Andries de Wilde, Sosok Pencetus Nama Kota Sukabumi

1 month ago 33

Sukabumi merupakan kota populer di Provinsi Jawa Barat. Meski luasnya hanya 48,32 kilometer persegi saja, namun memiliki banyak sekali daya tarik, termasuk pesona alam hingga jejak sejarah. Salah satunya tentang penamaan Sukabumi yang ternyata memiliki historis panjang dan berkaitan erat dengan tokoh Belanda, Andries de Wilde.

Baca Juga: Sejarah Cornelis Chastelein, Sosok di Balik Lahirnya Depok

Konon, pemilihan nama oleh Andries melalui serangkaian proses panjang. Ia bukan sekadar menentukan title semata. Melainkan turut merancangnya melalui pertimbangan geografis, kenyamanan lingkungan, hingga visi masa depan kawasan tersebut.

Mengenal Sosok Andries de Wilde

Bagi yang belum tahu, Wilde adalah seorang pria berkebangsaan Belanda yang lahir pada 21 November 1781. Ia merupakan ahli bedah yang kemudian menjadi salah satu Preanger Planters. Sebuah sebutan untuk para pengusaha perkebunan (khususnya kopi dan teh) di wilayah Priangan.

Pemilik nama lengkap Andries Christoffel Johannes de Wilde ini menetap di Bandung dan aktif dalam pengembangan ekonomi colonial. Khususnya di wilayah Hindia Belanda, termasuk di Sukabumi yang kita kenal sekarang.

Awalnya, wilayah Priangan mulai pemerintah kolonial lirik karena potensinya dalam menghasilkan kopi berkualitas. VOC, sebagai kongsi dagang Belanda, sangat membutuhkan komoditas tersebut untuk memenuhi permintaan pasar dunia.

Gubernur Jenderal Van Riebek dan penggantinya, Zwadecroon, mendorong perluasan lahan perkebunan kopi di berbagai wilayah. Pada tahun 1709, Van Riebek bahkan melakukan inspeksi ke kebun kopi di wilayah Cibalagung (Bogor), Cianjur, dan sekitarnya. Tujuannya tentu memastikan produktivitas lahan.

Puluhan tahun kemudian, tepatnya pada 25 Januari 1813, Wilde melakukan pembelian lahan di wilayah Sukabumi. Ia membeli seluas lima per dua belas bagian dari keseluruhan tanah yang ada di kawasan tersebut.

Sebelum berstatus sebagai kota seperti sekarang, wilayahnya hanyalah dusun kecil bernama Goenoeng Parang (sekarang menjadi Kelurahan Gunungparang). Daerah ini perlahan tumbuh menjadi beberapa desa, di antaranya adalah Cikole dan Parungseah. Saat membeli, harga yang Wilde bayarkan pun cukup fantastis, yakni 58 ribu ringgit Spanyol.

Wilayahnya berbatasan langsung dengan lereng Gunung Gede Pangrango di utara. Ada Sungai Cimandiri di selatan dan Keresidenan Jakarta serta Banten di barat. Sementara sisi timur berbatasan dengan Sungai Cikupa. Tanah ini kelak menjadi bagian penting dari pengembangan kawasan Sukabumi yang kita kenal sekarang.

Penamaan Soekabumi Era Andries

Nama Sukabumi pertama kali Andries de Wilde perkenalkan secara resmi. Tepat pada 13 Januari 1815, setelah ia menulis surat kepada rekannya yang bernama Pieter Englhard. Dalam suratnya, de Wilde mengajukan permohonan agar nama wilayah Tji Colle berganti menjadi Soekaboemi.

Permintaan ini terkirim ke pihak pemerintah Hindia Belanda sebagai bentuk inisiatif pribadi de Wilde. Sekaligus sebagai upaya branding kawasan tersebut yang mulai berkembang menjadi pusat ekonomi baru.

Baca Juga: Sejarah Nyimas Ratu Ayu Kawunganten, Punya Peran Besar Bagi Berdirinya Banten

Permintaannya pun mendapat balasan positif, dan sejak saat itu sebagian wilayah Tji Colle resmi berubah nama menjadi Soekaboemi. Adapun sisanya tetap menggunakan nama Cikole yang kemudian menjadi salah satu kecamatan di Kota Sukabumi sekarang.

Punya Makna Besar

Penamaan Sukabumi ternyata bukan sekadar nama biasa. Ada makna mendalam yang terkandung di dalamnya. Sebagian ahli bahasa meyakini bahwa nama “Sukabumi” berasal dari dua kata dalam bahasa Sunda. Di mana suka artinya “senang” dan bumen berarti “menetap”.

Hal yang kemudian bermakna “tempat mengesankan membuat orang senang untuk tinggal”. Ini tersirat jelas dalam surat Andries de Wilde yang mencantumkan nama Soeka Boemi dalam dua suku kata. Seolah menegaskan kesannya kala menginap di kampung Tji Colle.

Namun ada pula pendapat yang menyebutkan bahwa nama tersebut berasal dari bahasa Sanskerta. Kata suka berarti kesenangan atau kebahagiaan. Di sisi lain, bumi berarti tanah atau dunia. Maka “Sukabumi” dapat kita artikan sebagai “bumi kebahagiaan” atau “tanah yang menyenangkan.”

Mengalami Perkembangan Pesat

Setelah namanya resmi digunakan, Sukabumi terus berkembang. Pada 1 April 1914, pemerintah Hindia Belanda mengangkat Sukabumi menjadi Burgerlijk Bestuur dengan status Gemeente (Kotapraja).

Keputusan tersebut tidak datang tanpa alasan. Kota Sukabumi saat itu telah menjadi tempat tinggal bagi banyak warga Belanda dan Eropa. Semuanya hampir memiliki perkebunan besar di wilayah Kabupaten Sukabumi bagian selatan. Mereka membutuhkan pusat pemerintahan yang dapat memberikan pelayanan administratif secara lebih terorganisir dan eksklusif.

Transformasi Sukabumi menjadi kota kotapraja turut menandai pentingnya wilayah ini dalam jaringan perkebunan dan logistik kolonial. Akses transportasi, perdagangan, serta fasilitas umum mulai berkembang pesat sejak masa itu. Bahkan terus berlanjut hingga Sukabumi menjadi kota yang kita kenal sekarang.

Baca Juga: Mengungkap Sejarah Pangeran Srindoyo, Sosok Alam Gaib yang Mengalami Proses Pengislaman di Cilacap

Sementara itu, sosok di balik penamaan kota, Andries de Wilde, wafat pada 27 April 1865. Ia meninggalkan jejak yang tak bisa masyarakat lupakan dalam sejarah Jawa Barat, khususnya Sukabumi. Bahkan rumah dan gudang yang dulu ia miliki kini telah berubah fungsi menjadi kantor Pemerintah Kota Bandung. Warisan fisik itu menjadi saksi bisu kiprah de Wilde selama berada di Hindia Belanda. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |