Dedi Mulyadi Temui Keluarga Siswa SMA yang Diduga Korban Bullying di Garut, Janji Usut Tuntas!

16 hours ago 11

harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menemui langsung Ibu dan Ayah dari Almarhum PN, siswa SMA yang diduga korban bullying atau perundungan di sekolah. PN merupakan siswa kelas 10 SMAN 6 Garut. Ia ditemukan meninggal dunia oleh keluarganya pada Senin subuh (14/07/2025) lalu.

Kepergian PN yang mendadak dan dalam kondisi tidak wajar menimbulkan banyak pertanyaan. Dugaan sementara menyebutkan bahwa kematian PN berkaitan dengan tekanan sosial dan bullying yang ia alami di lingkungan sekolah.

Dedi Mulyadi datang ke rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa secara langsung dan mendengarkan cerita lengkap dari pihak keluarga. Gubernur Jabar pun menyatakan akan mengambil langkah cepat untuk menelusuri akar masalah yang menyebabkan Priya tertekan.

Baca Juga: Mahar Tak Biasa Putra KDM Maula Akbar untuk Wabup Garut Putri Karlina, Apa Saja?

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Pastikan Kasus Siswa SMA yang Diduga Korba Bullying di Garut Diusut Hingga Tuntas

Melalui unggahan video terbaru di akun TikTok pribadinya @dedimulyadiofficial, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, mengonfirmasi bahwa tengah menemui langsung orang tua PN.

Berdasarkan informasi dari pihak keluarga dan unggahan di media sosial, Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa kematian PN diduga kuat disebabkan oleh keputusasaan yang berakar dari pengalaman perundungan di sekolah.

Dedi menambahkan bahwa tekanan itu semakin berat saat nilai akademis PN menurun, yang bisa jadi memperparah kondisi mentalnya.

“Ini saya sudah menemui Ibu dan Ayahnya Almarhum PN, yang meninggal karena keputusasaan dan berdasarkan apa yang disampaikan di media sosial yang ibu sampaikan,” kata Dedi Mulyadi, Kamis (17/07/2025).

Gubernur Dedi Mulyadi juga mengungkapkan bahwa PN juga menerima kabar bahwa ia tidak naik kelas. Hal ini menambah beban emosional yang sebelumnya sudah menumpuk akibat perundungan dan tekanan akademik.

Kondisi ini menjadi titik kritis yang diduga menyebabkan keputusasaan mendalam pada diri Priya.

“Dan kemudian juga keprustasiannya dinyatakan tidak naik di sekolah, itu mengakibatkan dia semakin putus asa,” ungkap Dedi Mulyadi.

Sebagai bentuk tindak lanjut, Dedi Mulyadi berkomitmen untuk memediasi pertemuan antara keluarga PN dan pihak sekolah. Pertemuan ini akan melibatkan wali kelas dan guru mata pelajaran, khususnya guru fisika yang disebut dalam laporan orang tua.

Tujuannya adalah untuk menggali lebih dalam akar persoalan yang mungkin terjadi selama proses belajar-mengajar di sekolah.

Seluruh Pihak Diminta Menahan Diri dalam Kasus Siswa SMA Diduga Jadi Korban Bullying di Garut

Dedi Mulyadi menegaskan bahwa seluruh pihak diminta untuk menahan diri dan tetap tenang sambil menunggu proses penyelidikan dan mediasi kasus bullying tersebut.

Ia menyampaikan komitmen penuh bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mengawal kasus ini hingga tuntas agar tidak terjadi hal serupa di masa mendatang.

“Untuk itu semua pihak untuk tenang insyaallah Gubernur Jawa Barat akan menangani masalah ini sampai tuntas,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 6 Garut, Dadang Mulyadi membantah telah terjadi bullying di sekolahnya yang menyebabkan PN mengakhiri hidup. Ia menyebut, kasus tersebut bermula saat PN dinyatakan tak naik kelas.

Baca Juga: Fakta Baru Dugaan Bullying Siswa SMA Berujung Maut di Garut, Kepsek Beberkan Kronologi-Polisi Periksa 5 Saksi

“Munculnya kata pembullyan itu setelah anak tidak naik kelas. Itu sebenarnya kronologisnya, yang katanya anaknya itu dikucilkan, itu sebenarnya tidak ada. Buktinya ada malahan diskusi dan apanya itu, bahkan ada foto,” ujar Dadang, (Erna Ayunda/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |