Auj bin Unuq tidak tersirat secara eksplisit di dalam kitab suci Al Quran. Meski begitu, kisahnya cukup melegenda di telinga umat muslim. Hal ini karena tokoh tersebut muncul di sejumlah kisah mitologi maupun literatur Islam kuno.
Baca Juga: Kisah Pohon Sahabi, Tempat Berteduh Rasulullah SAW
Oleh karena itu, tokoh ini perlu kita kupas tuntas secara lebih mendalam. Apakah tokoh ini memang ada atau hanya mitos belaka. Untuk informasi lebih lanjut, bisa ikuti terus uraian di bawah ini.
Auj bin Unuq dalam Mitologi dan Literatur Islam Kuno
Tokoh ini disebutkan terlahir 100 tahun sebelum wafatnya Nabi Adam. Putri dari Nabi Adam yang bernama Anaq adalah ibu Auj.
Banyak juga yang mengatakan ia terlahir dari hasil perzinahan karena tanpa melalui pernikahan. Ada juga yang menyebutnya sebagai orang kafir yang kejam, jahat, tidak berkeprimanusiaan dan sombong.
Posturnya pun tidak seperti manusia lainnya karena ukurannya raksasa dan memiliki kekuatan luar biasa. Bahkan kakinya bisa menjejal dasar laut dan kepalanya menjulang di atas awan.
Saking besarnya, ada yang menyebut Auj bin Unuq bisa mengambil ikan yang ada di dalam lautan. Lalu membakarnya di bawah matahari.
Selain itu, ada juga yang mengatakan, saat ia duduk membutuhkan tempat berukuran 1000 x 1000 meter. Di tiap tangannya ada 10 jari dengan tiap jari berukuran 3 hasta. Lalu di tiap jarinya ada 2 kuku.
Lebih lanjut, ada yang mengatakan umurnya mencapai 3.800 tahun. Tingginya hingga 23.330 hasta. Dengan postur dan kekuatan tersebut, ia menentang kekuasaan Allah SWT maupun nabi-nabi-Nya.
Raksasa ini sering disebut di berbagai kitab sejarah kuno. Terlebih lagi dalam konteks pertempuran saat melawan nabi-nabi.
Kisah Auj dan Nabi Nuh
Dalam buku berjudul Kisah Para Nabi hasil karya Imam Ibnu Katsir, Auj bin Unuq telah ada semenjak masa Nabi Nuh hingga Nabi Musa. Saat Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat bahtera dalam menghadapi banjir, raksasa ini jadi penolongnya.
Raksasa ini membantu Nabi Nuh untuk mendapatkan kayu dalam membuat perahu. Sebagai imbalan Nabi Nuh memberinya roti.
Awalnya raksasa tersebut menertawakan Nabi Nuh karena roti tidak membuatnya kenyang. Namun Nabi Nuh memintanya untuk membaca basmalah.
Karena hal itu, hanya dengan setengah roti saja, ia sudah kenyang. Saat ingin diberi setengah rotinya lagi, ia menolaknya dan membantu Nabi Nuh untuk mendapatkan kayu.
Namun hal tersebut hanya mitos atau kisah dongeng semata karena tidak ada dasar yang kuat. Ada juga yang menyebut Auj bin Unuq pernah memohon kepada Nabi Nuh untuk mendapatkan tempat di dalam bahtera agar selamat dari bencana banjir.
Akan tetapi, Nabi Nuh menolaknya. Ketika banjir datang, airnya tidak sampai lutut Auj. Ia pun masih hidup sampai tiba masa Nabi Musa.
Baca Juga: Syits bin Adam, Pewaris Cahaya Kenabian
Tak hanya itu, ada juga kisah yang menyebut raksasa ini pernah menghina bahtera buatan Nabi Nuh. Ia menyebut bahteranya seperti mangkok dan menertawakannya. Ia memiliki perlakuan dan dan perkataan kasar.
Namun lagi-lagi kisahnya tidak memiliki landasan yang kuat. Untuk itu, kisah raksasa tersebut seringkali dianggap sebagai mitos saja.
Bertentangan dengan Al Quran
Kisah Auj bin Unuq rupanya bertentangan dengan kitab suci Al Quran. Lebih tepatnya pada surat As-Safaat ayat 80-82.
Ayat tersebut berisikan balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Kemudian orang-orang yang tidak beriman akan ditenggelamkan.
Hal ini memperlihatkan bahwa bencana banjir pada masa Nabi Nuh menenggelamkan semua orang yang tidak beriman. Orang yang selamat hanyalah umat beriman yang ada di bahtera Nabi Nuh.
Bertentangan dengan Hadits
Auj bin Unuq bukan hanya bertentangan dengan Al Quran saja, melainkan juga hadits. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa Allah SWT menciptakan Adam setinggi 60 hasta.
Seiring berjalannya waktu, tinggi manusia semakin berkurang hingga saat ini. Karena hal itu, tidak mungkin ada makhluk yang tingginya melebihi Nabi Adam SAW setelahnya.
Baca Juga: Kisah Nabi Hanzhalah, Penakluk Burung Raksasa Pemakan Hewan dan Manusia
Berkaitan dengan hal tersebut, Ibnu Katsir memiliki pandangan tersendiri yang ia tuangkan lewat bukunya. Ia menilai bahwa kisah raksasa bernama Auj bin Unuq hanyalah mitos belaka. Kisah tersebut dibuat oleh beberapa pelaku dosa dan orang zindik yang jadi musuh Nabi Muhammad SAW. (R10/HR-Online)