Asal Usul Gerakan Mahasiswa 1998, Bentuk Ketidakpuasan Publik terhadap Rezim Orde Baru

4 hours ago 8

Asal usul gerakan mahasiswa 1998 masih kerap diperbincangkan hingga sekarang. Bagaimana tidak, gerakan 1998 merupakan puncak perlawanan mahasiswa dan rakyat terhadap rezim Orde Baru. Peristiwa tersebut bukan hanya rangkaian demonstrasi, melainkan simbol perlawanan atas ketidakadilan, penindasan, serta krisis berkepanjangan.

Baca Juga: Kisah Habibie Turunkan Dolar, Sempat Diremehkan tapi Sukses Kendalikan Krisis

Momen tersebut bahkan turut menjadi titik balik penting dalam sejarah bangsa karena berujung pada berhentinya Soeharto dari jabatan Presiden RI. Tepatnya pasca 32 tahun memegang kekuasaan di Indonesia.

Asal Usul Gerakan Mahasiswa 1998 dan Latar Belakangnya

Aksi mahasiswa 1998 tidak muncul secara tiba-tiba. Ini lahir dari akumulasi kekecewaan panjang masyarakat terhadap sistem pemerintahan Orde Baru yang otoriter, sentralistik, serta sarat praktik KKN.

Bermula pada bulan Mei 1998, Indonesia mengalami guncangan besar akibat krisis finansial. Krisis yang kala itu melanda Asia Timur, Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Kondisi tersebut berdampak langsung pada perekonomian nasional. Nilai tukar rupiah terjun bebas, harga kebutuhan pokok melonjak tajam, bahkan banyak perusahaan gulung tikar. Akibatnya, angka pengangguran serta kemiskinan meningkat drastis.

Di tengah kondisi ekonomi yang memburuk, perilaku elite pemerintahan Orde Baru justru korup dan tidak transparan. Praktik korupsi yang melibatkan keluarga hingga kroni-kroni penguasa menimbulkan kemarahan publik. Masyarakat semakin kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah yang gagal melindungi kepentingan rakyat.

Situasi politik juga menjadi pemicu utama. Pada April 1998, Soeharto kembali terpilih sebagai Presiden Indonesia untuk masa jabatan 1998–2003 melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Di sisi lain, B.J. Habibie sebagai Wakil Presiden.

Terpilihnya Soeharto untuk ketujuh kalinya secara berturut-turut memperkuat anggapan bahwa demokrasi hanya menjadi formalitas. Sementara kekuasaan tetap terpusat pada satu figur saja. Menyikapi kondisi tersebut, mahasiswa dari berbagai universitas di seluruh Indonesia mulai melakukan konsolidasi. Hingga akhirnya menggelar aksi demonstrasi secara masif.

Tuntutan dari Gerakan Mahasiswa 1998

Tak hanya terkait asal usul, tuntutan dari agenda gerakan mahasiswa 1998 tak kalah penting. Aksi Mahasiswa 1998 membawa agenda reformasi yang jelas dan terstruktur.

Baca Juga: Sejarah Partai Golkar: Eksis Sejak Zaman Orba, Idenya Sudah Ada Tahun 1940

Salah satunya para demonstran menuntut agar pemilihan umum kembali diselenggarakan secara jujur dan adil. Tak sampai di sana, mahasiswa mendesak pemerintah mengambil langkah konkret untuk mengatasi krisis ekonomi. Beberapa tuntutan utama mahasiswa antara lain:

  • Mengadili Soeharto beserta kroni-kroninya.
  • Melakukan amandemen UUD RI Tahun 1945.
  • Menghapus dwifungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
  • Tuntutan pelaksanaan otonomi daerah seluas-luasnya.
  • Penegakan supremasi hukum.
  • Pembentukan pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Menimbulkan Berbagai Tragedi Kemanusiaan

Dalam pelaksanaannya, asal usul gerakan mahasiswa 1998 tidak selalu berjalan damai. Kompleks Parlemen serta gedung-gedung DPRD di berbagai wilayah menjadi sasaran aksi. Demonstrasi berlangsung hampir setiap hari dan sering kali berhadapan langsung dengan aparat keamanan.

Beberapa organisasi yang populer pada masa itu antara lain Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ) dan Forum Kota. Tekanan politik yang terus meningkat akhirnya mencapai puncaknya pada 21 Mei 1998. Tepat ketika Soeharto secara resmi mengundurkan diri dari jabatan Presiden.

Posisi tersebut kemudian diambil alih oleh Bacharuddin Jusuf Habibie yang menandai tercapainya salah satu tuntutan utama gerakan reformasi. Kendati demikian, lengsernya Soeharto tidak serta-merta menghentikan kekerasan. Berbagai tragedi kemanusiaan tetap terjadi hingga meninggalkan luka mendalam dalam perjalanan reformasi. Meliputi:

1. Tragedi Trisakti

Salah satu peristiwa paling memilukan terkait asal usul gerakan mahasiswa adalah Tragedi Trisakti yang terjadi pada 12 Mei 1998. Saat itu, mahasiswa Universitas Trisakti melakukan aksi demonstrasi dengan berjalan menuju Gedung MPR/DPR. Dalam aksinya, aparat keamanan melepaskan tembakan ke arah demonstran.

Akibatnya, 4 mahasiswa tewas dan sejumlah lainnya mengalami luka-luka. Mereka yang gugur adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan dan Hendriawan Sie. Keempatnya kemudian dikenang sebagai “Pahlawan Reformasi”.

2. Tragedi Semanggi

Selanjutnya, pasca pengunduran diri Soeharto, harapan akan perubahan ternyata belum sepenuhnya terwujud. Kekerasan terhadap rakyat dan mahasiswa masih terjadi, puncaknya di Tragedi Semanggi. Tragedi ini berlangsung dalam dua tahap, pertama 11–13 November 1998 dan kembali terjadi 24 September 1999. Peristiwa tersebut memperkuat pandangan bahwa agenda reformasi belum mencapai tujuan akhirnya.

Baca Juga: Sejarah Lahirnya TVRI, Pernah Menjadi Alat Propaganda Orde Baru

Asal usul gerakan mahasiswa 1998 merupakan tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Hal yang menjadi wujud nyata keberanian mahasiswa dalam memperjuangkan perubahan. Meskipun berhasil menjatuhkan Soeharto, perjuangan reformasi menyisakan banyak catatan kelam. Oleh karena itu, asal usul gerakan mahasiswa 1998 tidak hanya patut dikenang sebagai sejarah. Lebih dari itu, ini wajib menjadi pelajaran agar demokrasi, keadilan dan kemanusiaan terus terjaga. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |