Adab diskusi merupakan salah satu topik yang harus diperhatikan oleh siapa saja. Dalam ajaran Islam, kegiatan bertukar pikiran ini sangat penting, terutama bagi mereka yang sedang menuntut ilmu.
Kegiatan ini meski terlihat biasa dan kerap kita jumpai, namun siapa sangka ternyata ada hal-hal yang perlu kita perhatikan.
Menurut Syekh Burhanuddin Al Zarnuji dalam kitabnya yang bernama Ta’limul Muta’alim, seorang pelajar selain membaca, menghafalkan, memahami dan mencatat ilmu pengetahuan, juga perlu adanya bertukar pikiran dengan temannya.
Baca juga: Tahapan Memulai Belajar Ilmu Agama Islam Menurut Ulama Salaf agar Berkah
Hal ini, sebagai salah satu upaya mencari kebenaran ketika menemui masalah dalam hal ilmu pengetahuan.
Apalagi, ketika para pelajar sudah mendapatkan ilmu, kerap sulit memahami penjelasan dari Gurunya. Sehingga, dengan diskusi bisa memecahkan masalah tersebut.
Tak hanya itu, sebagai seorang pelajar sudah seharusnya berpikir tentang apa yang ia pelajari. Ketika tidak memikirkannya, maka ilmunya tidak akan terserap sempurna.
Salah satu bentuk untuk menuju itu, adalah dengan melakukan diskusi, baik dengan teman sendiri maupun dalam sebuah forum belajar.
Adab Diskusi di Kitab Ta’limul Muta’alim
Menurut ulama dari Afganistan ini, seorang pelajar yang hendak menyampaikan sesuatu perlu memikirkannya terlebih dahulu. Sebab, apa yang keluar dari lisannya seperti busur panah. Sehingga perlu meluruskan dulu agar ucapannya tidak salah.
Saat bertukar pikiran, usahakan bisa berjalan tertib, tenang, tidak gaduh serta tidak emosional. Sebab, tertib dan tenang dalam berpikir merupakan tonggak utama dalam musyawarah.
Kemudian, yang harus kita pahami adalah dalam musyawarah tersebut adalah untuk mencari kebenaran, bukan untuk saling mengalahkan dan menjatuhkan dalam forum. Jika tujuannya itu, maka diskusi ini bisa tidak halal hukumnya.
Termasuk juga ketika memberi tanggapan dengan cara yang tidak semestinya, juga tidak boleh. Apalagi dengan melemparkan pertanyaan yang bertujuan mempersulit orang, bukan mencari kebenaran.
Seorang ulama yang bernama Muhammad bin Yahya mengungkapkan soal adab ketika diskusi. Ketika ia mendapatkan pertanyaan yang sulit, maka ia akan menyampaikan belum bisa menjawab dan akan memikirkannya. Sebab, di atas orang pintar masih ada yang lebih pintar.
Menurutnya, belajar dengan metode diskusi lebih efektif dari belajar sendirian. Sebab, dengan ini akan menuntut seorang pelajar lebih aktif dalam berpikir.
Bahkan ada yang mengatakan, jika bertukar pikiran sesaat itu lebih baik dari belajar sendiri selama satu bulan. Asalkan, dalam diskusi tersebut bersama orang yang sadar dan baik tabiatnya.
Baca juga: Kesungguhan Mencari Ilmu untuk Menggapai Cita-cita, Begini Anjurannya dalam Islam
Karena itu, seseorang perlu menghindari musyawarah dengan orang-orang yang buruk tabiatnya, serta suka mempersulit masalah. Sebab, tabiat buruk itu bisa menular, sehingga perlu dijauhi saat kita menuntut ilmu.
Beberapa poin utama adab diskusi di atas, perlu kita perhatikan agar suasana musyawarah maupun kegiatan bertukar pikiran bisa menemukan titik temu yang bermanfaat, yakni kebenaran. (Muhafid/R6/HR-Online)