harapanrakyat.com,- Desa Timun, sebuah animasi yang memadukan seni tradisional wayang kulit dengan teknologi modern, kini mendunia. Animasi ini berhasil memikat generasi muda, sekaligus membawa budaya Indonesia ke panggung internasional.
Ternyata, di balik kesuksesan ini, ada peran besar Daud Nugraha, animator berbakat yang menciptakan karya unik tersebut.
Kecintaan Daud terhadap wayang kulit tumbuh sejak kecil. Orang tuanya memperkenalkan wayang sebagai bagian dari budaya lokal.
Meskipun hanya bermain dengan alat sederhana, Daud terus berimajinasi menjadi seorang dalang. Inspirasi tambahan datang dari ilustrasi Jepang, namun ia tetap memilih melestarikan warisan budaya Indonesia.
Baca Juga: Sejarah Wayang Madya, Kesenian Unik Indonesia dan Karakternya
Dorongan ini membuatnya semakin mendalami seni tradisional, dan akhirnya menemukan cara baru untuk menghidupkan wayang kulit.
Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB menjadi tempat Daud memadukan tradisi wayang dengan teknologi animasi. Melalui proyek Desa Timun, ia berhasil membawa seni tradisional Indonesia ke panggung internasional. Karya ini menjadi peluang baru bagi seni wayang untuk dikenal dan dinikmati generasi muda.
Animasi Wayang Kulit Menembus Batas Negara
Animasi Wayang Kulit Desa Timun tidak hanya populer di Indonesia, tetapi juga menarik perhatian dunia, termasuk Jepang dan India.
Di Jepang, animasi ini sukses berkat dubbing dalam bahasa lokal, memberikan pengalaman unik bagi penonton. Sementara di India, film ini memikat ribuan anak-anak saat diputar perdana di Jaipur International Film Festival.
Antusiasme luar biasa, terlihat ketika para siswa bersemangat meminta tanda tangan dari pembuat film.
Daud berencana memperluas karya dengan membuat serial baru, seperti Ijo dan Mas yang ia adaptasi dari cerita rakyat Indonesia. Namun, untuk saat ini, fokus utamanya tetap pada Desa Timun sebagai Intellectual Property (IP).
Ia mengibaratkan pengembangan IP seperti merawat anak, membutuhkan perhatian penuh agar tumbuh dan dikenal luas. Strategi ini penting untuk memperkuat pengenalan terhadap Desa Timun sebelum meluncurkan karya baru lainnya.
Desa Timun membuktikan bahwa seni tradisional, khususnya wayang kulit masih relevan jika mengemasnya dengan inovasi modern seperti animasi. Animasi ini menjadi media edukasi yang efektif dalam memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia.
Keberhasilannya memberikan inspirasi bagi seniman lain, untuk mengembangkan karya lokal yang bisa bersaing di panggung global. Dengan perpaduan tradisi dan teknologi, Desa Timun menciptakan ruang baru bagi seni tradisional untuk tetap hidup.
Keberhasilan animasi wayang kulit Desa Timun, membawa optimisme bagi perkembangan industri kreatif dan IP di Indonesia. Karya ini menjadi contoh nyata bagaimana inovasi mampu menghidupkan kembali seni tradisional.
Baca Juga: Jabar Promosikan Wayang Golek dan Kain Geulis di Expo Dubai
Sehingga, dengan daya tarik yang universal, Desa Timun tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga penghubung budaya antara generasi muda Indonesia dan dunia. Perjalanan ini diharapkan terus memberikan kontribusi positif bagi pengembangan budaya lokal di tingkat internasional. (Feri Kartono/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)