologi medis baru. Ini memungkinkan akan mengubah cara dunia memandang pengobatan kanker di masa depan.

Baca Juga: Cara Reproduksi Bakteri Secara Aseksual dan Seksual

Secara keseluruhan, penelitian bakteri usus katak telah memberikan bukti kuat bahwa alam adalah laboratorium terbaik. Penemuan bakteri Ewingella americana dari katak pohon Jepang bukan sekadar kebetulan ilmiah. Akan tetapi, bukti nyata potensi biodiversitas dalam mendukung kemajuan medis. Tingkat keberhasilan penelitian pada bakteri usus katak 100% dengan uji model hewan dan profil keamanan yang tinggi. Sehingga, metode ini berpotensi menjadi revolusi baru. Tak lain untuk melawan kanker kolorektal dan jenis tumor lainnya tanpa beban efek samping yang merusak kualitas hidup pasien. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |